11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Membaca
1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997: 49. Disebut reseptif
karena  dengan  membaca,  seseorang  akan  dapat  memperoleh  informasi, memperoleh  ilmu  dan  pengetahuan  serta  pengalaman-pengalaman  baru.
Dengan demikian membaca menjadi unsure yang penting bagi perkembangan pengetahuan manusia.
Burns  dalam  Haryadi  dan  Zamzani,  1996:  32  berpendapat,  membaca sebagai  suatu  proses  merupakan  semua  kegiatan  dan  teknik  yang  akan
ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan yang melalui tahap-tahap tertentu. Lebih lanjut Henry Guntur Tarigan 2008: 7 berpendapat, membaca
adalah  salah  satu  proses  yang  dilakukan  serta  dipergunakan  oleh  pembaca untuk  memperoleh  pesan  yang  hendak  disampaikan  oleh  penulis  melalui
media  kata-kata  atau  bahasa  lisan.  Sejalan  dengan  Budi  Artati  2007:  06 menyatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh  pembaca  untuk  memperoleh  pesan  yang  hendak  disampaikan  oleh penulis melalui media kata. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha oleh
pembaca untuk memperoleh pesan. Syafi’ie  dalam  Farida  Rahim,  2005:  2  mengatakan  tiga  komponen
dalam  proses  membaca  yaitu  recording,  decoding,  dan  meaning.  Recording
12 merujuk  pada  kata-kata  dan  kalimat,  kemudian  mengasosiasikannya  dengan
bunyi-bunyinya  sesuai  dengan  sistem  tulisan  yang  digunakan,  sedangkan proses  decoding  penyandian  merujuk  pada  proses  penerjemahan  rangkaian
grafis  kedalam  kata-kata.  Proses  recording  dan  decoding  biasanya berlangsung  pada  kelas-kelas  awal,  yaitu  SD  kelas  I  dan  II  yang  dikenal
dengan istilah membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi peserta didik sekolah dasar kelas awal, Masnur
Muslich  Suyono 2010: 41. Menurut  Supriyadi,  dkk.  2009:  117  mengatakan  kemampuan
membaca  pada  siswa  kelas  1,  diartikan  sebagai  kemampuan  mengubah lambang-lambang  tertulis  menjadi  bunyi-bunyi  atau  suara-suara  yang
bermakna.  Hal  yang  senada  juga  diungkapkan  oleh  Henry  Guntur  Tarigan 2008:  10  kemampuan  membaca  adalah  suatu  kemampuan  yang  kompleks,
yang  rumit,  yang  mencakup  atau  melibatkan  serangkaian  kemampuan- kemampuan  yang  lebih  kecil.  Kemampuan  membaca  mencakup  tiga
komponen  yaitu:  1  pengenalan  terhadap  aksara  serta  tanda-tanda  baca,  2 korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan  unsur
–unsur linguistik yang formal, dan 3 hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.
Sejalan  dengan  Enny  Zubaidah  2015:  9  kegiatan  dalam  membaca permulaan  masih  lebih  ditekankan  pada  pengenalan  dan  pengucapan
lambang-lambang  bunyi  yang  berupa  huruf,  kata,  dan  kalimat  dalam  bentuk sederhana.  Pengucapan  tersebut  akan  lebih  bermakna  jika  dapat
membangkitkan  makna  seperti  dalam  pembicaraan  lisan.  Latar  belakang
13 pengalaman  siswa  juga  sudah  berpengaruh  dalam  pengembangan  kosakata
dan konsep dalam membaca permulaan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kemampuan membaca
permulaan  merupakan  kecakapan  siswa  dalam  mengenal  lambang  tulisan, berbagai  rangkaian  huruf,  suku  kata  dalam  suatu  kata  atau  kalimat  dengan
penggunaan  lafal  dan  intonasi  yang  tepat  secara  jelas  dan  lancar.  Penelitian ini  sesuai  dengan  pengertian  tentang  membaca  permulaan  yaitu  membaca
permulaan  merupakan  kemampuan  membaca  awal  agar  siswa  dapat melafalkan  lambang-lambang  tertulis  menjadi  bunyi-bunyi  bermakna  untuk
selanjutnya siswa dapat membaca lanjut. 2.
Tujuan Membaca Permulaan Tujuan  membaca  permulaan  menurut  Sabarti  Akhadiah  1991:  30
adalah sebagai berikut. a.
Agar  siswa  memiliki  kemampuan  memahami  dan  menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar.
b. Agar siswa memiliki kemampuan dasar untuk dapat membaca lanjut.
Menurut  Herusantoso  dalam  Saleh  Abbas,  2006:  103  menyebutkan tujuan membaca permulaan yaitu:
a pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca,
b mampu  memahami  dan  menyuarakan  kalimat  sederhana  yang
diucapkan dengan intonasi yang wajar, dan c
membaca kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.
14 Sedangkan  menurut  Soejono  dalam  Azhar  Arsyad,  2006:  12,
pengajaran membaca permulaan, memiliki tujuan yang memuat hal-hal  yang harus dikuasai siswa secara umum, yaitu: a mengenalkan siswa pada huruf-
huruf  dalam  abjad  sebagai  tanda  suara  atau  tanda  bunyi,  b  melatih kemampuan  siswa  untuk  mengubah  huruf-huruf  dalam  kata  menjadi  suara,
dan  c  pengetahuan  huruf-huruf  dalam  abjad  dan  kemampuan  menyuarakan wajib  untuk  dapat  dipraktikkan  dalam  waktu  singkat  ketika  siswa  belajar
membaca lanjut. Sejalan  dengan  Iskandarwassid  dalam  Istarocha,  2012:  14
menyampaikan  tujuan  pembelajaran  membaca  permulaan  bagi  peserta  didik adalah sebagai berikut.
a. Mengenali lambang-lambang simbol-simbol bahasa.
b. Mengenali kata dan kalimat.
c. Menemukan ide pokok dan kata kunci.
d. Menceritakan kembali isi bacaan pendek.
Berdasarkan  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  tujuan  membaca permulaan adalah untuk mengenalkan pada siswa mengenal lambang tulisan,
berbagai  rangkaian  huruf,  suku  kata  dalam  suatu  kata  atau  kalimat  dengan penggunaan  lafal  dan  intonasi  yang  tepat  secara  jelas  dan  lancar,  serta
menemukan  ide  pokok  dan  untuk  dapat  menceritakan  kembali  isi  bacaan. Tujuan  membaca  dalam  penelitian  ini  adalah  untuk  mengajarkan  siswa  agar
dapat  mengenal  lambang tulisan, berbagai  rangkaian huruf, suku kata dalam
15 suatu  kata  atau  kalimat  dengan  penggunaan  lafal  dan  intonasi  yang  tepat
secara jelas dan lancar. 3.
Aspek Membaca Permulaan Henry  Guntur  Tarigan  2008:  24-25  menjelaskan  beberapa  aspek
kemampuan membaca permulaan adalah sebagai berikut. a.
Penggunaan  ucapan  yang  tepat.  Ucapan  harus  sesuai  dengan  yang dibaca dan jelas sehingga pendengar memahami makna bacaan yang
dibaca. b.
Penggunaan  frasa  yang  tepat.  Frasa  yang  tepat  sangat  diperlukan agar isi bacaan dapat tersampaikan dengan baik.
c. Penggunaan  intonasi,  nada,  lafal,  dan  tekanan  yang  tepat.  Saat
membaca diperlukan menggunakan intonasi, nada, lafal dan tekanan yang tepat agar mudah dimengerti oleh pendengar.
d. Membaca  dengan  suara  yang  jelas  dalam  hal  pelafalan  atau
pengucapan  kata  atau  kalimat.  Kejelasan  suara  diperlukan  saat membaca agar tidak salah penafsiran oleh pendengar.
e. Sikap membaca yang baik.
f. Membaca  dengan  penuh  perasaan  dan  ekspresif.  Pembaca
mengahayati  bacaan  yang  dibacanya  sehingga  pesan  dari  bacaan tersebut dapat tersampaikan dengan baik oleh pendengar.
g. Menguasai  tanda  baca.  Saat  membaca  harus  memperhatikan  tanda
baca yang benar. h.
Membaca dengan lancar. Membaca tanpa terbata-bata dimaksudkan agar  pendengar  memahami  yang  disampaikan  pembaca  kepada
pendengar agar tidak salah menangkap makna dari isi bacaan. i.
Memperhatikan kecepatan membaca. Pembaca harus memperhatikan kecepatan  dalam  membaca  supaya  pendengar  memahami  bacaan
dengan  seksama.  Dalam  membaca  tidak  boleh  telalu  cepat  ataupun terlalu lambat.
j. Membaca  denga  tidak  terpaku  pada  teks  bacaan.  Saat  membaca,
pembaca  sesekali  harus  melihat  pendengar  seolah-olah  berinteraksi dengan pendengar.
k. Membaca  dengan  percaya  diri.  Membaca  dibutuhkan  rasa  percaya
diri  agar  tidak  memperngaruhi  penampilan  dan  kelancaran  saat membaca.
16 Sedangkan  Darmiyati  Zuchdi  dan  Budiasih  1997:  140  menyatakan
butir-butir yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran membaca permulaan adalah sebagai berikut.
a. Ketepatan menyuarakan tulisan
b. Kewajaran lafal.
c. Kewajaran intonasi.
d. Kelancaran.
e. Kejelasan suara.
Sabarti  Akhadiah  1993:  146  mengatakan  aspek  kemampuan membaca permulaan meliputi: a lafal, b kelancaran, c kejelasan suara, dan
d  intonasi.  Hal  senada  juga  di  ungkapkan  Dalman  2013:  65  bahwa beberapa  aspek  kemampuan  membaca  pada  siswa  kelas  I  yang  harus
diperhatikan adalah sebagai berikut. a.
Mempergunakan ucapan yang tepat. b.
Mempergunakan frasa yang tepat c.
Mempergunakan  intonasi  suara  yang  wajar  agar  makna  mudah dipahami.
d. Menguasai  tanda-tanda  baca  sederhana  seperti  titik  .,  koma  ,,
tanda Tanya ?, dan tanda seru . Berdasarkan  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  aspek  membaca
permulaan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  disesuaikan  dengan perkembangan membaca siswa kelas I SD. Pada membaca permulaan, aspek
yang  digunakan  masih  terkait  dengan  pengucapan.  Aspek  yang  digunakan
17 dalam  penelitian  ini  adalah  sebagai  berikut:  a  lafal,  b  kelancaran,  c
kejelasan suara, dan d intonasi.
B. Karakteristik Peserta Didik Kelas I  SD