hilangnya otonomi, dan gaji yang tidak memadai merupakan beberapa faktor lingkungan sosial yang turut berperan menimbulkan burnout.
3. Keterlibatan emosional dengan penerimaan pelayanan atau klien, bekerja
melayani orang lain membutuhkan banyak energi karena harus bersikap sabar dan memahami orang lain dalam keadaan krisis, frustrasi, ketakutan
dan kesakitan. Pemberi dan penerima pelayanan turut membentuk dan mengarahkan terjadinya hubungan yang melibatkan emosional, dan secara
tidak sengaja dapat menyebabkan stres secara emosional karena keterlibatan antar mereka dapat memberikan penguatan positif atau
kepuasan bagi kedua belah pihak, atau sebaliknya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor
penyebab burnout yaitu, karakteristik individu meliputi demografi dan perfeksionis, lingkungan pekerjaan, keterlibatan emosional dengan penerimaan
pelayanan atau pelanggan.
2.2 Beban Kerja
2.2.1 Definisi Beban Kerja
Beban kerja adalah istilah yang mulai dikenal sekitar tahun 1970. Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi beban kerja sehingga terdapat beberapa
definisi yang berbeda mengenai beban kerja. Ia merupakan suatu konsep yang multi-dimensi, sehingga sulit diperoleh satu kesimpulan saja mengenai definisi
yang tepat Cain, 2007.
Hart dan Staveland 1988 mendefinisikan beban kerja sebagai perbedaan antara kemampuan karyawan dengan tuntutan tugas yang diterima. Beban kerja
itu dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja mental. Everly dalam Munandar, 2001 juga mengatakan bahwa beban kerja
adalah keadaan dimana pekerjaan dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban
kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika
pekerja merasa tidak mampu melaksanakan tugas atau tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi dari pekerjaan. Beban kerja fisik atau mental yang harus
melakukan terlalu banyak pekerjaan, merupakan kemungkinan sumber stres pekerja.
Definisi beban kerja dalam penelitian ini adalah beban kerja sebagai perbedaan antara kemampuan karyawan dengan tuntutan tugas yang diterima.
Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja mental, yang merujuk pada dimensi yang dikemukakan oleh Hart dan Staveland 1988.
2.2.2 Dimensi Beban Kerja
Hart dan Staveland 1988 membagi beban kerja fisik dan mental menjadi enam dimensi, ukuran beban kerja fisik meliputi physical demand, dan effort. Dan
ukuran beban kerja mental meliputi mental demand, temporal demand, performance dan frustration level yaitu :
1. Physical demand, yaitu besarnya aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam melakukan tugas contoh: mendorong, menarik, memutar, mengontrol,
menjalankan dan lainnya. 2. Effort, yaitu usaha yang dikeluarkan secara fisik dan mental yang dibutuhkan
untuk mencapai level performansi karyawan. 3. Mental demand, yaitu besarnya aktivitas mental dan perseptual yang
dibutuhkan untuk melihat, mengingat, dan mencari. Pekerjaan tersebut mudah atau sulit, sederhana atau kompleks, dan longgar atau ketat.
4. Temporal demand, yaitu jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang dirasakan selama pekerjaan berlangsung. Pekerjaan perlahan atau santai atau
cepat, dan melelahkan 5. Frustation level, yaitu seberapa tidak aman, putus asa, tersinggung, terganggu,
dibandingkan dengan perasaan aman, puas, nyaman, dan kepuasan diri yang dirasakan.
6. Performance, yaitu seberapa besar keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil kerjanya.
Sedangkan menurut pengukuran beba kerja bisa dilakukan melalui pengukuran beban kerja mental secara subjektif Subjective Methode salah
satunya menggunakan teknik Beban Kerja Subjectif Subjective Workload Assesment technique-SWAT dalam metode SWAT Harry G et, al., dalam
Tarwaka, 2011 dimensi ukuran beban kerja, yaitu : 1. Time load, yaitu menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja.
2. Mental effort load, yaitu berarti banyaknya usaha mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
3. Psychological stress load, yaitu yang menunjukan tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi.
2.2.3 Pengukuran Beban Kerja