Peta Kompetensi Tujuan dejarfa.com Modul B Indonesia KK I

Bahasa Indonesia SMP KK I 5 Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : 1 latar belakang yang memuat gambaran materi 2 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 3 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul 4 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran 5 langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bahasa Indonesia jenjang SMP kelompok kompetensi I profesional, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat Pendahuluan 6 mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini menggunakan pendekatan andragogi yaitu peserta secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, yang dapat dilaksanakan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me- review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka

In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 In -1, on the job learning On , dan In Service Learning 2 In -2. Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. Bahasa Indonesia SMP KK I 7 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : 1 latar belakang yang memuat gambaran materi 2 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 3 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran 5 langkah-langkah penggunaan modul 6 Pendahuluan 8

b. In Service Learning

1 In-1 1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru bahasa Indonesia jenjang SMP kelompok kompetensi I KK I profesional, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. 2 Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatanmetode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berpikir reflektif, diskusi, brainstorming , simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja LK yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada In 1. Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning .

c. On the Job Learning On

1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru bahasa Indonesia jenjang SMP kelompok kompetensi I profesional, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 In 1. Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta. Bahasa Indonesia SMP KK I 9 2 Melakukan Aktivitas Pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In 1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatanmetode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa LK yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On . Pada aktivitas pembelajaran materi pada on , peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning .

d. In Service Learning 2 In-2

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On yang akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me- review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja LK

Modul Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk guru bahasa Indonesia jenjang SMP kelompok kompetensi I” teridiri atas beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Pendahuluan 10 Modul ini mempersiapkan LK yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, LK tersebut dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK 1.1 Aliran Struktural TM, In 1 2. LK 1.2 Aliran Deskriptif TM, In 1 3. LK 1.3 Aliran Fungsional TM, In 1 4. LK 1.4 Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Aliran Struktural TM, On 5. LK 1.5 Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Aliran Deskriptif TM, On 6. LK 1.6 Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Aliran Fungsional TM, On 7. LK 1.7 Mengembangkan Soal HOTS Higher Order of Thinking Skill TM, In 1 Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh In 1 : Digunakan pada In service learning 1 On : Digunakan pada on the job learning Bahasa Indonesia SMP KK I 11 Kegiatan Pembelajaran Aliran-Aliran Linguistik

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan BapakIbu dapat memahami dan mengembangkan materi pembelajaran bahasa berdasarkan aliran struktural, deskriptif, dan fungsional.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 3. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi KP Kompetensi Guru Indikator 20.1. Memahami konsep, teori, dan materi berbagai aliran linguistik yang terkait dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa. 20.1.1 Menjelaskan konsep, teori, dan materi aliran struktural yang terkait dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa. 20.1.2 Menjelaskan konsep, teori, dan materi aliran deskriptif yang terkait dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa. 20.1.3 Menjelaskan konsep, teori, dan materi aliran fungsional yang terkait dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa. 20.1.4 Mengembangkan materi pembelajaran bahasa berdasarkan aliran struktural. 20.1.5 Mengembangkan materi pembelajaran bahasa berdasarkan aliran deskriptif. 20.1.6 Mengembangkan materi pembelajaran bahasa berdasarkan aliran fungsional. Kegiatan Pembelajaran 12 C. Uraian Materi 1. Aliran Struktural Aliran linguistik struktural mempunyai asumsi dan hipotesis tentang bahasa berdasarkan pada hasil pemakaian yang otonom. Asumsi dan hipotesis tentang bahasa diuji atau diverifikasi dengan data bahasa baik lisan maupun tertulis. Teori kebahasaan struktural lebih mendasarkan diri pada data-data bahasa yang empiris. Hal ini berarti dapat dimulai dari perekaman bahasa yang diujarkan. Pada awal abad XX di Perancis lahir aliran linguistik struktural. Aliran ini lahir bersamaan dengan diluncurkannya buku ”Course de linguistique Generale ” karya Saussuretahun 1916. Ferdinad de Saussure 1857-1913 yang juga dikenal sebagai Bapak Strukturalis moderen sekaligus Bapak Linguistik Modern dengan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya. Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep: 1 telaah sinkronik mempelajari bahasa dalam kurun waktu tertentu saja dan diakronik telaah bahasa sepanjang masa, 2 perbedaan langue dan parole . Langue yaitu keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak, sedangkan parole sifatnya konkret karena parole tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang lain, 3 membedakan signifiant dan signifie . Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran bentuk, signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita makna, 4 Hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Hubungan paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan Chaer, 2003:346. Tokoh-tokoh lain yang merupakan penganut teori ini adalah : Bally, Sachahaye, E. Nida, L. Bloomfield, Hockett, Gleason, Bloch, G.L. Trager, Lado, Hausen, Harris, Fries, Sapir, Trubetzkoy, Mackey, Jacobson, Joos, Wells dan Nelson.

a. Pernyataan Pokok Aliran Struktural

Asumsi Ferdinand De Saussure yang terkenal dan merupakan dasar kajian aliran struktural adalah bahwa bahasa merupakan realitas sosial yaitu kajian Bahasa Indonesia SMP KK I 13 terhadap sruktur bahasa karena Saussure menganggap bahwa bahasa sebagai satu struktur sehingga pendekatannya sering disebut Structural Linguistiks . Hal tersebut dikembangkan ke dalam enam dikotomi tentang bahasa, yaitu a dikotomi sinkronik dan diakronik, b dikotomi bentuk form dan substansi, c dikotomi Signifian dan signifie, d dikotomi langue dan Parole , e dikotomi individu dan sosial, dan f hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik. Ferdinand de Saussure mengistilahkan bahasa-bahasa sebagai fakta-fakta sosial. Fakta sosial adalah istilah dari pendiri sosiologi, untuk mengacu pada fenomena gagasan-gagasan ‘ minda kolektif ’ dalam suatu masyarakat, yaitu yang berada di luar fenomena psikologis maupun fisikal. Fakta sosial bisa berupa konvensi atau aturan-aturan. Contoh fakta sosial yang konvensional adalah kecenderungan orang Amerika mengambil jarak fisik dengan lawan bicara. Contoh fakta sosial yang berupa aturan-aturan adalah sistem hukum suatu masyarakat. Bahasa bisa disetarakan dengan sistem hukum atau struktur konvensi. Datanya berupa fenomena-fenomena fisikal atau parole, sedangkan sistem umumnya adalah langue atau ‘bahasa’. Data konkret parole diproduksi oleh pengujar-pengujar secara indivual. Hal ini dikarenakan penguasaan bahasa setiap orang berbeda-beda, artinya suatu bahasa tidak pernah lengkap pada diri seseorang tetapi lengkap dan secara sempurna bahasa hanya di dalam kolektivitas. Jadi, fakta sosial menurut Saussure bukan berupa mind kolektif maupun gagasan kolektif seperti yang diterangkan oleh Durkheim. Akibat perbedaan tersebut, muncul dua pendekatan, yaitu pendekatan ‘individualisme metodologis’ yang berseberangan dengan pendekatan Durkheim ‘kolektivisme metodologis’.

b. Ciri-ciri Aliran Struktural

Berdasarkan asumsi dan hipotesis umum yang melandasi teori kebahasaan struktural memiliki ciri-ciri: 1 Berlandaskan pada faham behaviourisme. Dalam hal ini berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap stimulus-response. 2 Bahasa berupa ujaran artinya hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa.