43
berhubungan dengan dukungan dalam meningkatkan kapabilitas dan pertumbuhan
79
. Westerman menyatakan, evaluasi kinerja mempunyai beberapa tujuan yaitu meningkatkan kecakapan seseorang untuk menungkatkan
pelaksanaan nilai tambah, mengidentifikasi kesulitan-kesulitan, dan menyetujui suatu rencana untuk mencapai peningkatan yang telah diproyeksikan.
80
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi kinerja adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dan valid
mengenai kinerja seseorang dalam kurun waktu tertentu, pada suatu lembaga demi peningkatan nasib atau kesejahteraan mereka
81
4. Prinsip -Prinsip Evaluasi Kinerja
Pembahasan prinsip-prinsip evaluasi kinerja meliputi hal-hal, antara lain criteria evaluasi kinerja, sifat evaluasi kinerja dan prosedur evaluasi kinerja
82
prosedur evaluasi kinerja terdiri dari beberapa langkah yang dilalui, yaitu bagian personalia mengirimkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerja DP3 kepada
setiap pejabat yang mempunyai bawahan dalam ligkungan pengawasannya disertai dengan pedoman dalam memberikan nilainya
83
79
Noor fuad, evaluasi Kinerja ringkasan materi kuliah untuk mahasiswa pasca sarjana
80
Hamzah B, uno dan nina lamatenggo, teori kinerja dan pengukurannya cetakan-1 Jakarta: PT bumi aksara, 2012, hal.88
81
Hamzah B, uno dan nina lamatenggo, teori kinerja dan pengukurannya cetakan-1 Jakarta: PT bumi aksara, 2012, hal.89
82
John westerman, pengelolaan sumberdaya manusia Jakarta, bumi aksara, 1999 hal. 163-164
83
Hamzah B, uno dan nina lamatenggo, teori kinerja dan pengukurannya cetakan-1 Jakarta: PT bumi aksara, 2012, hal.95
45
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BAZNAS DAERAH
A. BAZNAS Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, BAZ adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara Nasional.
BAZNAS dibentuk Pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan zakat yang meliputi:
1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
4. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanan pengeloaan zakat.
Tabel 3.1
Jumlah Organisasi Pengelolaan Zakat OPZ
1
No Organisasi
Jumlah 1
BAZNAS 1
2 BAZDA Provinsi
33 3
BAZDA Kabupaten Kota 434
4 BAZ Kecamatan
48.000 5
BAZ Kelurahan 24.000
Sebagaimana telah dijelaskan dalam sub-bab Pembatasan Masalah, objek dalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat Daerah BAZDA
. Adapun BAZDA
yang dimaksud adalah beberapa BAZDA yang telah dikukuhkan oleh Pemerintah
1
Kuntarno Noor Aflah, ed., Strategi Pengelolaan Zakat Di Indonesia Jakarta: FOZ, 2011, h.33.