35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Model Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas menurut Arikunto 2010:129 adalah salah satu strategi pemecahan masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, dijelaskan oleh Suhardjono Arikunto, 2009: 61 tujuan tersebut adalah :
a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses serta hasil pendidikan, dan
pembelajaran di sekolah. b.
Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
c. Meningkatkan sikap profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK kolaboratif karena peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V di SD
Negeri Imogiri untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode pembelajaran eksperimen.
36
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas V SD N Imogiri. Pada awalnya peneliti mengobservasi permasalahan yang
ditemukan dalam kelas V yang terjadi pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab dari
permasalah. Kemudian peneliti bersama guru kelas bersama-sama menyusun rancangan tindakan yang pelaksanaannya dilakukan oleh guru kelas yang
bersangkutan. Saat pelaksanaan peneliti bertugas sebagai observer dengan mengamati jalannya kegiatan pembelajaran sedangkan guru kelas V sebagai
pelaksana proses pembelajaran dengan metode eksperimen yang rancangan tindakannya telah disusun bersama pada kegiatan persiapan.
2. Desain Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli tersebut
mengembangkan model Kurt Lewin bahwa di dalam penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: perencanaan planning, tindakan acting,
pengamatan observing, dan refleksi reflecting. Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus
atau kegiatan berulang, dimana siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus pertama dan seterusnya hingga mencapai sasaran yang diharapkan peneliti.
“Siklus” inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya
satu kali intervensi saja Arikunto, 2002:83. Jangka waktu setiap siklus
37
tergantung dari konteks permasalahan. Untuk menghentikan maupun melanjutkan setiap siklusnya merupakan keputusan bersama antara peneliti dan guru kelas.
Adapun acuan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut:
Gambar 1.Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa model penelitian Kemmis dan Mc
Taggart terdiri dari empat tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan diawali dengan penemuan masalah dan merancang tindakan yang akan dilaksanakan. Secara rinci langkah yang ditempuh adalah:
1 Menemukan masalah yang ada di lapangan, pada tahap ini peneliti melakukan
tindakan observasi di dalam kelas mengamati proses pembelajaran serta
38
melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran.
2 Merencanakan langkah pembelajaran dengan metode eksperimen.
Perencanaan ini masih dapat berubah sesuai dengan perubahan dalam pelaksanaan tindakan.
3 Merancang instrumen diantaranya membuat Rencana Rancangan Pembelajara
RPP, menyusun soal tes, membuat lembar kerja siswa dan membuat pedoman observasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode
eksperimen. b.
Tindakan Tindakan merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode
eksperimen yang dilakukan oleh guru berdasarkan apa yang telah direncanakan oleh peneliti dan guru sebelumnya. Tolak ukur dari penelitian
ini adalah pelaksanaan eksperimen oleh siswa sesuai tahapan langkah yang telah disepakati.
c. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati proses pelaksanaan tindakan penelitian tindakan. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bersamaan
dengan proses pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Proses tindakan penelitian meliputi penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA
dan kendala tindakan semuanya dicatat dan didokumentasikan. Hasil dari data dalam observasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan dalam kegiatan refleksi.
39
d. Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian tindakan karena kegiatan refleksi ini akan memantapkan kegiatantindakan
untuk mengatasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang timbul dilapangan pada saat pelaksanaan tindakan.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah diperlukan tindakan perbaikan atas tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila diperlukan perbaikan maka rencana
tindakan harus diperbaiki secara maksimal agar tidak mengulangi kesalahan dari tindakan pada siklus pertama.
Setelah melakukan observasi awal dan diskusi dengan guru mengenai rencana penelitian dapat dibuat rancangan tindakan pada siklus 1 yaitu sebagai
berikut: 1.
Perencanaan Sebelum melaksanakan penelitian tindakan langkah-langkah yang
diperlukan yaitu : a.
Menentukan materi pelajaran dan sub pokok bahasan. b.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. c.
Menyiapkan sumber belajar. d.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. e.
Menyusun lembar observasi. f.
Membuat lembar kerja siswa. g.
Membuat evaluasi tiap siklus. h.
Sosialisasi kepada guru tentang tindakan yang akan dilaksanakan.
40
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. Langkah-langkah yang dilaksanakan yaitu :
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuka pelajaran.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
e. Membagi kelas menjadi kelompok kecil.
f. Membimbing siswa dalam melaksanakan praktek eksperimen.
g. Menyimpulkan hasil eksperimen.
h. Memberikan penguatan refleksi.
3. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran dan praktek eksperimen dengan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut akan menentukan langkah
selanjutnya pada siklus II sesuai dengan hasil tindakan pada pembelajaran siklus I.
41
B. Setting Penelitian