14
a Faktor Keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b Faktor Sekolah, meliputi metode mengajar, metode belajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pendidikan di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas
rumah. c
Faktor Masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar
mengajar disekolah, yang ditunjukkan dalam bentuk nilai berupa angka atau huruf dari guru kepada siswa terutama aspek kognitifnya. Sedangkan prestasi belajar
IPA berarti hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA di sekolah berupa nilai yang diberikan guru baik berupa
angka, huruf, atau pernyataan. Metode eksperimen termasuk salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa faktor
ekstern. Secara khusus faktor tersebut berasal dari sekolah.
2. Kajian tentang Pembelajaran IPA
a. Hakekat IPA
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya Darmojo 1992:3. Pengertian lain disampaikan oleh Nash
15
dalam Darmojo 1992:3 dalam bukunya The Nature of Science, bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan
bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
Rom Harre dalam Darmojo dan Kaligis 1992:4 Science is collection of well attested theories which explain the patterns and regularities among carefully
studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut : IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang
pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu : pertama, bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori, Kedua , bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam
Pendapat lain disampaikan oleh Winaputra 1992:123 dalam Usman Samantowa 2006:3 yang mengemukakan bahwa IPA tidak hanya kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa hakekat IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta untuk mendapatkannya diperlukan serangkaian metode ilmiah.
Sains secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu : 1. Proses ilmiah, misalnya mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melakukan
16
eksperimen, 2. Produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum dan teori, dan 3. Sikap ilmiah misalnya ingin tahu, hati-hati, obyektif dan jujur. Patta Bundu 2006
: 11
b. Pembelajaran IPA di SD
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
Sugihartono 2007:74. Sedangkan pembelajaran menurut Sudjana dalam Sugihartono 2007:80 adalah merupakan setiap tindakan yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan
belajar .
Belajar menurut Darmojo dan Kaligis 1993:12 mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran akan berhasil
apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar yang harmoni. Proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu arah, melainkan dari berbagai
arah multiarah sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai
sumber belajar yang ada.
Menurut De Vito, et al 1993 dalam Samantowa 2006:146 pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari
siswa. Siswa
diberikan kesempatan
untuk mengajukan
pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu
yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan skill yang diperlukan dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan
17
untuk dipelajari. Penggunaan media dalam pembelajaran akan memperbanyak
pengalaman belajar yang menarik kepada siswa.
Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam Samantowa 2006:12 didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut: mengamati apa yang
terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar. c.
Tujuan dan fungsi IPA Menurut Darmojo dan Kaligis 1992 : 6 Tujuan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar, sebagai berikut : 1
Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya.
2 Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA berupa
“keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana 3
Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran penciptaNya.
4 Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan pembelajaran IPA juga dijelaskan dalam Bundu 2006 : 18
disebutkan bahwa di negara maju, tujuan pembelajaran Sains disekolah dasar bertumpu pada hakikat Sains seperti di British Colombia, Canada menekankan
dalam kurikulum bahwa pembelajaran Sains di sekolah dasar harus :
18
1 Menumbuhkan sikap ilmiah yang sesuai encourage appropriate scientific
attitude 2
Mengembangkan kemampuan menggunakan keterampilan proses Sains develop the ability to use the processes and skills of science
3 Mengenalkan pengetahuan ilmiah introduce the scientific knowledge
4 Mengembangkan cara berpikir kritis, rasional dan kreatif promote critical,
rational, and creative thingking
d. Ruang lingkup IPA