Syair Penutup Nilai kekeluargaan

Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? Q.S. Al- An‟am: 32. 209 Maka dari itu pesan tersebut menyuruh manusia untuk segera bertaubat kepada Allah dan mendekatkan diri kepada sang khalik dan juga dalam bait selanjutnya dijelaskan dalam kita mencari harta tentu ada hak orang lain sebagaimana dalam rukun Islam yaitu rukun yang ke empat membayar zakat di situ di tuntun manusia untuk beramal dan juga dalam syair diatas ada pesan tentang haji, sejauh mana pun kita melangkah apabila apa yang kita dapat didunia sudah mencukupi baik amalan kita, harta yang kita peroleh dengan cara halal maka rukun Islam yang terakhir mewajibkan kita umat muslim menunaikan haji apabila sudah mempunyai kemampuan dan bekal dalam hidup ini.

7. Syair Penutup

Bagian akhir pertunjukan yang ditujukan semata-mata untuk menghibur. Para Syekh dan aneuh syahi akan dengan senang hati mengisinya dengan lagu- lagu yang sedang populer di tengah masyarakat. Untuk itu mereka harus mau peduli dengan perkembangannya seni musik di tanah air. Syahi boleh menyanyikan lagu yang disadur dari lagu Melayu, Dangdut, Pop dan lain-lain yang di lantunkan dengan cara khas Seudati. Berikut syair yang termasuk disukai penonton sejak zaman dahulu: Alah hai grop grop grop pasang jabet Si Mat Sayed grop ka pasang guda Hai Teungku Syeh bek that that neugrop grop „Oh patah teu-ot sou urot hana. 210 Terjemahnya: 209 Departemen Agama RI, Alquran., h. 131. 210 Essi Hermaliza, dkk, Seudati Aceh., h. 163. Vidio Dari Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe Serta Direkomendasi Dari Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Aceh. Hai meloncat-loncat pasang jabet Si Mat Sayed loncat sudah pasang kuda Hai Tengku Syekh jangan terlalu meloncat-loncat Nanti patah lutut siapa yang urut Analisis peneliti dengan epistemologi Islam terhadap Syair: Irama yang digunakan dalam babakan ini adalah irama gembira yang memungkinkan Syekh menampilkan gerakan menawan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesan kepada penonton agar kelak mereka diingat dan dirindukan. Babakan ini ditutup dengan salam pertanda usainya pertunjukan dan para penari menghaturkan salam perpisahan, terselip pula kata maaf bila ada syair dan gerak yang kurang berkenan bagi penonton.

E. Nilai-Nilai Filosofis Yang Terdapat Dalam Tradisi Tari Seudati Aceh

Masyarakat Kota Lhokseumawe Analisis Epistemologi Islam Burhani Adapun nilai-nilai filosofisnya Seudati Aceh masyarakat Kota Lhokseumawe ialah sebagai berikut:

1. Nilai kekeluargaan

Secara umum setiap seni dan budaya bertujuan mewujudkan nilai-nilai kekeluargaan yang harmonis, utuh dan kompak. Hal ini tercermin dalam masyarakat Aceh khususnya masyarakat Kota Lhokseumawe. Sejalan dengan ajaran Islam yang menginginkan terwujudnya masyarakat yang bersifat kekeluargaan atau rasa persaudaraan yang utuh dan kuat. 211 Hal ini dapat di lihat dalam Alquran surat Al-Hujuraat ayat 10 sebagai berikut:             Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Q.S. Al-Hujuraat: 10. 212 211 Muni Isnanda, Seksi Pembinaan, Pengembangan Seni Budaya Dan Sejarah Nilai Tradisional, Museum Adat, Di Kota Lhokseumawe wawancara di Kota Lhokseumawe, tanggal 22 Desember 2016. 212 Departemen Agama RI, Alquran., h. 517 Ayat di atas cukup jelas bagi peneliti bahwa ajaran Islam menginginkan terwujudnya rasa kekeluargaan dikalangan umat Islam, sebab mereka memiliki keyakinan yang sama, sehingga lebih besar kemungkinan terbentuk persaudaraan di antara sesama penganut Islam. Sikap ajaran Islam yang menginginkan kekeluargaan di antara sesama kaum muslimin atau masyarakat Aceh pada umumnya tercermin dalam falsafah orang Aceh Udeep Saree Matee Syahid yang artinya orang Aceh dalam bingkai kesatuan dan persaudaraan apabila satu orang dicela maka semuanya ikut membantu melawan atau istilah lain pergi bersama pulang juga bersama itulah kekompakan yang diciptakan oleh masyarkat Aceh senada dengan kata “seurasi” yang mengandung makna kompak dan harmonis.

2. Nilai persatuan