Kegiatan Pembelajaran
12 C. Uraian Materi
1. Ketuntasan Belajar a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM.
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun pelajaran. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan
minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta
merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika
diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang
melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian,
yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan
atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara
akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 seratus.
Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan
Bahasa Indonesia SMP KK I
13
pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar LHB sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat
penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap
semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang
diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap
dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata
pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 53 Tahun 2015, KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan
pendidikan sekolah dengan memperhatikan intake kemampuan rata- rata peserta didik, kompleksitas, dan kemampuan daya dukung
berorientasi pada sumber belajar.
Kegiatan Pembelajaran
14
Pengetahuan KI-3 dan keterampilan KI-4 dinyatakan tuntas jika pencapaian kompetensi minimal 60. Sedangkan sikap spiritual KI-1 dan
sikap sosial KI-2 minimal baik B. Satuan pendidikan berhak untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan minimal yang
telah ditentukan pemerintah melalui analisis dengan mempertimbangkan kriteria ketuntasan belajar. Penilaian pengetahuan menggunakan rerata
dan keterampilan menggunakan rata-rata optimum dengan skala 1 - 100. Penilaian sikap pada rapor menggunakan predikat Sangat Baik SB,
Baik B, Cukup C, dan Kurang Baik K.
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria ketuntaan minimal berfungsi: 1 sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan
KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk
pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;
2 sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar KD dan
indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri
dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus
mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan;
3 dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena
itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentangpeta KD-KD tiap
mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar
di sekolah;
Bahasa Indonesia SMP KK I
15
4 merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan
orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah
didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah; dan
5 merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal
mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan
pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara
bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
c. Penetapan Ketuntasan Minimal
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1 Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode
kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan
pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang
disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;
Kegiatan Pembelajaran
16
2 Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar
kompetensi;
3 Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar KD merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi
Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;
4 Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi SK merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar KD yang terdapat
dalam KI tersebut;
5 Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-KI yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar LHBRapor peserta didik;
6 Indikator merupakan acuanrujukan bagi pendidikuntuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian UH, Ulangan Tengah
Semester UTS maupun Ulangan Akhir Semester UAS. Soal ulangan
ataupun tugas-tugas
harus mampu
mencerminkanmenampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan
seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara; dan
7 Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.
Bahasa Indonesia SMP KK I
17
d. Langkah-langkah Penetapan Ketuntasan Minimal
Penetapan ketuntasan belajar atau kriteria ketuntasan minmal KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut: 1 Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkantiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:
.
Tingkat kompleksitas, kesulitankerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan kompetensi inti yang harus dicapai oleh
peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi,
apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkan pada peserta didik; guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi; guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai
bidang yang diajarkan; peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
peserta didik yang cakapterampil menerapkan konsep; peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam
penyelesaian tugaspekerjaan;
KKM Indikator
KKM KD
KKM SK
KKM MP
Kegiatan Pembelajaran
18
waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga
dalam proses
pembelajarannya memerlukan
pengulanganlatihan; tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar
Contoh 1 Standar Kompetensi
SK Kompetensi Dasar
KD Indikator
Pencapaian Kompetensi IPK
5. Mengapresiasi pementasan drama
5.1 Menanggapi pementasan
drama 5.1.1 Menanggapi
unsur intrinsik drama yang
dipentaskan Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk
menanggapi unsur instrinsik diperlukan beberapa tahap pemahamanpenalaran peserta didik.
Contoh 2 Standar Kompetensi
SK Kompetensi Dasar
KD Indikator
Pencapaian Kompetensi IPK
3.Memahami ragam teks nonsastra
dengan berbagai cara membaca
3.1 Menemukan makna kata
tertentu dalam kamus secara
cepat dan tepat sesuai dengan
konteks yang diinginkan melalui
kegiatan membaca memindai
3.1.1 Menentukan makna kata
yang terdapat dalam teks
dengan menggunakan
kamus
Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan berpikirpenalaran yang tinggi.
Daya dukung, kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.
Bahasa Indonesia SMP KK I
19
Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti
perpustakaan, laboratorium, dan alatbahan untuk proses pembelajaran;
Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders
sekolah.
Contoh 3 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
5. Mengapresiasi pementasan drama
5.1 Menanggapi pementasan
drama 5.1.1 Menanggapi
unsur intrinsik drama yang
dipentaskan
Daya dukung untuk indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana prasarana yang cukup untuk melakukan pembelajaran,
misalnya laboratorium bahasa atau media visual, video pementasan drama, dan guru mampu menyajikan pembelajaran dengan baik. Daya
dukungnya rendah apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan pembelajaran atau guru tidak mampu menyajikan
pembelajaran dengan baik.
Intake , tingkat kemampuan intake rata-rata peserta didik di sekolah
yang bersangkutan. Penetapan intake di kelas VII dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai
Ujian NasionalSekolah, rapor SD, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas VIII dan IX berdasarkan
kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.
2 Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, KI hingga KKM mata pelajaran;
3 Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian; 4 KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
Kegiatan Pembelajaran
20
5 KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tuawali peserta didik.
Contoh penetapan KKM Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia Kelassemester
: VII1 Standar Kompetensi
: Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan
Nilai KKM
Kompleksitas Daya
Dukung Intake
1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa
kalimat Mampu menuliskan hal-hal
penting yang didengar dengan kalimat singkat
Mampu menuliskan info yang diperoleh dari hasil
mendengarkan berita Mampu menyimpulkan isi
berita Menafsirkan kriteria menjadi nilai
Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan : 1. Kompleksitas:
-Tinggi = 1 -Sedang = 2
-Rendah = 3 2. Daya dukung:
-Tinggi = 3 -Sedang = 2
-Rendah = 1 3. Intake:
-Tinggi = 3 -Sedang = 2
-Rendah = 1
Bahasa Indonesia SMP KK I
21
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang
nilainya adalah: 3 + 3 + 2 x 100 = 88.89
9 Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:
1. Kompleksitas: - Tinggi = 50-64
- Sedang = 65-80 - Rendah = 81-100
2. Daya dukung: - Tinggi = 81-100 - Sedang = 65-80
- Rendah = 50-64 3. Intake:
- Tinggi = 81-100 - Sedang = 65-80
- Rendah = 50-64 Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung
tinggi dan intake sedang nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari
kriteria yang kita tentukan. Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap
kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di Sekolah.
Contoh 1 Analisis dengan memberikan point pada setiap kriteria
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelassemester : VII2
Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita
Kegiatan Pembelajaran
22
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan
Nilai KKM
Kompleksitas Daya
Dukung Intake
1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan
dalam beberapa kalimat Mampu menuliskan hal-
hal penting yang didengar dengan
kalimat singkat Mampu menuliskan info
yang diperoleh dari hasil mendengarkan
berita Mampu menyimpulkan
isi berita rendah
3 tinggi
1 sedang
2 tinggi
3 sedang
2 tinggi
3 sedang
2 sedang
2 sedang
2 74
88,8
55,5
77,7
Contoh 2 Analisis dengan menggunakan rentang nilai
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelassemester : VII1
Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan
mendengarkan berita
Kompetensi dasar dan Indikator
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan
NilaiK KM
Komplek- sitas
Daya Dukung
Intake
1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam
beberapa kalimat Mampu menuliskan hal-
hal penting yang didengar dengan kalimat
singkat Mampu menuliskan info
yang diperoleh dari hasil mendengarkan berita
Mampu menyimpulkan isi berita
sedang 75
tinggi 55
sedang 78
tinggi 90
sedang 80
tinggi 85
sedang 70
sedang 70
sedang 70
75 78,3
68,3 77,6
Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 74,77 dibulatkan menjadi 75.
Bahasa Indonesia SMP KK I
23
e. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut
diperlukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Hasil analisis juga
dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah
selesai melaksanakan penilaian setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis
rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas VII, VIII atau IX terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui analisis
ini akan diperoleh data antara lain:
1. KD yang dapat dicapai oleh 75 - 100 dari jumlah peserta didikpada kelas VII, VIII atau IX;
2. KD yang dapat dicapai oleh 50 - 74 dari jumlah peserta didik pada kelas VII, VIII atau IX;
3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49 dari jumlah peserta didik peserta didik kelas VII, VIII atau IX.
Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan kriteria ketuntasan minimal pada semester atautahun pembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap peserta didik permata
pelajaran.
Kegiatan Pembelajaran
24
Contoh
Format Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik per KD
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
KelasSemester :
No. Nama KKM
Peserta didik
Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta DidikKD SK 1
SK 2 SK 3
KD KD
KD 1.1
1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
dst Rata-rata
Ketuntasan belajar dalam
Fre kw
en si
jml p
ese rta
d id
ik ≤ 49
50-74 75-100
≥ KKM sekolah
Bahasa Indonesia SMP KK I
25
Rekapitulasi Pencapaian Ketuntasan Belajar Minimal Sekolah
Nama Sekolah : Mata Pelajaran :
Kelas :
Kondisi Bulan : No SK
No KD
KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaian
Sekolah pencapaian Maks rerata min
maks rerata Min
SK1 KD.1.1 70.00
75.00 75
72,5 70
80 77,5
75 KD 1.2 75.00
80.00
SK 2 KD 2.1 75.00
70.00 75
70 65
70 69
67 KD 2.2 70.00
70.00 KD 2.3 65.00
67.00 dst
2. Program Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas
No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi SK
dan kompetensi dasar KD yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan
sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai
ketuntasan.
Kegiatan Pembelajaran
26
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah,
demonstrasi, pembelajaran kolaboratifkooperatif, inkuiri, diskoveri, dan sebagainya. Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai
media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dan
sebagainya. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses
menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa
ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal
atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan
mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau
perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Mereka perlu menempuh penilaian kembali atau tes ulang setelah mendapatkan program pembelajaran remedial.
Pembelajaran remedial dan tes ulang dilakukan diluar jam tatap muka.
Bentuk perlakuan pembelajaran remedial dilakukan berdasarkan keterserapan KD pada ketuntasan klasikal. Bila ketuntasan klasikalnya
kurang dari 50 artinya yang mengikuti pembelajaran remedial lebih dari 50 maka remedial dilakukan dengan memberikan pembelajaran ulang
dengan metode dan media yang berbeda. Jika yang mengikuti pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20, maka
Bahasa Indonesia SMP KK I
27
perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yang mengikuti remedial berada pada rentang
20-50 maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara berkelompok Depdiknas, 2010: 38.
1 Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan
belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam
mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai
pelayanan khusus antara lain:
a Adaptif Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh
karena itu, program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi
perbedaan individual peserta didik.
b Interaktif Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan
bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar
diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.
c Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik
yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Kegiatan Pembelajaran
28
d Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta
didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif.
Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami
peserta didik.
e Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial
merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan
dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-
masing.
2 Bentuk Pembelajaran Remedial
Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut, maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan
berbagai kegiatanantara lain: a Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk
pembelajaran konsep misalnya akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik.
b Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya. Penggunaan
alternatif berbagai
strategi pembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat
mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi. c Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran.
Bahasa Indonesia SMP KK I
29
Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.
d Menggunakan berbagai jenis media Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian
peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar
akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengikuti pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20, maka
perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yangmengikuti remedial
berada pada rentang 20-50 maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara berkelompok Depdiknas, 2010: 38.
3 Bentuk Kegiatan Remedial
Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut, maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan
berbagai kegiatanantara lain:
a Memberikan tambahan penjelasan atau contoh Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami
penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh.
Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep akan membantu pembentukan konsep
pada diri peserta didik.
b Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya
Penggunaan alternatif berbagai strategipembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi.
c Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan
membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode
dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.
Kegiatan Pembelajaran
30
d Menggunakan berbagai jenis media Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian
peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar
akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu
yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk
mengendalikan perhatian peserta didik.
4 Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan
belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua
langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan treatment pembelajaran remedial.
a Diagnosis Kesulitan Belajar
1 Tujuan Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan
berat. a Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta
didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
b Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar
diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dan sebagainya.
c Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna
rungu, tuna netra¸ tuna daksa, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia SMP KK I
31
2 Teknik Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan
belajar antara lain: tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara,
pengamatan, dan sebagainya. a Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi
atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
b Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu.
Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi
penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
c Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam
mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik. d Pengamatan observasi dilakukan dengan jalan melihat
secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis
maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.
b Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa
pembelajaran remedial.
Bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain: 1 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media
yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tespertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta
didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami
Kegiatan Pembelajaran
32
kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode danatau media yang
lebih tepat.
2 Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik
mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian
bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana
terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
3 Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-
tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta
didik perlu diberi latihan intensif drill untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
4 Pemanfaatan tutor sebaya Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki
kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami
kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih
terbuka dan akrab.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian
hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh
melalui ulangan harian,ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil maka sebaiknya hanya mengulang tes tersebut dengan pembelajaran
ulang jika diperlukan. Namun apabila ketidaklulusan akibat
Bahasa Indonesia SMP KK I
33
penilaian proses yang tidak diikuti misalnya kinerja praktik, diskusipresentasi kelompok maka sebaiknya peserta didik
mengulang semua proses yang harus diikuti.
c Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan dilaksanakan pembelajaran remedial. Pertanyaan yang
timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester,
akhir semester atau pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran
remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD,
maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu.
Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari
beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari
beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari
beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
d Tes Ulang
Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah
peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan.
e Nilai Hasil Remedial
Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.
b. Pengayaan
Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar, dikhususkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih, misalkan belajar lebih
Kegiatan Pembelajaran
34
cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri, superior, dan berpikir abstrak, serta memiliki banyak
minat. Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa
sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan
kecakapannya. Pembelajaran
pengayaan berupaya
mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan
masalah, eksperimentasi,
inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan
lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk
mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian
dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratifkooperatif,
inkuiri, diskoveri, dan sebagainya. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan
audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dan sebagainya. Di tengah pelaksanaan
pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai
teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.
Bahasa Indonesia SMP KK I
35
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan
tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian
akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi tingkat penguasaan minimal
atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu
memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa
sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan
kecakapannya. Pembelajaran
pengayaan berupaya
mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan
masalah, eksperimentasi,
inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dan sebagainya. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
1 Jenis Pembelajaran Pengayaan
Terdapat tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu kegiatan eksploratori, keterampilan proses, dan pemecahan masalah.
a Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa
peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan sebagainya, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
b Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap
topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
Kegiatan Pembelajaran
36
c Pemecahan masalahyang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatifpenelitian ilmiah.
Pemecahan masalah ditandai dengan:
1 Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; 2 Penentuan fokus masalahproblem yang akan dipecahkan;
3 Penggunaan berbagai sumber; 4 Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
5 Analisis data; 6 Penyimpulan hasil investigasi.
2 Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi
kelebihan kemampuan belajar peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan treatment pembelajaran pengayaan.
a Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
1 Tujuan Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan
untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain
meliputi: a Belajar lebih cepat.
Peserta didik memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai cepatnya menguasai kompetensi SKKD mata
pelajaran tertentu.
b Menyimpan informasi lebih mudah
Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi
yang tersimpan dalam memori ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
Bahasa Indonesia SMP KK I
37
c Keingintahuan yang tinggi Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda
bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
d Berpikir mandiri Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri
umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
e Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak
umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah. f Memiliki banyak minat.
Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.
2 Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara
lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya.
a Tes IQ Intelligence Quotient adalah tes yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan
spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logikmatematik, kinestetik, naturalistik, dan sebagainya..
b Tes Inventori Tes inventori digunakan untuk menemukan dan
mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dan sebagainya.
c Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi
lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta
didik.
Kegiatan Pembelajaran
38
d Pengamatan observasi Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara
cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun
tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.
3 Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
a Belajar Kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa,
sambil menunggu
teman-temannya yang
mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
b Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati. c Pembelajaran berbasis tema.
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu d Pemadatan kurikulum.
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensimateri yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu
bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensimateri baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan
kapasitas maupun kapabilitas masing-masing
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensimateri yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta
didik untuk memperoleh kompetensimateri baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas
masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Bahasa Indonesia SMP KK I
39
Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan
kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah lebih dari peserta didik yang
normal.
Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran remedial dan pengayaan pada akhirnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk
mencapai dan menguasai kompetensi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bagi peserta didik yang lambat pemahamannya dapat
menguasai kompetensi minimal yang disyaratkan dalam kurikulum. Sedangkan peserta didik yang cepat pemahamannya mendapatkan
kompetensi atau materi yang lebih yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam belajar.
3. Laporan Hasil Penilaian
Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau
hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasasi oleh peserta didik. Hasil belajar peserta didik digunakan untuk
memotivasi peserta didik, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru, baik penilaian formatif maupun sumatif sangat bervariasi pelaksanaannya. Ada guru yang
melakukan kegiatan penilaian ini dengan persiapan yang bagus, baik dari segi apa yang harus dinilai, bagaimana melaksanakan penilaian itu maupun
apa tindak lanjut dari penilaian tersebut. Tetapi kita tidak dapat menutup mata bahwa ada juga guru yang melakukan penilaian hanya untuk
memenuhi tuntutan profesi dengan tidak memperhatikan kualitas penilaian. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Jika hasil penilaian
dimanfaatkan dengan baik oleh guru maka akan memberi dampak positif bagi proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik. Begitu juga
sebaliknya, jika hasil penilaian tidak dimanfaatkan oleh guru maka manfaat penilaian tidak akan optimal. Sudijono 2009:9 menyatakan bahwa evaluasi
yang dilaksanakan secara berkeinambungan, akan membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan yang telah dirumuskan
akan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan atau tidak. Hal ini
Kegiatan Pembelajaran
40
berarti dengan evaluasi kita dapat menentukan langkah-langkah yang tepat agar tujuan yang direncanakan dapat dicapai semaksimal mungkin.
Data hasil penilaian baik formatif ataupun sumatif ada pada guru mata pelajaran atau mata kuliah yang bersangkutan. Data tersebut tidak hanya
untuk kepentingan guru semata, tetapi juga harus dimanfaatkan oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau
lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, data hasil penilaian yang ada pada guru harus dilaporkan agar dapat dimanfaatkan unuk kepentingan
pendidikan.
Melalui hasil penilaian kita dapat mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik, selain itu juga dapat memberi gambaran tingkat
keberhasilan pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Beracuan pada hasil penilaian tersebut maka kita dapat menentukan langkah atau upaya
yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Menurut Sudjana 2011:153 laporan data hasil penilaian bukan hanya mengenai prestasi atau hasil belajar, melainkan juga mengenai kemajuan
dan perkembangan belajar peserta didik di sekolah seperti motivasi belajar, disiplin, kesulitan belajar, atau sikap peserta didik terhadap mata pelajaran.
Oleh sebab itu, guru perlu mencatat perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik secara teratur dan berkelanjutan.
a. Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil Belajar oleh Pendidik
Pelaksanaan dan pelaporan penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses
dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-
hal sebagai berikut.
1 Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal
semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan
instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik
Bahasa Indonesia SMP KK I
41
penilaian yang dipilih. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes
danatau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai
dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.
2 Penilaian pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang
diintegrasikan dalam tema tersebut. 3 Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan feedback berupa komentar yang mendidik
penguatan yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
4 Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk: a nilai danatau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
b deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
5 Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolahmadrasah dan pihak lain yang terkait misal: wali kelas, guru
Bimbingan dan Konseling, dan orang tuawali pada periode yang ditentukan.
6 Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan
dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelasguru kelas.
b. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Pelaksanaan dan pelaporan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
1 menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar KD tiap mata pelajaran;
Kegiatan Pembelajaran
42
2 mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolahmadrasah; 3 menyelenggarakan ujian sekolahmadrasah dan menentukan
kelulusan peserta didik dari ujian sekolahmadrasah sesuai dengan POS Ujian SekolahMadrasah;
4 menentukan kriteria kenaikan kelas; 5 melaporkan hasil pencapaian kompetensi danatau tingkat
kompetensi kepada orang tuawali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
6 melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupatenkota dan instansi lain yang
terkait; 7 melaporkan hasil ujian tingkat kompetensi kepada orangtuawali
peserta didik dan dinas pendidikan. 8 menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: a menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan
ketentuan kompetensi sikap spiritual dan sosial termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
c lulus ujian akhir sekolahmadrasah; dan d lulus Ujian Nasional.
9 menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional SKHUN setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional;
dan 10 menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi. Pelaksanaan dan pelaporan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui
Ujian Nasional dan ujian mutu tingkat kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Bahasa Indonesia SMP KK I
43
1 Ujian Nasional a Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu
sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
b Hasil UN digunakan untuk: salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan; salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya; pemetaan mutu; dan
pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu. c Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi
bersifat nasional yang dikembangkan oleh pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh pemerintah pusat danatau
pemerintah daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh pemerintah.
Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan, kriteria Kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah.
Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program danatau satuan pendidikan, Pemerintah
menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
2 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi a Ujian mutu tingkat kompetensi dilakukan oleh pemerintah pada
seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu pendidikan disuatu satuan pendidikan.
b Ujian mutu tingkat kompetensi dilakukan sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga
hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran
44
c. Laporan Perkembangan Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar yang dicapai peserta didik hendaknya dilaporkan secara menyeluruh, baik sebagai data mentah berupa skor-skor yang diperoleh
peserta didik maupun sebagai data masak yang telah diolah dalam bentuk nilai-nilai peserta didik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
sekolah, misalnya nilai dalam standar huruf atau angka. Lebih lanjut dilakukan interpretasi terhadap nilai yang diperoleh peserta didik,
misalnya kedudukan peserta didik dibandingkan dengan kelompoknya atau posisi peserta didik dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Dengan demikian dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta didik, baik dilihat dari kelompoknya maupun dari tujuan yang
harus dicapinya. Interpretasi ini berkaitan dengan perbandingan bersifat mutlak atau relatif dan penilaian acuan norma atau patokan. Sedangkan
data perkembangan belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk catatan khusus sebagai pelengkap data hasil belajarnya. Catatan khusus
ini berkenaan dengan aspek perilaku peserta didik seperti kehadiran, disiplin, motivasi, dan kesulitan belajar.
Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh peserta didik, guru, kepala sekolah,
dan orang tua peserta didik. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu
diperlukan laporan perkembangan hasil belajar peserta didik untuk guru atau sekolah, untuk peserta didik, dan untuk orang tua peserta didik.
Laporan hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem
penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui
kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.
Hasil penilaian kognitif dan psikomotorik dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif mengenai kompetensi dasar tertentu.
Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan mastery. Artinya, jika seorang peserta didik sudah
Bahasa Indonesia SMP KK I
45
mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan peserta didik tersebut berhasil. Tetapi jika seorang peserta
didik belum mencapai nilai 75 dikatakan peserta didik tersebut belum berhasil. Sedangkan deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam bentuk
deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu dari pembelajaran kewarganegaraan.
Pelaporan hasil inventori afektif ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk mengetahui sikap dan minat peserta didik terhadap pelajaran
kewarganegaraan dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sikap
serta minat
peserta didik
terhadap pembelajaran
kewarganegaraan. Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif. Data hasil penilaian sebaiknya dilaporkan kepada semua yang
berkepentingan dalam sekolah tersebut agar semua dapat mengetahui bagaimana kegiatan proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
1 Laporan untuk Peserta didik dan Orang Tua
Laporan yang berisi catatan tentang peserta didik diusahakan selengkap mungkin agar dapat memberikan informasi yang lengkap.
Akan tetapi, membuat laporan yang lengkap setiap saat merupakan beban yang berat bagi seorang guru. Oleh karena itu, pembuatan
laporan dapat bersifat singkat, disesuaikan dengan kebutuhan.
Laporan yang dibuat guru untuk peserta didik dan orang tua berisi catatan prestasi belajar peserta didik. Catatan itu dapat dibedakan
atas dua cara, yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi peserta didik yang dilaporkan guru kepada peserta didik dan orang tua dapat
dilihat dalam buku rapor yang diisi pada setiap semester.
2 Laporan untuk Sekolah
Selain membuat laporan untuk peserta didik dan orang tua, guru juga harus membuat laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang
bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar- mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk
mengetahui catatan perkembangan peserta didik yang ada di
Kegiatan Pembelajaran
46
dalamnya. Dengan demikian hasil belajar peserta didik akan diperhatikan dan dipikirkan oleh pihak sekolah.
Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi peserta didik
tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tapi juga dalam bentuk deskripsi tentang
peserta didik.
3 Laporan untuk Masyarakat
Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. Setiap peserta didik yang telah lulus membawa
bukti bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Namun pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
peserta didik dari suatu sekolah tidaklah sama. Tingkat keberhasilan ini dinyatakan secara lengkap dalam laporan prestasi.
d. Laporan Hasil Belajar LHB Peserta Didik
Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam
bentuk- buku laporan pendidikan raport, dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tuawali peserta didik. Laporan hasil belajar
peserta didik oleh satuan pendidikan harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat 4 dijelaskan bahwa, Kompetensi Lulusan
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan, oleh karena itu penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi
dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif dari hasil pencapaian Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD,
pada Kurikulum 2006 dan Kompetensi Inti KI serta Kompetensi Dasar KD pada Kurikulum 2013, selama peserta didik mengikuti pembelajaran
pada semester yang terkait, yang diperoleh melalui ulangan harian,
Bahasa Indonesia SMP KK I
47
ulangan tengah semerter, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas untuk semester genap termasuk hasil remedial. Hal ini sesuai
dengan karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses pembelajaran berbasis
kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran tuntas mastery learning dan penilaian berkelanjutan.
Format Tabel Laporan Hasil Belajar
Kegiatan Pembelajaran
48
PETUNJUK PENGISIAN Rapor merupakan ringkasan hasil penilaian terhadap seluruh aktivitas
pembelajaran yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu. Rapor dipergunakan selama siswa yang bersangkutan mengikuti seluruh program
pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama tersebut. Berikut ini petunjuk untuk mengisi rapor:
Bahasa Indonesia SMP KK I
49
1. Identitas sekolah diisi dengan data yang sesuai dengan keberadaan Sekolah Menengah Pertama SMP.
2. Keterangan tentang diri siswa diisi lengkap. 3. Rapor dilengkapi dengan pas foto berwarna 3x4 dan pengisiannya
dilakukan oleh Wali Kelas. 4. Deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial diambil dari catatan jurnal
perkembangan sikap siswa yang ditulis oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.
5. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan katafrasa yang bernada positif. Deskripsi sikap menyebutkan
perkembangan sikapperilaku siswa yang sangat baik danatau baik dan yang mulaisedang berkembang. Hindari frasa yang bermakna kontras,
misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
6. Ketuntasan belajar minimal diisi dengan nilai KBM yang ditetapkan oleh sekolah.
7. Capaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan ditulis dalam bentuk angka, predikat, dan deskripsi untuk masing-masing mata pelajaran.
8. Deskripsi capaian ranah pengetahuan dan keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan katafrasa yang bernada
positif. Deskripsi berisi pengetahuan dan keterampilan yang sangat baik danatau baik dikuasai dan yang penguasaannya meningkat atau mulai
berkembang. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
. 9. Laporan ekstrakurikuler diisi dengan nama dan nilai kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti oleh siswa. 10. Saran-saran diisi dengan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian siswa.
11. Prestasi diisi dengan jenis prestasi siswa yang diraih dalam bidang akademik dan non-akademik.
12. Ketidakhadiran ditulis dengan data akumulasi ketidakhadiran siswa karena sakit, izin, atau tanpa keterangan selama satu semester.
13. Tanggapan orangtuawali adalah tanggapan atas pencapaian hasil belajar siswa.
Kegiatan Pembelajaran
50
14. Keterangan pindah keluar sekolah diisi dengan alasan kepindahan sedangkan pindah masuk diisi dengan sekolah asal.
15. Predikat capaian kompetensi: Sangat Baik A : 86-100
Baik B : 71-85 Cukup C : 56-70
Kurang D : ≤ 55
Bahasa Indonesia SMP KK I
51
Kegiatan Pembelajaran
52
Bahasa Indonesia SMP KK I
53
Kegiatan Pembelajaran
54
Bahasa Indonesia SMP KK I
55
Kegiatan Pembelajaran
56
4. Pemanfaatan Hasil Penilaian
Guru yang baik adalah guru yang dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada kelasnya maupun pada lembaga
tempat ia bekerja. Pernyataan tersebut senada dengan pentingnya hasil penilaian bagi sekolah. Hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk semua
pihak yang berkepentingan.
a. Manfaat Hasil Penilaian Formatif
Tes formatif dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, khususnya pada akhir pengajaran. Hasil tes ini
menggambarkan penguasaan tujuan instruksional para peserta didik dan memberi petunjuk kepada guru tentang keberhasilan dirinya dalam
mengajar. Oleh sebab itu, data ini sangat bermanfaat bagi guru dalam upaya memperbaiki tindakan mengajar selanjutnya.
Bahasa Indonesia SMP KK I
57
Data hasil penilaian formatif dapat dimanfaatkan guru untuk berbagai kepentingan, yaitu sebagai berikut:
1 Memperbaiki program pengajaran atau satuan pelajaran di masa mendatang, terutama dalam merumuskan tujuan instruksional,
organisasi bahan, kegiatan belajar-mengajar, dan pertanyaan penilaian;
2 Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam memilih dan menggunakan metode mengajar, mengembangkan
kegiatan belajar peserta didik, bimbingan belajar, tugas dan latihan para peserta didik, dan lain-lain;
3 Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum dikuasai para peserta didik sebelum melanjutkan dengan bahan baru, atau
memberi penugasan kepada peserta didik untuk memperdalam bahan yang belum dikuasainya; dan
4 Melakukan diagnosis kesulitan belajar para peserta didik sehingga
dapat ditemukan faktor penyebab kegagalan peserta didik dalam menguasai tujuan instruksional. Hasil diagnosis ini dapat dijadikan
bahan dalam memberikan bantuan dan bimbingan belajar pada peserta didik.
b. Manfaat Hasil Penilaian Sumatif
Tes sumatif dilaksanakan pada akhir suatu satuan program, misalnya pada akhir catur wulan, akhir semester, dan sejenisnya yang bertujuan
untuk mengukur tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik.
Seperti halnya data hasil penilaian formatif, data hasil penilaian sumatif juga bermanfaat bagi guru untuk keperluan sebagai berikut:
1 Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik dalam hal ini menentukan nilai prestasi belajar untuk mengisi raport peserta didik
setelah mempertimbangkan pula nilai dari hasil tes formatif dan kemajuan-kemajuan belajar lainnya dari setiap peserta didik;
2 Menata kembali seluruh pokok bahasan dan sub pokok bahasan setelah melihat hasil tes sumatif terutama kelompok materi yang
belum dikuasainya. Konsep esensi pokok bahasan yang belum dikuasai peserta didik dilihat kembali, baik dalam hal tingkat
Kegiatan Pembelajaran
58
kesulitannya, ruang lingkup dan susunannya, waktu yang diperlukan, maupun buku sumber yang relevan untuk dipelajari peserta didik.
Hasil penataan tersebut berupa program belajar atau GBPP yang telah disempurnakan tanpa mengurangi ketentuan yang berlaku
dalam kurikulum, minimal untuk digunakan pada caturwulan atau semester yang sama pada tahun berikutnya;
3 Melakukan perbaikan dan penyempurnaan alat penilaian tes sumatif yang telah digunakan berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh
atau dicapai peserta didik. Soal-soal yang dijawab salah oleh sebagian besar peserta didik hendaknya dikaji ulang dari berbagai
segi, yaitu dari tingkat kesulitan soal, konsep esensi yang ditanyakan, kebenaran jawaban dari pertanyaan, bahasa yang
digunakan, relevansi pertanyaan dengan kemungkinan jawabannya, jumlah soal dan waktu yang disediakan, bentuk soal, dan lain-lain;
dan
4 Merancang program belajar bagi peserta didik pada semester atau caturwulan berikutnya.
c. Manfaat Hasil Penilaian Proses Belajar Mengajar
Data hasil penilaian proses belajar mengajar sangat bermanfaat bagi guru, peserta didik, dan kepala sekolah. Guru dapat mengetahui
kemampuan dirinya sebagai pengajar, baik kekurangan maupun kelebihannya. Guru juga dapat mengetahui pendapat dan aspirasi para
peserta didiknya dalam berbagai hal yang berkenaan dengan proses belajar-mengajar. Berdasarkan informasi ini guru dapat memperbaiki dan
menyempurnakan kekurangannya dan mempertahankan atau meningkatkan kelebihannya.
Bagi peserta didik data hasil penilaian mengenai cara belajar, kesulitan belajar, dan hubungan sosial dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan
upaya dan motivasi belajar yang lebih baik lagi.
Dengan penilaian proses belajar-mengajar kepala sekolah dapat memikirkan upaya-upaya pembinaan para guru dan peserta didik
berdasarkan pendapat, saran, maupun aspirasi dari berbagai pihak
Bahasa Indonesia SMP KK I
59
seperti guru, peserta didik, dan orang tua, yaitu melengkapi sarana belajar, meningkatkan kemampuan profesional tenaga pendidik,
pelayanan sekolah, perpustakaan sekolah, tata tertib sekolah, disiplin kerja, pengawasan, dan sebagainya.
d. Manfaat Hasil Penilaian bagi Peserta Didik, Orang tuaWali, Guru, dan Kepala Sekolah
1 Untuk Peserta didik Informasi hasil belajar peserta didik dapat diperoleh melalui ujian,
kuesioner, wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor diperoleh melalui ujian, sedangkan
ranah afektif diperoleh melalui angket, inventori, dan pengamatan. Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan peserta didik untuk: a
mengetahui kemajuan hasil belajar diri, b mengetahui konsep- konsep atau teori yang belum dikuasai, c memotivasi diri untuk
belajar lebih baik, dan d memperbaiki strategi belajar.
Untuk memberi informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh peserta didik seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan
kepada peserta didik harus berisi: a hasil pencapaian belajar peserta didik, b kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam semua mata
pelajaran, dan c minat peserta didik pada masing-masing mata pelajaran.
2 Untuk Orang Tua
Informasi hasil belajar dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi anak agar belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan
informasi yang akurat tentang hasil belajar peserta didik, yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ini
digunakan orang tua untuk: a membantu anaknya belajar, b memotivasi anaknya belajar, c membantu sekolah meningkatkan
hasil belajar peserta didik, dan d membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.
Untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar, bentuk laporan hasil belajar harus mencakup semua ranah,
Kegiatan Pembelajaran
60
serta deskripsi yang lebih rinci tentang kelemahan, kekuatan, dan keterampilan putranya dalam melakukan tugas, serta minat terhadap
mata pelajaran.
3 Untuk Guru dan Kepala Sekolah
Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas dan sekolah
dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk
menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar menyediakan fasilitas belajar lebih baik.
Laporan hasil belajar untuk guru dan kepala sekolah harus mencakup hasil belajar dalam semua ranah untuk semua pelajaran.
Informasi yang diperlukan adalah kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai oleh peserta didik. Guru
memerlukan informasi yang spesifik untuk masing-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah memerlukan informasi yang
umum untuk semua kelas dalam satu sekolah.
Contoh laporan profil hasil belajar peserta didik dalam semua ranah, dapat dilihat pada penjelasan sebelumnya
. e. Memanfaatkan informasi penilaian untuk program perbaikan proses
belajar. Pemanfaatan informasi penilaian untuk program perbaikan proses
belajar sangatlah penting. Penilaian dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas
selama
dan setelah
kegiatan belajar
mengajar. Hasil
penilaian bermanfaat untuk 1 Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan
motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya, 2 Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan
dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya, 3 Memberikan
masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di
Bahasa Indonesia SMP KK I
61
kelas, 4 Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda
seperti a. Penelurusan keeping track, yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. b.
Pengecekan checking-up, yaitu untuk mengecek adakah kelemahan- kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembeIajaran. c.
Pencarian finding-out, yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran. d. Penyimpulan summing-up, yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum atau belum.
Bentuk program tindak lanjut dari informasi penilaian seperti yang telah paparkan di atas yaitu program perbaikan remedial dan pengayaan.
1. Program Perbaikan
Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui perbaikan proses belaar mengajar, yang di dalamnya mengandung
serangkaian aktifitas guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan pengayaan akan memberikan
dampak terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan social, meningkatkan intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-
keputusan yang tepat berdasar situasi dan kondisi yang dialami. Remedial diberikan kepada siswa yang mengalami hambatan
dalam prestasi belajarnya. Ketentuan mengenai hal itu berpedoman pada pencapaian KKM Kriteria Ketuntasan Minimal, artinya siswa
yang memiliki nilai di bawah KKM maka kepadanya akan diberikan remedial.
2. Program Pengayaan
Untuk pencapaian
peningkatan prestasi
siswa, dalam
pelaksanaannya di sekolah, peserta didik diberikan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan yang bersifat pengayaan dengan
Kegiatan Pembelajaran
62
tetap memperhatikan pengembangan pribadi peserta didik. Pengayaan diberikan kepada siswa-siswi yang memiliki nilai di atas
KKM. Siswa-siswi ini diberikan materi tambahan dan juga bimbingan khusus untuk menggali kemampuannya dalam mata pelajaran
tertentu.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan
Sebelum memulai aktivitas pembelajaran ini marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dan saling menghargai agar pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya BapakIbu menyimak penjelasan fasilitator tentang kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Silakan BapakIbu pahami tujuan, kompetensi, dan indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan
pembelajaran ini supaya pembelajaran lebih terarah dan terukur.
2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini BapakIbu diminta untuk menyebutkan berbagai masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat penilaian. Sebagai
langkah awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, BapakIbu dapat mengisi pertanyaan berikut ini.
3. Telaah Materi
1 Pada kegiatan telaah materi BapakIbu dibagi ke dalam empat kelompok besar. Masing-masing diberi nama berdasarkan materi yang pelajari
dalam modul ini. • Perlukah guru bahasa Indonesia menganalisis KKM? Mengapa?
• Adakah perbedaan menentukan KKM di K 2013 dengan K 2006? • Pernahkah BapakIbu melaksanakan remedial? Bagaimana cara
memanfaatkan hasil penilaian untuk merancang program remedial? • Pernahkah BapakIbu melaksanakan pengayaan? Bagaimana cara
memanfaatkan hasil penilaian untuk merancang program pengayaan?
Bahasa Indonesia SMP KK I
63
Kelompok 1 KKM Kelompok 2 Remedial
Kelompok 3 Pengaayaan Kelompok 4 MIP Memanfaatkan Informasi Penilaian
2. Setelah itu, setiap kelompok bekerjasama membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang berhubungan dengan pemanfaatan dan
pelaporan hasil penilaian. 3. Setiap kelompok membuat peta konsep berdasarkan materi
pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian untuk di tempel dan dijelaskan kembali pada kelompok lain.
4. Selanjutnya, dengan menghormati keragaman pendapat, setiap kelompok mendiskusikan kembali tanggapan dari kelompok lain dan membuat
laporan secara utuh tentang pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. 5. Adapun sumber belajar yang dirujuk adalah bahan bacaan yang terdapat
pada bagian uraian materi dan sumber belajar lainnya yang relevan. 6. Setelah itu, silahkan BapakIbu mengerjakan LK 1.1 sebagai laporan
hasil diskusi.
4. Diskusi Ketuntasan Belajar
Dalam diskusi ketuntasan belajar, setiap kelompok harus mencerminkan tindakan menghargai pendapat teman, semangat kerjasama dan
menyelesaikan tugas bersama, komitmen atas keputusan bersama dan musyawarah mufakat dalam forum diskusi.
Bacalah materi ketuntasan belajar pada bagian uraian materi. Setelah itu, silakan BapakIbu pilih salah satu KD dan indikatornya. Kemudian,
tentukanlah KKM nya dengan cara menganalisis kompleksitas, daya dukung, dan intakenya. Pada kegiatan ini, BapakIbu bisa menggunakan LK 1.2.
5. Penugasan Remedial dan Pengayaan
Silakan BapakIbu baca dan diskusikan kembali materi remedial dan pengayaan. Untuk mengukur pemahaman materi silakan BapakIbu kerjakan
LK 1.3.
Kegiatan Pembelajaran
64
6. Penugasan Pemanfaatan Hasil Penilaian
Untuk mengukur pemahaman BapakIbu tentang pemanfaatan hasil penilaian, silakan BapakIbu diskusikan dan kerjakan LK 1.4. Jika merasa
kesulitan, silakan baca kembali materinya pada bagian materi atau bahan bacaan rujukan yang relevan
. 7. Penutup
Setelah mengerjakan semua LK, BapakIbu dapat mencocokan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan BapakIbu melakukan kegiatan refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak
lanjut.
Bahasa Indonesia SMP KK I
65 E. Latihan Kasus Tugas
1. LK 1.1 Menentukan KKM a. Tuliskan perbedaan penentuan KKM Kurikulum 2006 dan 2013
Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
b. Tuliskan perbedaan remedial dan pengayaan
Aspek Remedial
Pengayaan
Pengertian
BentukJenis Kegiatan
Bentuk Pelaksanaan
2. LK 1.2 Analisis KKM a. Perhatikan KD dan indikator berikut ini.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
15. Memahami buku novel remaja
asli atau terjemahan dan
antologi puisi 15.1 Menjelaskan
alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja
asli atau terjemahan Menjelaskan alur
cerita novel remaja Menjelaskan pelaku
novel remaja Menjelaskan latar
novel remaja
Kegiatan Pembelajaran
66
15.2 Mengenali ciri- ciri umum puisi dari
buku antologi puisi Menentukan unsur
fisik puisi dari buku antologi puisi
Menentukan unsur batin puisi dari buku
antologi puisi.
b. Tentukanlah KKM KD tersebut dengan menggunakan tabel analisis KKM berikut ini.
Kompetensi Dasar dan
Indikator Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai
KKM Kompleksitas
Daya dukung
Intake
Bahasa Indonesia SMP KK I
67
3. LK 1.3 Penentuan Remedial dan Pengayaan BapakIbu menentukan KKM untuk KD-4 dan KD-5 adalah 75. Untuk
mengukur ketercapaian KD tersebut BapakIbu melaksanakan ulangan harian dengan jumlah soal 10 butir soal pilihan ganda. Komposisi jumlah soal
masing-masing KD sebagai beikut.
No. Kompetensi Dasar
Jumlah Soal Nomor Soal
1. KD 4
6 1, 2, 3, 4, 7, 8
2. KD 5
4 5, 6, 9, 10,
Hasil tes peserta didik adalah sebagai berikut:
No. Peserta didik
Nomor Soal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
1 Alda 1 1 1 1 1 1 1
1 80
2 Aliansi 1 1 1 1 1 1 1
1 1
80 3 Cobra
1 1 1 1 1 1 1 1
80 4 Hidayat 1 1 1 1 1 1 1
1 1
80 5 Rico
1 1 1 1 1 1 1 1
1 80
6 Alicia 1 1 1 1 0 1 1
1 70
7 Michael 1 1 1 1 0 1 1 1
1 80
8 Lela 1 1 1 1 0 1 1
1 70
9 Woro 1 1 1 1 0 1 1
1 70
10 Esti 1 1 1 1 0 1 1
60 Berdasarkan hasil tes tersebut
1. Siapakah yang harus remedial? Pada KD mana peserta didik itu di remedial?
2. Siapakah yang harus pengayaan? Pada KD mana peserta didik itu diberikan pengayaan?
Kegiatan Pembelajaran
68
4. LK 1.4 Pemanfaatan Hasil Penilaian Diskusikanlah apa manfaat hasil penilaian formatif, sumatif, dan proses
belajar mengajar.
Hasil Penilaian Manfaat
Formatif
Sumatif
Proses Belajar Mengajar
Bahasa Indonesia SMP KK I
69 F. Rangkuman
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi
yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran.
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan
untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan pendidikan sekolah dengan memperhatikan intake kemampuan rata-rata
peserta didik, kompeksitas, dan kemampuan daya dukung berorientasi pada sumber belajar.
Pada Kurikulum 2013, Pengetahuan KI-3 dan keterampilan KI-4 dinyatakan tuntas jika pencapaian kompetensi minimal 60. Sedangkan sikap spiritual KI-1
dan sikap sosial KI-2 minimal baik B. Satuan pendidikan berhak untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan minimal yang telah
ditentukan pemerintah melalui analisis dengan mempertimbangkan criteria ketuntasan belajar. Penilaian pengetahuan menggunakan rerata dan
keterampilan menggunakan rata-rata optimum dengan skala 1 - 100. Penilaian akhir sikap pada rapor menggunakan predikat Sangat Baik SB, Baik B, Cukup
C, dan Kurang.
Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberitkan tindak lanjut dalam bentuk remedial, sedangkan bagi yang sudah mencapai kKM diberikan tindak
lanjut dalam bentuk pengayaan.
Kegiatan Pembelajaran
70
Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan
yang ditetapkan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar, dikhususkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih, misalkan belajar lebih cepat,
menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri, superior, dan berpikir abstrak, serta memiliki banyak minat. Pembelajaran
pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki
kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
1. Hal-hal apa sajakah yang sudah BapakIbu pahami?
2. Hal-hal apa sajakah yang belum BapakIbu pahami?
3. Apakah BapakIbu mengalami kesulitan dalam memahami materi pada kegiatan belajar ini? Jelaskan
4. Nilai-nilai karakter apakah yang BapakIbu peroleh setelah mempelajari materi yang terdapar pada modul ini?
Bahasa Indonesia SMP KK I
71
Kunci Jawaban LatihanKasusTugas
1. LK 1.1 Menentukan KKM a. Tuliskan perbedaan penentuan KKM Kurikulum 2006 dan 2013
Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkantiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas,
daya dukung, dan intake peserta didik.
2. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM
mata pelajaran; 3. Hasil penetapan KKM oleh guru atau
kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk
dijadikan patokanguru dalam melakukanpenilaian;
4. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan; dan
5. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tuawali peserta didik. KKM ditetapkan pada awal
tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan
pendidikan sekolah dengan memperhatikan
intake kemampuan rata-
rata peserta didik, kompeksitas, dan
kemampuan daya dukung berorientasi pada sumber
belajar. Pengetahuan KI-3 dan
keterampilan KI-4 dinyatakan tuntas jika
pencapaian kompetensi minimal 60. Sedangkan
sikap spiritual KI-1 dan sikap sosial KI-2 minimal
baik B. Satuan pendidikan berhak untuk menentukan
kriteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan minimal
yang telah ditentukan pemerintah melalui analisis
dengan mempertimbangkan kriteria ketuntasan belajar.
Penilaian pengetahuan menggunakan rerata dan
keterampilan menggunakan rata-rata optimum
denganskala 1 - 100. Penilaian akhir sikap pada
rapor menggunakan predikat Sangat Baik SB,
Baik B, Cukup C, dan Kurang BaikK
Kunci Jawaban LatihanKasusTugas
72
c. Tuliskan perbedaan remedial dan pengayaan
Aspek Remedial
Pengayaan
Pengertian Remedial merupakan
layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan. Dengan kata lain, remedial diperlukan
bagi peserta didik yang belum mencapai
kemampuan minimal yang ditetapkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar,
dikhususkan bagi peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih, misalkan belajar lebih
cepat, menyimpan informasi lebih mudah,
keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri, superior,
dan berpikir abstrak, serta memiliki banyak minat.
Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik
yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga
mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya
BentukJenis Kegiatan
1. Memberikan tambahan penjelasan
atau contoh 2. Menggunakan
strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya 3. Mengkaji ulang
pembelajaran yang lalu.
4. Menggunakan berbagai jenis media
1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum
yang dirancang untuk disajikan kepada
peserta didik. Sajian dimaksud berupa
peristiwa sejarah, buku, tokoh
masyarakat, dsb, yang secara regular tidak
tercakup dalam kurikulum.
2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh
peserta didik agar berhasil dalam
Bahasa Indonesia SMP KK I
73
Aspek Remedial
Pengayaan
melakukan pendalaman dan
investigasi terhadap topik yang diminati
dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada
peserta didik yang memiliki kemampuan
belajar lebih tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah
atau pendekatan investigatif penelitian
ilmiah Bentuk
Pelaksanaan 1. Pemberian
pembelajaran ulang dengan metode dan
media yang berbeda. 2. Pemberian
bimbingan secara khusus, misalnya
bimbingan perorangan.
3. Pemberian tugas- tugas latihan secara
khusus. 4. Pemanfaatan tutor
sebaya. 1. Belajar Kelompok.
2. Belajar mandiri. 3. Pembelajaran berbasis
tema. 4. Pemadatan kurikulum.
Kunci Jawaban LatihanKasusTugas
74
2. LK 1.2 Analisis KKM
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan
Nilai KKM
Kompleksitas Daya
Pendukung Intake
15. Memahami buku novel remaja asli
atau terjemahan dan antologi puisi
82 15.1 Menjelaskan
alur cerita, pelaku, dan
latar novel remaja asli
atau terjemahan
74.1
1 Menjelaskan alur cerita novel
remaja 2
3 2
77.8 2 Menjelaskan
pelaku novel remaja
1 3
2 66.7
3 Menjelaskan latar novel remaja
2 3
2 77.8
15.2 Mengenali ciri- ciri umum puisi dari
buku antologi puisi 88.9
1 Menentukan unsur fisik puisi dari
buku antologi puisi 3
3 2
88.9 2 Menentukan unsur
batin puisi dari buku antologi puisi
3 3
2 88.9
Bahasa Indonesia SMP KK I
75
3. LK 1.3 Penentuan Remedial dan Pengayaan
No. Peserta didik
KD 4 KD 5
1 2 3 4 7 8 Nilai 5 6 9 10 Nilai
1 Alda 1 1 1 1 1 1
100 1 1 0 0
50 2 Aliansi
1 1 1 1 1 1 100
1 1 0 1 75
3 Cobra 1 1 1 1 1 1
100 1 1 0 0
50 4 Hidayat 1 1 1 1 1 1
100 1 1 1 0
75 5 Rico
1 1 1 1 1 1 100
1 1 0 1 75
6 Alicia 1 1 1 1 1 1
100 1 1 0 0
25 7 Michael 1 1 1 1 1 1
100 0 1 0 1
50 8 Lela
1 1 1 1 1 1 100
0 1 0 0 25
9 Woro 1 1 1 1 1 0
83 0 1 0 1
50 10 Esti
1 1 1 1 1 0 83
0 1 0 0 25
Berdasarkan hasil tes tersebut 1. Remedial KD 5 untuk Alda, Cobra, Alicia, Michael, Lela, Woro, dan Esti
2. Pengayaan KD 4 untuk semua peserta didik dan pengayaan KD 5 untuk
Aliansi, Hidayat, Rico
Kunci Jawaban LatihanKasusTugas
76
4. LK 1.4 Pemanfaatan Hasil Penilaian
Hasil Penilaian Manfaat
Formatif 1 Memperbaiki program pengajaran atau satuan
pelajaran di masa mendatang, terutama dalam merumuskan tujuan instruksional, organisasi
bahan, kegiatan belajar-mengajar, dan pertanyaan penilaian;
2 Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam memilih dan menggunakan
metode mengajar, mengembangkan kegiatan belajar peserta didik, bimbingan belajar, tugas dan
latihan para peserta didik, dan lain-lain; 3 Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum
dikuasai para peserta didik sebelum melanjutkan dengan bahan baru, atau member penugasan
kepada peserta didik untuk memperdalam bahan yang belum dikuasainya; dan
4 Melakukan diagnosis kesulitan belajar para peserta
didik sehingga dapat ditemukan factor penyebab kegagalan peserta didik dalam menguasai tujuan
instruksional. Hasil diagnosis ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan bantuan dan bimbingan
belajar pada peserta didik.
Bahasa Indonesia SMP KK I
77
Hasil Penilaian Manfaat
Sumatif 1 Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik
dalam hal ini menentukan nilai prestasi belajar untuk mengisi raport peserta didik setelah
mempertimbangkan pula nilai dari hasil tes formatif dan kemajuan-kemajuan belajar lainnya dari setiap
peserta didik; 2 Menata kembali seluruh pokok bahasan dan
subpokok bahasan setelah melihat hasil tes sumatif terutama kelompok materi yang belum dikuasainya.
Konsep esensi pokok bahasan yang belum dikuasai peserta didik dilihat kembali, baik dalam hal tingkat
kesulitannya, ruang lingkup dan susunannya, waktu yang diperlukan, maupun buku sumber yang
relevan untuk dipelajari peserta didik. Hasil penataan tersebut berupa program belajar atau
GBPP yang
telah disempurnakan
tanpa mengurangi ketentuan yang berlaku dalam
kurikulum, minimal untuk digunakan pada caturwulan atau semester yang sama pada tahun
berikutnya; 3 Melakukan perbaikan dan penyempurnaan alat
penilaian tes sumatif yang telah digunakan berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh atau
dicapai peserta didik. Soal-soal yang dijawab salah oleh sebagian besar peserta didik hendaknya dikaji
ulang dari berbagai segi, yaitu dari tingkat kesulitan soal, konsep esensi yang ditanyakan, kebenaran
jawaban dari pertanyaan, bahasa yang digunakan, relevansi pertanyaan dengan kemungkinan
jawabannya, jumlah soal dan waktu yang disediakan, bentuk soal, dan lain-lain; dan
4 Merancang program belajar bagi peserta didik pada semester atau caturwulan berikutnya.
Kunci Jawaban LatihanKasusTugas
78
Hasil Penilaian Manfaat
Proses Belajar Mengajar
Guru dapat mengetahui kemampuan dirinya sebagai pengajar, baik kekurangan maupun kelebihannya. Guru
juga dapat mengetahui pendapat dan aspirasi para peserta didiknya dalam berbagai hal yang berkenaan
dengan proses belajar-mengajar. Berdasarkan informasi ini guru dapat memperbaiki dan menyempurnakan
kekurangannya dan
mempertahankan atau
meningkatkan kelebihannya. Bagi peserta didik data hasil penilaian mengenai cara
belajar, kesulitan belajar, dan hubungan sosial dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan upaya dan
motivasi belajar yang lebih baik lagi.
Bahasa Indonesia SMP KK I
79
Evaluasi
A. Soal Pilihan Ganda 1. Siswa yang dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu
apabila telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan berdasarkan…
A. Seluruh indikator pada KD tersebut B. Rerata nilai KKM dari seluruh KD yang terdapat dalam satu
semestertahun C. Beberapa indikator yang terdapat dalam KD tersebut
D. Mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan dalam KD tersebut
2. Berdasarkan hasil penilaian kelas VIII dengan materi Menyusun teks persuasi . Aspek penilaian meliputi isi atau kelengkapan gagasan,
organisasi atau sistematika penulisan, tata bahasa, dan kosakata sebagai berikut:
1. Aziz mendapat nilai 70, 80, 85, 80
2. Sinta mendapat nilai 78, 78, 80, 80. 3. Rahma mendapa nilai 80, 78, 80, 82
4. Lia mendapat nilai 85, 78, 75, 82.
Apabila KKM kelas tersebut 80, maka siswa yang mencapai ketuntasan dalah ....
A. Rahma dan Lia B. Aziz dan Sinta
C. Aziz dan Rahma D. Rahma dan Lia
Evaluasi
80
3. Penetapan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Suatu
indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh suatu kondisi sebagai berikut....
A. Guru menguasai pengetahuan dan kemampuan yang memadai sesuai bidang yang diajarkan.
B. Guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang konvensional.
C. Peserta didik memiliki kemampuan penalaran yang cukup rendah dan terampil menerapkan konsep.
D. Waktu yang relatif lama untuk memahami materi karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang rendah.
4. Bapak Asep mengadakan penilaian praktik berpidato di kelas IX. Batas ketuntasan minimal praktik berpidato 65. Ia membuat pedoman penskoran
1 kesesuaian tema, 2 intonasi, 3 bahasa, dan 4 lafal. Berikut ini adalah daftar pencapaian para siswanya.
No Nama siswa
Aspek yang dinilai Kesesuaian
tema intonasi
bahasa ekspresi
1 Abdul
70 85
85 85
2 Afy
75 80
85 75
3 Denta
70 80
85 80
4 Nur
50 60
85 70
5 Rika
70 85
80 75
Berdasarkan tabel di datas dapat disimpulkan bahwa.... A. Siswa yang sudah menuntaskan kemampuan berbicara, yaitu
Abdul, Afy, Rika dan Nur. B. Siswa yang sudah menuntaskan kemampuan berbicara, yaitu
Abdul, Afy, Rika dan Denta. C. Siswa yang sudah menuntaskan kemampuan berbicara, yaitu
Abdul, Nur, Rika dan Denta. D. Siswa yang sudah menuntaskan kemampuan berbicara, yaitu
Abdul, Afy, Nur dan Denta.