Proporsi Varian HASIL PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Dalam bagian ini memuat kesimpulan, diskusi, dan saran. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari variabel beban kerja yaitu physical demand, effort, mental demand, temporal demand, performance, frustration level, dan variabel dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan pada karyawan PT. X. Jika dilihat dari signifikan atau tidak signifikannya koefisien regresi masing-masing independent variable physical demand, effort, mental demand, temporal demand, performance, frustration level, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan, diperoleh dua variabel koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi burnout pada karyawan PT. X yaitu mental demand dan frustration level. Dan variabel yang tidak signifikan adalah pengaruh physical demand, effort, temporal demand, performance, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.

5.2 Diskusi

Hasil pengujian hipotesis pengaruh beban kerja dan dukungan sosial terhadap burnout yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel physical demand, effort, mental demand, temporal 78 demand, performance, frustration level, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan terhadap burnout. Besarnya pengaruh seluruh independent variable terhadap burnout adalah sebesar 15.8, sedangkan 84.2 sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan dua variabel beban kerja yang berperan secara signifikan terhadap burnout pada karyawan PT. X. Dan delapan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel beban kerja mental demand dan frustration level. Hal ini sejalan dengan penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Maslach et.al., 2008 menyebutkan bahwa beban kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Mental demand memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bakker 2001 yang menyatakan bahwa mental demand memiliki pengaruh terhadap burnout, karyawan yang memiliki mental demand yang tinggi di tempat kerja memungkinkan karyawan cepat merasa lelah secara fisik maupun mental yang dapat berkembang pada perilaku kerja yang negatif Schaufeli, 2008, namun dalam penelitian ini mental demand memiliki nilai koefisien yang negatif, artinya semakin tinggi mental demand yang dilakukan oleh karyawan, maka semakin rendah pula karyawan mengalami burnout. Pada penelitian ini karyawan terlihat lebih nyaman dengan tingkat mental demand yang tinggi karena mereka merasa kemampuan psikis yang mereka miliki digunakan atau dimanfaatkan secara maksimal saat bekerja. Selain mental demand, frustration level juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kusnadi 2014. Beratnya beban kerja yang ditanggung karyawan saat bekerja mengakibatkan karyawan merasa putus asa, tidak aman, dan mudah tersinggung di lingkungan kerja. Semakin besar frustration level yang dirasakan karyawan, maka semakin besar pula kemungkinan karyawan mengalami burnout di tempat kerja. Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak berpengaruh signifikan pada burnout, salah satunya adalah physical demand tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Physical demand merupakan aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Pada penelitian ini tenaga yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan physical demand tidak membuat individu merasa kehabisan energi, sehingga individu dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Jadi semakin tinggi physical demand semakin rendah burnout yang terjadi pada karyawan. Selanjutnya variabel yang tidak signifikan pada penelitian ini adalah effort. Effort ialah besarnya usaha yang dikeluarkan karyawan untuk mencapai level performansi. Pada penelitian ini individu mengeluarkan segala usahanya untuk mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan, maka kemungkinan besar individu dapat mencapai keberhasilan diperusahaan. Dengan adanya keberhasilan yang diperoleh karyawan di tempat kerja, hal ini dapat mengurangi perasaan lelah secara fisik maupun mental yang dialami karyawan. Jadi semakin tinggi effort semakin rendah burnout yang terjadi pada karyawan. Selanjutnya temporal demand ialah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang dirasakan selama pekerjaan berlangsung. Banyaknya tekanan yang diberikan perusahaan kepada karyawan, tidak membuat karyawan merasa kesulitan dan dapat menyelesaikan pekerjannya sesuai dengan waktu yang ditentukan perusahaan. Selanjutnya performance ialah seberapa besar keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil kerjanya. Besarnya keberhasilan yang diperoleh karyawan di dalam pekerjaannya dianggap sebagai suatu pekerjaan yang mudah dan kurang menantang, sehingga ia beranggapan dirinya mempunyai kemampuan lebih untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan perusahaan. Dari hasil penelitian ini juga terdapat variabel dukungan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout. Terdapat empat independent variable yang tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout dari dimensi dukungan sosial dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan. Dukungan emosional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap burnout. Pada penelitian ini dukungan emosi kurang dirasakan oleh karyawan dalam kesehariannya mereka bekerja secara individualis. Hal ini karena karyawan terlalu fokus terhadap hasil dan target yang ingin dicapai dalam pekerjaannya. Tingginya tingkat indivudualisme menyebabkan dukungan emosi seperti kepeduliaan, empati yang ditunjukkan oleh rekan kerjanya tidak menjadi hal yang