Kisah Sejarah Sultan Aceh

Putih-putih bungan merak Putih begitu indah si bungan rabo Disitu desa kesini saya datang Saya melihat gerobak mengejar mobil Tinggi-tingi gunung gelambe Tinggi tidak sama dengan duanya Kalau tidak bersebelahan laut dan kebun Kamu melambai-lambai dengan bulu mata Dilangit tinggi bintang sembilan Di bawah bulan ada bintang sebelumnya Kalau ada nasehat dengan hasil Awan bergerak ditempat berlainan Analisis peneliti dengan epistemologi Islam terhadap Syair: Syair di atas merupakan ragam syair tentang takdir manusia yaitu bahwa dalam menjalankan kehidupan di dunia tidak tahu sejauh mana diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan ini, karena dalam kehidupan ada pertemuan tentu ada perpisahan begitu juga sebaliknya manusia dapat merencanakan tetapi Tuhan juga yang mengaturnya kemana arahnya, dimana rejeki dan juga siapa orang yang akan menemani hidup dalam kehidupan semua itu takdir yang menentukan atas dasar perintah Tuhan yang maha Esa.

4. Kisah Sejarah Sultan Aceh

Deungo lon peugah poteumeuruhom Raja awai phon di Kuta Raja Poteumeureuhom asai di pase Gajah puteh mee u Kuta Raja Poteumeureuhom Meukuta Alam Raja di dalam rakyat di lua Yoh masa jameun geujak prang banan Deungen angkatan nanggrau lam guha Geujak prang johor deungen angkatan Geujak prang bonan ngen bala tentara Datok Japidie ngen Malem Dagang Geuboh phahlawan lee poteuh raja Umu lhei buleun ka talo geuprang Geucok Putrou Phang puwoe ke raja Meuprang katalo hai ientan pocut Raja si Ujud ka geucok geuba Raja si ujud kuramat si he Geupoh han mate keu bailagou na Ka geucok geurhoh lam leusong bate Han jitem padei raja ceulaka Geu peu hah babah geu ple timah ju Si ujud teuku meubaro phana. 203 Terjemahnya: Dengarlah yang saya katakan wahai Sultan Raja pertama di Kuta Raja Sultan Iskandar Muda berasal dari Pase Aceh Gajah putih dibawa ke Kuta Raja Sultan Iskandar Muda di Meukuta Alam Raja di dalam rakyat diluar 203 Essi Hermaliza, dkk, Seudati Aceh., h. 130-131. Vidio Dari Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe Serta Direkomendasi Dari Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Aceh. Pada masa dahulu pergi berperang Dengan angkatan negeri yang ada Pergi berperang Johor dengan angkatan Pergi berperang dengan bersamaan bala tentara Datok Japidie dengan Malem Dagang Diberi nama pahlawan oleh raja Umur tiga bulan sudah kalah dalam berperang Diambillah Putroe Phang kepada raja Berperang sudah kalah wahai Intan Pocut Raja si Ujud sudah diambil dan dibawa Raja si Ujud keramat sihir Dipukul tidak mati sudah begitu adanya Diambillah lalu dipasung Jikalau tidak mau, maka raja yang celaka Diangkat bicara dan dilepaskan timbanya Si Ujud teukupun meninggal Analisis peneliti dengan epistemologi Islam terhadap Syair: Kisah di atas diambil dari sejarah Aceh dengan beberapa momentum. Pada bait pertama penyair menyinggungkan kisah Gajah Putih yang dibawa dari dataran Gayo menuju Kuta raja, gajah tersebut hendak dipersembahkan untuk Sultan Iskandar Muda. Menurut sejarah yang dipercaya oleh masyarakat Gayo, gajah tersebut adalah penjelmaan dari Bener Meriah, putra Reje Linge XIII. 204 204 Sebagai Raja pengganti, Joharsyah lalu bermupakat dengan Raja Serule mengirim Upeti cap usur ke Kutereje. Ketika Raja Serule mengantar upeti, Sengeda juga ikut ke Kutaraja. Pada saat Raja Joharsyah dan Raja Serule menyerahkan upeti, Sengeda menggambar seekor gajah. Gajah itu seolah-olah hidup. Ketika Raja Alisyah melihatnya, beliau bertanya, kepada yang hadir, dan tak seorang pun dapat menjawab. Lalu Sengeda lah yang menerangkan bahwa ini adalah gambar seekor Gajah Putih yang banyak hidup di Samarkilang. Raja Alisyah berpesan pada upeti yang akan datang, Raja Serule dan Raja Linge harus membawa Gajah Putih. Raja Linge sangat marah. Yang dapat menangkap gajah itu hanyalah Sengeda. Kabarnya Gajah Putih itu adalah Pada bait ketiga, diangkat pula kisah tentang permaisuri kerajaan Aceh Darussalam yang dikenal dengan nama Putroe Phang Puteri dari Pahang Malaysia. Ia sebenarnya adalah putri dari kerjaan Malaka yang bernama Putroe Kamaliah. Dalam sejarah Aceh, pada abad ke 17 Kesultanan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda mengalami masa keemasan dan telah menaklukkan kerajaan di sekitarnya, termasuk kerajaan dimana Putroe Kamaliah berasal. Ia dibawa ke Aceh setelah Malaka di taklukkan. Awalnya Putroe Kamaliah sebagai tawanan perang, akan tetapi Sultan jatuh cinta padanya dan akhirnya menikah. Kecerdasan dan kebijaksanaannya membuat rakyat Aceh mencintainya. Nama Putroe Phang sekarang menjadi tempat wisata di Kota Banda Aceh dan namanya diabadikan dalam sejarah Aceh tempo dulu.

5. Sejarah Wafatnya Iskandar Muda