yang melayani bidang jasa yaitu polisi, guru, perawat, pekerja sosial, pengacara, dokter, dan administrator. Data yang dihasilkan dihitungdianalisis menggunakan
analisis faktor. Serangkaian criteria yang diseleksi kemudian diterapkan ke suatu item, mengakibatkan pengurangan jumlah item dari 47 menjadi 22 item Maslach,
1981. Kemudian burnout yang dijelaskan oleh Demerouti, Bakker, Nachreiner,
dan Schaufeli, 2000 disebut Oldenburg Burnout Inventory OLBI yang terdiri dari dua dimensi, yaitu kelelahan dan ketidak terikatan dari pekerjaan. Kelelahan
didefinisikan sebagai konsekuensi dari intensif fisik, afektif, dan ketegangan kognitif.
Selanjutnya alternatif lain dari Rothmann 2003, juga mengembangkan Maslach Burnout Inventory - General Survey MBI-GS, dalam instrument yang
terdiri dari tiga dimensi burnout yang lebih umum seperti kelelahan, sinisme, dan professional efficacy, MBI-GS ini mirip dengan MBI, namun terdapat perbedaan
item yang lebih umum, aspek nonsosial dalam pekerjaan. Dalam hal ini penulis akan menggunakan alat ukur Masclach Burnout
Inventory MBI yang dikembangkan oleh Maslach, 1981 dengan menggunakan 22 item yang didalamnya mengukur emotional exhaustion, depersonalization, dan
reduced personal accomplishment.
2.1.5 Faktor-faktor penyebab Burnout
Maslach Leiter, 1997 timbulnya burnout disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu :
1. Karakteristik individu
Sumber dari dalam diri individu merupakan salah satu penyebab timbulnya burnout. Sumber tersebut dapat digolongkan atas dua faktor
yaitu : a Faktor demografi, mengacu pada perbedaan jenis kelamin antara
wanita dan pria. Pria rentan terhadap stres dan burnout jika dibandingkan dengan wanita.
b Faktor perfeksionis, yaitu individu yang selalu berusaha melakukan pekerjaan sampai sangat sempurna sehingga akan sangat mudah
merasakan frustrasi bila kebutuhan untuk tampil sempurna tidak tercapai.
2. Lingkungan kerja
Masalah beban kerja yang berlebihan adalah salah satu faktor dari pekerjaan yang berdampak pada timbulnya burnout Cherniss, 1980. Beban kerja yang
berlebihan bisa meliputi jam kerja, jumlah individu yang harus dilayani jumlah antrian yang padat misalnya, tanggung jawab yang harus dipikul,
pekerjaan rutin dan yang bukan rutin, dan pekerjaan administrasi lainnya yang melampaui kapasitas dan kemampuan individu. Di samping itu, beban kerja
yang berlebihan dapat mencakup segi kuantitatif yang berupa jumlah pekerjaan dan kualitatif yaitu tingkat kesulitan pekerjaan tersebut yang harus
ditangani. Beban kerja yang berlebihan menyebabkan pemberi pelayanan merasakan adanya ketegangan emosional saat melayani klien sehingga dapat
mengarahkan perilaku pemberi pelayanan untuk menarik diri secara psikologis dan menghindari diri untuk terlibat dengan klien Maslach, 1981
Dukungan sosial turut berpotensi dalam menyebabkan burnout Maslach, 1982. Sisi positif yang dapat diambil bila memiliki hubungan yang
baik dengan rekan kerja yaitu mereka merupakan sumber emosional bagi individu saat menghadapi masalah dengan klien Maslach, 1981. Individu
yang memiliki persepsi adanya dukungan sosial akan merasa nyaman, diperhatikan, dihargai atau terbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan
kerja yang dapat menimbulkan burnout adalah terjadinya hubungan antar rekan kerja yang buruk. Hal tersebut bisa terjadi apabila hubungan antar
mereka diwarnai dengan konflik, saling tidak percaya, dan saling
. bermusuhan. Cherniss 1980 mengungkapkan sejumlah kondisi yang
potensial terhadap timbulnya konflik antar rekan kerja, yaitu: 1 perbedaan nilai pribadi, 2 perbedaan pendekatan dalam melihat
permasalahan, dan 3 mengutamakan kepentingan pribadi dalam berkompetisi. Di samping dukungan sosial dari rekan kerja tersebut,
dukungan sosial yang tidak ada dari atasan juga dapat menjadi sumber stres emosional yang berpotensi menimbulkan burnout 1982 Kondisi
atasan yang tidak responsif akan mendukung terjadinya situasi yang menimbulkan ketidakberdayaan, yaitu bawahan akan merasa bahwa segala
upayanya dalam bekerja tidak akan bermakna. Farber 1991 mengemukakan bahwa, ketidakpekaan pemimpin
perusahaan, kurangnya apresiasi masyarakat dengan pekerjaan mereka penghargaan, kritik masyarakat, pindah kerja yang tidak dikehendaki,
jumlah pelayanan yang banyak, kertas kerja yang berlebihan, bangunan fisik yang tidak menarik dan tidak nyaman, kotor dan berantakan,