Baju dan Celanan Songket

ada pesta kerjaan dari berbagai daerah dengan menampilkan tarian daerah masing- masing dan untuk penanda ciri khas para penari Seudati yang berasal dari Aceh maka dipilihlan tangkulok tutup kepala yang berbentuk seperti lidah yang sebenarnya merupakan ciri ekor burung Balam. 191 Menurut keterangan yang diperoleh dari wawancara, dapat disimpulkan bahwa hiasan kepala seperti ini pada awalnya tidak pernah ada, sampai pada suatu ketika Sultan Aceh mengundang para relasi untuk hadir pada pesta kerajaan. Berbagai bentuk mahkota, topi, penutup kepala tampak dikenakan berbagai rupa, sedangkan Sultan sendiri tidak memiliki hiasan kepala yang khas tetapi tidak terlalu formal. Oleh karena itu, Sultan meminta pengrajin untuk membuatkan hiasan kepala yang dapat dijadikan simbol kebanggaannya. Ternyata bentuk hiasan yang dipilih Sultan adalah hiasan kepala yang sekarang dipakai oleh para penari Seudati. Adapun bentuk hiasan kepala itu terinspirasi dari bentuk ekor burung balam yang tegak namum indah. Bentuk yang demikian itu sangat tepat untuk menggambarkan figur laki-laki yang tegas dan bijaksana. Hiasan tersebut terbuat dari sepotong kain yang dilipat berulang kali tanpa sambungan. Dahulu, tangkulok tutup kepala dijahit dengan tangan tanpa pola. Untuk menyambung bagian ujungnya biasanya cukup dengan jahitan tangan. Hal ini menunjukkan keistimewaan tangkulok tutup kepala yang dibuat tanpa teknik gunting sambung. Layaknya pertunjukan Seudati yang bersifat pemersatu, demikian pula filosofis yang terkandung dalam tangkulok tutup kepala. 192 Penutup kepala berwarna merah terbuat dari kain songket ini melambangkan keberanian seseorang. Sebuah tarian yang mengungkapkan keberanian tanpa rasa takut sedikit pun dalam memperjuangan negara mereka dari penjajahan Belanda.

2. Baju dan Celanan

Busana atau kostum yang digunakan dalam tari Seudati ini ialah berupa kaos yang berwarna putih dan hitam dengan celana panjang berwarna putih. Kaos yang digunakan dalam tari Seudati hendaknya ketat dan melekat dengan tubuh, 191 Essi Hermaliza, dkk, Seudati Aceh., h. 88. 192 Essi Hermaliza, dkk, Seudati Aceh., h. 89. hal ini dikarenakan agar dapat menimbulkan bunyi yang nyaring apabila para penari ini menepuk kedua tangan mereka ke dada, sedangkan atauran celana ialah menggunakan celana panjang yang lebar sekitar 15 cm. Celana tidak boleh terlalu lebar karena dikhawatirkan akan menganggu kecepatan penari saat melangkah. Terlihat penari menggunakan kaos lengan panjang berwarna hitam dengan kombinasi warna kuning keemasan bagian dada bahwa warna hitam mengandung makna kesan misteri, kegelapan, independen, dramatis, juga berkesan sunyi. Hitam adalah warna tegas, solid, dan kuat. Sesuai dengan tarian Seudati pula yang selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit menegakkan ajaran Islam dan bangkit melawan penjajahan. Begitu pula dengan warna kuning mengandung arti memberi kesan kegembiraan, terang, cerah, bersinar, dan ketegasan. Penggunaan warna pada busana Seudati dahulu saat dimainkan ialah warna putih karena mencerminkan semangat kepahlawan. Namun pada dasarnya penggunaan warna putih ialah untuk menguatkan identitas Islam dan sebagai simbol perlawanan. Kostum putih menjadi tanda terhadap kolonialisme Belanda, terutama ketika identitas Islam menguat sebagai simbol perlawanan terhadap orang Barat. Begitu juga dengan kostum Seudati serta celanan panjang putih, setidaknya pakaian ini ingin mengkomunikasikan kepada khalayak ramai bahwa pakaian yang mereka gunakan menggambarkan sifat heroic dan kepahlawanan. Selain itu, tarian ini juga merupakan media dakwah dimana syair-syairnya ada lailahailallah. 193

3. Songket

Songket merupakan bagian dari assoris tari atau properti tari, yaitu berupa barang kelengkapan tari yang dimainkan, yang dimanipulasi sehingga menjadi bagian gerak. Songket dipakai seperti layaknya sarung tetapi tidak sampai menutupi tumit kaki hanya di gunakan sampai atas lutut. Songket ini sebenarnya berfungsi untuk menyangkut rencong. Namun, sebenarnya songket ingin menyimbolkan identitas tertentu. Seperti layaknya selendang yang merupakan 193 Essi Hermaliza, dkk, Seudati Aceh., h. 91. bagian identitas perempuan, maka songket layaknya kain sarung dari identitas laki-laki. Selain itu songket juga merupakan kain tradisional. 194

4. Kain Ikat Pinggan