49
3. Drs. H. Zaini Arafat Bidang Pengembangan : 1. KH. Syafi’ie Kamil
2. KH. Chudori Thohir, Lc 3. DR Zaenal Musthofa
Staff : 1. Suherman
2. Ayatullah Kh 3. M. Syambuzi
4. Rizki Topananda
C. BAZNAS Daerah Kota Depok
1. Legal Formal
Berdasarkan Surat
Keputusan Walikota
Depok Nomor:
821.29128KptsSosialHuk2011 tanggal 27 Januari 2011 tentang Pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat Daerah BAZDA Kota Depok Masa Bhakti 2011-
2013. BAZ Kota Depok adalah salah satu institusi yang dibentuk oleh
Pemerintah bersama masyarakat Kota Depok, yang bertujuan menggugah seluruh masyarakat Depok khususnya kaum Muslimin untuk meningkatkan predikat
kesholehannya dengan kesolehan sosial horizontal hablum min an-naas. Upaya ini dilakukan dengan :
- Sosialisasi Zakat dan lembaga BAZ
- Pembentukan UPZ – UPZ di instansi Pemerintah maupun Swasta
Perusahaan BUMN BUMD -
Menggalang dana infaq dan shodaqoh dari pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat, diharuskan pada
50
setiap kantor dinas di lingkungan pemerintahan untuk membentuk Unit Pengelola Zakat UPZ yang dalam redaksi UU Unit Pengumpul Zakat. Perubahan kata dari
Pengumpul menjadi Pengelola untuk merubah asumsi bahwa UPZ hanya sebagai pengumpul belaka dan tidak terasa manfaatnya oleh masyarakat atau karyawan di
kantor tersebut. Maka dengan istilah pengelola akan merubah asumsi orang bahwa UPZ selain mengumpulkan ZIS juga menyalurkan mendistribusikan
mendayagunakannya di lingkungan kantor yang sasarannya adalah karyawan atau keluarganya yang berhak mendapat bantuan.
Zakat adalah ibadah di bidang harta yang memiliki peran yang sangat strategis, penting dan menentukan dalam membangun kesejahteraan. Bahkan para
ekonom muslim berpendapat bahwa system ekonomi Islam dibangun atas dua elemen penting, yaitu hilangnya system riba dan teraktualisasikannya potensi
zakat.
5
2. Visi dan Misi
a. Visi BAZDA Kota Depok, mengusir sifat kikir, mengikis sifat dengki,
menumbuhkan kepedulian b.
Misi BAZDA Kota Depok, i.
Menyadarkan aghniya untuk berzakat, berinfaq dan bershodaqoh ii.
Menghimpun dana dari sumber yang halal berdasarkan syari’at iii.
Memenuhi kebutuhan mustahik demi lancarnya roda ekonomi masyarakat. iv.
Menggali potensi masyarakat untuk ikut serta dalam membangun Kota Depok.
5
http:bazdepok.net63.netindex.php?option=com_contenttask=viewid=23Itemid=30 di akes
pada 4 juni 2014
51
3. Struktur Organisasi
DEWAN PERTIMBANGAN Ketua
: Wakil Walikota Depok Wakil Ketua
: Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Depok Sekretaris
: Kabag Sosial Kota Depok Wakil Sekretaris
: Kasubag TU Kantor Kementrian Agama Kota Depok Anggota
: 1. Drs. KH. A. Dimyati Badruzzaman, MA 2. Drs. H. Farid Hadjiri, MM
3. Kasi Pekapontren, Penamas dan Pemberdayaan Masjid P3M Kantor Kementrian Agama Kota Depok
BADAN PELAKSANA Ketua
: H. Aceng Toha Abdul Qodir, Lc Wakil Ketua I
: Addin Abdurrahim, Lc Wakil Ketua II
: Kasubag Agama pada Bag. Sosial Setda Kota Depok Sekretaris
: Raden Salamun Adiningrat, S.Sos.I, S.Pd Wakil Sekretaris I
: Penyelenggara Zakat Wakaf Kantor Kementrian Agama Kota Depok
Wakil Sekretaris II : Yuniyanti, SEI
Bendahara : Drs. Sadar Harapan
Bendahara I : Mimin Mintarsih, S.Ag
Seksi Pengumpulan : 1. H. Gunawan, Mds, S.Ag 2. Sunarto, SHI
Seksi Pendistribusian : 1. Muhammad Arqom Abbas, SS 2. Enjat Sudrajat, S.Ag
Seksi Pendayagunaan : 1. Ahmad Fihri, MA 2. Wahyono, S.IP
Seksi Pengembangan : 1. Muhammad Yusuf, SEI 2. Drs. Bambang Sunaryo
KOMISI PENGAWAS Ketua
: Drs. KH. A. Machfudz Anwar, MA Wakil Ketua
: Drs. KH. Wazir Nuri Sekretaris
: Kasi Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kantor Kementrian Agama Kota Depok
Wakil Sekretaris : Zainur Ahmad, S.Ag
Anggota : 1. Drs. Abdul Ghofar
2. H. Fauzan 3. H. Asnawi, S.Ag
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DI BAZNAS DAERAH KOTA BEKASI DAN BAZNAS
DAERAH KOTA DEPOK
A. Substansi Fi sabilillah Yang Mempengaruhi Kebijakan BAZDA Dalam
Menyalurkan Dana ZIS Kepada Masyarakat.
Fi sabilillah adalah salah satu dari 8 asnaf yang tercantum pada nash Al Qur’an,
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, Amil zakat, yang di lunakkan hatinya muallaf, untuk memerdekakan hamba
sahaya, utnuk membebaskan orang yang berhutang, fi sabilillah untuk jalan Allah, dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan….” QS. At Taubah : 60 Melihat posisi ke tujuh dalam deretan pihak-pihak yang berhak
mendapatkan manfaat dari dana zakat, namun dewasa kini lafadz fi sabilillah mengalami banyak sekali penafsiran dan hal itu di pengaruhi dari kondisi dan
kebutuhan yang berlaku pada saat ini. Menu
rut Imam Syafi’i, Imam an-Nasa’i, Abu Tsur, Abu Hanifah, dan Imam malik, memprioritaskan pemberian kepada fakir miskin hingga tercukupi
kebutuhannya jauh lebih baik dari pada membagikannya dalam jumlah yang sangat sedikit kepada seluruh asnaf.
1
Jika jumlah zakat itu besar maka Mustahik lainnya jika ada berhak
1
Didin, Hafiduddhin. Panduan Praktis tentang zakat infak sedekah. Jakarta: Gema Insani, 1998 hal.135