27
eksperimen selesai siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang kegiatan eksperimennya.
3 Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen.
Kegiatan tindak lanjut ini merupakan tindakan pasca pelakasanaan metode ekseperimen. Kegiatan itu meliputi guru dan siswa mendiskusikan hambatan
dan hasil-hasil eksperimen. Selanjutnya, membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau sarana lainnya. Kegiatan ini ditutup dengan evaluasi
akhir oleh guru.
4. Karakteristik Siswa SD Kelas V
Setiap manusia mengalami proses pertumbuhan dan perkembagan. Perkembangan individu menurut Hurlock Rita, 2008 :1 adalah merupakan pola
gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi
akibat dari kematangan dan pengalaman. Adapun perubahan- perubahan dalam perkembangan individu merupakan hasil dari proses-proses biologis, kognitif dan
sosio-emosional yang saling berkaitan. Proses biologis meliputi perubahan pada sifat fisik individu yang semakin bertambah usia akan mengarah kepada
kematangan. Untuk proses kmognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu, sedangkan proses sosio-emosional meliputi
perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya. Tahap perkembangan kognitif berpikir individu menurut Piaget dalam
Budiningsih 2005: 37-39 melalui empat stadium, yaitu :
28
1 Sensorimotorik 0-2 tahun
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan
dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan obyek
sekitarnya. Anak baru mampu mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara sehingga suka memperhatikan sesuatu lebih lama. Selain itu anak sudah
mampu mendefinisikan
sesuatu dengan
memanipulasinya, anak
memperhatikan objek sebagai hal yang tetap sehingga ia sering ingin merubah tempatnya. Pada tahap ini anak cenderung mengulangi kegiatan memegang
sebuah benda kemudian memindahkan letak benda tersebeut bahkan sampai melemparkannya untuk mengenal benda tersebut.
2 Praoperasional 2-7 tahun
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini
dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional umur 2-4 tahun, anak telah mampu menggunakan bahasa
dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini
adalah anak masih memiliki self counter yang sangat menonjol. Anak juga baru dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan
mencolok sehingga ia belum mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda. Namun ia sudah mampu mengumpulkan barang-barang
29
menurut kriteria termasuk kriteria yang benar bahkan dapat menyusun benda- benda secara berderet, tetapi belum dapat menjelaskan perbedaan antara
deretan. Tahap intuitif umur 4-7 tahun atau 8 tahun, anak telah dapat memperoleh
pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada
usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang luas. Karakteristik pada tahap
ini adalah anak sudah dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya. Perlahan anak mulai mengetahui hubungan secara logis
terhadap hal-hal yang lebih kompleks sehingga anak mulai dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. Pada proses selanjutnya anak mampu
memperoleh prinsip- prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak memiliki
kemampuan pengetahuan kekekalan masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volum pada usia 7 tahun.
3 Operational Kongkrit 7-11 tahun
Ciri pokok pada perkembangan ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan
kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat kongkret.
30
4 Operasional Formal 12-15 tahun
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Pada
tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis. Anak juga sudah mampu menganalisis secara kombinasi,
maksudnya jika dihadapkan pada dua kemungkinan penyebab misalnya C1 dan C2 yang menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan
berdasarkan keadaan tersebut dan anak dapat berpikir secara proporsional untuk menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
Dalam dunia pendidikan di sekolah terdapat pembagian dalam sistem kelas. Pada jenjang sekolah dasar dengan masa sekolah 6 tahun kelas dibagi
menjadi 6 yang dibuat bertingkat sesuai dengan kemampuan dan usia siswa. Pembagian kelas tersebut kemudian dibedakan lagi menjadi fase kelas rendah dan
kelas tinggi. Menurut Izzaty 2008:116 penjelasan fase tersebut yaitu : 1
Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 67 – 910 tahun, biasanya mereka duduk dikelas 1,2, dan 3 Sekolah Dasar
Ciri-ciri anak masa kelas rendah Sekolah Dasar adalah : a
Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. b
Suka memuji diri sendiri. c
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
d Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu tidak
menguntungkan dirinya.
31
e Suka meremehkan orang lain.
2 Masa kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 910 tahun -
1213 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar. Adapun ciri-ciri khas anak masa kelas tinggi menurut Izzaty 2008:116 adalah :
a Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari
b Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
c Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus
d Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah e
Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Anak kelas V SD mempunyai rata-rata usia 11-12 tahun dalam hal ini masuk kedalam jenjang operasional kongkret menurut piaget dan termasuk pula
kedalam kategori masa kelas tinggi di Sekolah Dasar. Karakteristik siswa kelas V SD adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis
sehingga anak telah memiliki kecakapan berpikir logis. Hal ini ditandai dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi dan perhatian yang besar yang tertuju pada
kehidupan praktis sehari-hari. Dalam kehidupan sosialnya anak pada usia ini suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain, sehingga anak cenderung lebih suka
pembelajaran dengan kegiatan kerja kelompok.
32
B. Kerangka Pikir
IPA adalah sebuah ilmu yang rasional dan obyektif mempelajari alam semesta dan segala isinya dan untuk memperolehnya diperlukan sebuah proses
ilmiah. IPA mempunyai beberapa dimensi tidak hanya dimensi produk atau pengetahuan itu sendiri tetapi juga diperlukan dimensi proses dalam memperoleh
ilmu tersebut. Metode eksperimen merupakan salah satu metode belajar yang dirasa cocok untuk mata pelajaran IPA karena metode belajar ini memiliki
IPA adalah sebuah ilmu yang rasional dan obyektif mempelajari alam semesta dan segala isinya dan untuk
memperolehnya diperlukan sebuah proses ilmiah.
Metode Eksperimen, dengan 6 langkah pembelajaran yaitu :
1. Percobaan Awal 2. Pengamatan
3. Dugaan Sementara 4. Verifikasi
5. Aplikasi Konsep 6. Evaluasi
Siswa dalam
proses pembelajaran:
1. Terlibat aktif 2. Melakukan aktifitas riil
3. Sikap ilmiah berkembang 4. Hasil pengetahuan lebih
tahan lama Prestasi
belajar kognitif
IPA meningkat
Salah satu metode pembelajarannya
.
menyebabkan
akibatnya