Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

potensi burnout pun tinggi. Dimensi beban kerja yang terakhir adalah performance yaitu mempunyai arti seberapa besar keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil kerjanya. Dapat dikatakan ketika individu tidak dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan standar kerja, tidak mencapai target atau sasaran yang ditetapkan perusahaan, maka individu akan merasa rendah diri karena tidak berhasil dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Semakin tinggi performance yang dilakukan individu¸ maka kemungkinan burnout nya pun tinggi. Selain keenam dimensi dari beban kerja tersebut, variabel lain yang harus diperhatikan ketika meneliti burnout adalah dukungan sosial. Menurut Sarafino 2011 dukungan sosial merujuk pada kenyamanan, kepedulian, harga diri atau segala bentuk bantuan lainnya yang diterima dari orang lain atau kelompok. Jadi kurangnya dukungan sosial yang diberikan oleh lingkungan individu berpotensi dalam menyebabkan burnout Maslach, 1997. Dimensi dukunngan sosial pertama adalah dukungan emosional yaitu individu memiliki bantuan dalam bentuk emosional dari orang lain sehingga akan muncul rasa aman dan dicintai dalam lingkungannya. Ketika individu memperoleh perhatian dari keluarga, memiliki rekan kerja yang membantu dan peduli akan masalah yang dihadapi saat bekerja sehingga ia akan merasa aman dan dicintai di lingkungan individu. Semakin tinggi dukungan emotional semakin rendah pula burnout pada dirinya. Selanjutnya dimensi dukungan instrumental yang mempunyai arti dukungan secara langsung yang diberikan orang lain terhadap individu. Misalnya, ketika individu sakit, rekan kerja bersedia mengerjakan tugas kantor atau saat individu membutuhkan pinjaman uang, teman-temannya bersedia untuk memberikan pinjaman sehingga individu merasa banyak orang lain yang dapat membantunya. Apabila dukungan instrumental yang dimiliki tinggi, maka kemungkinan burnout yang terjadi pada karyawan rendah. Kemudian dimensi dukungan sosial selanjutnya adalah dukungan informasi yang mempunyai arti pemberian nasehat, saran atau umpan balik kepada individu. Dukungan ini, biasanya diperoleh dari sahabat, rekan kerja, atasan atau seorang profesional. Misalnya rekan kerja memberikan informasi yang diperlukan individu saat bekerja, memperoleh nasihat dan saran dari keluarga serta teman-temannya sehingga individu merasa terbantu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Semakin tinggi dukungan informasi, maka semakin rendah burnout yang terjadi pada individu. Selanjutnya dimensi terakhir dari dukungan sosial adalah dukungan persahabatan yang mempunyai arti dukungan yang berupa adanya kebersamaan, kesediaan dan aktivitas sosial yang sama. Misalnya, teman-teman dan keluarga selalu meluangkan waktu bersama dengan individu, individu sering makan siang bersama rekan kerja dan atasan. Hal ini akan menimbulkan rasa kebersamaan yang erat antara individu dengan orang lain. Semakin tinggi dukungan persahabatan yang diterima individu, maka semakin rendah pula burnout yang terjadi pada individu. Dengan demikian, dari semua variabel yang telah digambarkan, peneliti menyimpulkan kerangka berpikir pada gambar 2.1. Beban Kerja Physical demand Effort Mental demand Temporal demand Performance Frustation level Burnout Dukungan Sosial Dukungan Emosional Dukungan Instrumental Dukungan Informasi Dukungan Persahabatan Tabel 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis

Hipotesis Major Terdapat pengaruh yang signifikan antara beban kerja dan dukungan sosial terhadap burnout Hipotesis Minor H 1 : Ada pengaruh yang signifikan variabel physical demand terhadap bunout H 2 : Ada pengaruh yang signifikan variabel effort terhadap bunout H 3 : Ada pengaruh yang signifikan variabel mental demand terhadap bunout H 4 : Ada pengaruh signifikan variable temporal demand terhadap burnout H 5 : Ada pengaruh yang signifikan variabel performance terhadap bunout H 6 : Ada pengaruh yang signifikan variabel frustration level terhadap bunout H 7 : Ada pengaruh yang signifikan variabel dukungan emosional terhadap bunout H 8 : Ada pengaruh yang signifikan variabel dukungan instrumental terhadap bunout H 9 : Ada pengaruh yang signifikan variabel dukungan informasi terhadap bunout H 10 : Ada pengaruh yang signifikan variabel dukungan persahabatan terhadap bunout 11BAB 3 METODELOGI PENELITIAN Dalam bab tiga ini akan dibahas tentang populasi dan sampel, serta teknik pengambilan sampelnya dan alasan mengapa cara seperti itu yang digunakan. Kemudian akan dibahas variabel yang dijadikan variabel penelitian serta definisi operasionalnya. Selanjutnya akan dibahas juga instrumen pengumpulan data, prosedur pengumpulan data serta analisis data yang digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan atau hipotesis penelitian. Pada penelitian ini, yang hendak diteliti adalah pengaruh beban kerja dan dukungan social terhadap burnout. Pendekatan yang digunakan untuk menjawab penelitian tersebut adalah pendekatan kuantitatif.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap back office maupun front office yang bekerja di PT.X Kantor Cabang Jakarta Selatan dan Kantor Cabang Bekasi. Dimana total populasi pada karyawan di PT. X berjumlah 238 karyawan. 3.1.2. Teknik Sampling Dari 238 kuesioner yang disebarkan, hanya 166 kuesioner yang dikembalikan dan semua kuesioner tersebut layak untuk diolah. Maka, sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 166 responden. Kuesioner dilakukan secara dititipkan kepada Human Capital Staff yang bekerja di PT. X Kantor Cabang Jakartas Selatan dan Bekasi. 37 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan probability sampling, yaitu semua karyawan tetap back office maupun front office PT. X memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. 3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Identifikasi Variabel penelitian Sebelum membahas definisi operasional penelitian, di bawah ini terdapat beberapa variable yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang disebutkan pada bab sebelumnya. Adapun penelitian ini dijadikan dependent variabel DV adalah burnout. Sedangkan yang dijadikan independent variabel IV adalah beban kerja dengan aspek yaitu physical demand, effort, mental demand, temporal demand, frustration level dan performance serta dukungan sosial dengan aspek dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan persahabatan IV 1 = Physical demand IV 2 = Effort IV 3 = Mental demand IV 4 = Temporal demand IV 5 = Frustration level IV 6 = Performance IV 7 = Dukungan Emosional IV 8 = Dukungan Instrumental IV 9 = Dukungan Informatif IV 10 = Dukungan Persahabatan

3.2.2 Definisi operasional variabel penelitian

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah: 1. Burnout Burnout adalah meningkatnya perasaan kelelahan emosional, berkembangnya perilaku dan perasaan negatif terhadap seseorang, serta evaluasi diri yang negatif terhadap pekerjaan. Pada penelitian ini burnout diukur dengan menggunakan The Maslach Burnout Inventory MBI dari Maslach 1981 dengan menggunakan 22 item. 2. Beban Kerja Beban kerja adalah kemampuan seseorang dalam menerima pekerjaan. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja mental. Beban kerja mempunyai beberapa dimensi yang dapat dikaji melalui dimensi: a. Physical demand, yaitu besarnya aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam melakukan tugas contoh: mendorong, menarik, memutar, mengontrol, menjalankan dan lainnya. b. Effort, yaitu usaha yang dikeluarkan secara fisik dan mental yang dibutuhkan untuk mencapai level performansi karyawan. c. Mental demand, yaitu besarnya aktivitas mental dan perseptual yang dibutuhkan untuk melihat, mengingat, dan mencari. Pekerjaan tersebut mudah atau sulit, sederhana atau kompleks, dan longgar atau ketat. d. Temporal demand, yaitu jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang dirasakan selama pekerjaan berlangsung. Pekerjaan perlahan atau santai atau cepat, dan melelahkan.