BAZNAS Daerah Kota Depok

53

BAB IV HASIL PENELITIAN DI BAZNAS DAERAH KOTA BEKASI DAN BAZNAS

DAERAH KOTA DEPOK

A. Substansi Fi sabilillah Yang Mempengaruhi Kebijakan BAZDA Dalam

Menyalurkan Dana ZIS Kepada Masyarakat. Fi sabilillah adalah salah satu dari 8 asnaf yang tercantum pada nash Al Qur’an, “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, Amil zakat, yang di lunakkan hatinya muallaf, untuk memerdekakan hamba sahaya, utnuk membebaskan orang yang berhutang, fi sabilillah untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan….” QS. At Taubah : 60 Melihat posisi ke tujuh dalam deretan pihak-pihak yang berhak mendapatkan manfaat dari dana zakat, namun dewasa kini lafadz fi sabilillah mengalami banyak sekali penafsiran dan hal itu di pengaruhi dari kondisi dan kebutuhan yang berlaku pada saat ini. Menu rut Imam Syafi’i, Imam an-Nasa’i, Abu Tsur, Abu Hanifah, dan Imam malik, memprioritaskan pemberian kepada fakir miskin hingga tercukupi kebutuhannya jauh lebih baik dari pada membagikannya dalam jumlah yang sangat sedikit kepada seluruh asnaf. 1 Jika jumlah zakat itu besar maka Mustahik lainnya jika ada berhak 1 Didin, Hafiduddhin. Panduan Praktis tentang zakat infak sedekah. Jakarta: Gema Insani, 1998 hal.135 54 menerimanya, termasuk asnaf fi sabilillah. Menurut sebagian Ulama seperti dikemukakan dalam tafsir Al-Maraghi, Al-Quaimy, dan kitab Al-Fatawa, penggunaan zakat tidak hanya untuk kepentingan peperangan saja, tapi cakupannya lebih luas seperti untuk mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan, mendirikan masjid atau mushala, yang manfaatnya kembali pada umat secara menyeluruh. 2 Salah satu perkembangan dinamika kehidupan Muslim di Indonesia adalah penggunaan dana zakat untuk pembangunan masjid dan fasilitas syiar agama Islam. Apakah hal ini tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. Apakah dasar hukum penggunaan dana zakat untuk pembangunan masjid. Dari delapan kelompok orang yang berhak menerima zakat, memang tidak disebutkan secara langsung masjid sebagai kelompok penerima zakat. Meski demikian, ketentuan yang berlaku dalam penggunaan zakat adalah untuk diberikan kepada golongan fi sabilillah, yaitu kelompok yang berjuang di jalan Allah dalam menegakkan ajaran agama Islam. Makna fi sabilillah secara luas bukan hanya berjuang secara fisik melawan musuh agama Islam. Fi sabilillah juga bisa berarti melakukan dakwah Islam melalui pembangunan gedung pengajaran Islam, penerbitan jurnal Islami melawan fitnah golongan kafir, mendidik kader-kader muda penerus ulama, membangun masjid di masyarakat tertinggal, dan lain-lain. Apalagi dalam kehidupan masyarakat modern perkotaan, kita akan sedikit kesulitan menentukan kategori orang fakir miskin karena tingkat ekonomi 2 Didin, Hafiduddhin. Panduan Praktis tentang zakat infak sedekah. Jakarta: Gema Insani, 1998 hal.135 55 masyarakat sudah hampir merata. Perbedaan si kaya dan si miskin hampir tidak terlihat. Oleh karena itu, penggunaan dana zakat bisa dialihkan kepada perjuangan menyiarkan agama Islam melalui pembangunan masjid 3 1. Pendayagunaan Dana BAZNAS Daerah Kota Bekasi Pada Asnaf Fi sabilillah Yang menjadi objek pendayagunaan BAZNAS Daerah Kota Bekasi mencakup delapan asnaf fakir, miskin, Amil, hamba sahaya, gharimin, muallaf, ibnu sabil, fi sabilillah pada umumnya, namun lebih menekankan pada fakir dan miskin pada khususnya dikerenakan jumlah fakir miskin yang terhitung masih sangat banyak yang berada di wilayah Kota Bekasi 4 a. Program andalan BAZNAS Daerah Kota Bekasi Program-program yang ada pada BAZNAS Daerah Kota Bekasi, mencakup banyak aspek, seperti pemberdayaan, pendidikan, kesehatan, dan lain- lainnya yang masing-masing program dikelompokan menjadi Bekasi berdaya, Bekasi, ihsan Bekasi peduli, Bekasi cerdas, Bekasi sehat 5 b. Kontinuitas Keberlangsungan program pendayagunaan sampai saat ini masih berlangsung, dan menjadi program rutin yang tidak terpaut pada moment atau even tertentu. Kerena di anggap sebagai kebutuhan pokok asnaf fakir miskin yang ada di kota Bekasi c. Asnaf Fi Sabilillah Kota Bekasi 3 http:zakat.or.idbolehkah-menggunakan-dana-zakat-untuk-membangun- masjidsthash.rX9nYFj8.dpbs di akses pada 15 september 2014 4 Wawancara dengan Bapak Suherman Staff Amil BAZDA Kota Bekasi jum’at 30 januari 2015 5 http:www.bazdakotabekasi.or.idhome di akses pada Rabu 28 Januari 2015 56 BAZNAS Daerah Kota Bekasi memberikan perhatian lebih kepada asnaf fi sabilillah, setelah mendahulukan asnaf fakir dan miskin, hal ini ditinjau dari rencana pendistribusian dana zakat BAZDA Kota Bekasi tahun 2013 dengan rincian asnaf fi sabilillah sebagai berikut: Tabel 4.1 RPDZ BAZDA KOTA BEKASI 2013 No Keterangan Jumlah 1 Sarana ibadahbenah musollah : 2 x 12 kecamatan x 6.000.000 Rp 144.000.000 2 Honor Guru Ngaji di masjid : 1 x 56 kelurahan x 100.000 x 12 Rp 67.200.000 3 RA : 20 x 12 x 500.000 = Rp 120.000.000 4 DTA : 7 DTA x 12 x 500.000 = Rp 42.000.000 5 Proposal Rp 100.000.000 6 Operasional Ambulan Rp 150.000.000 7 Laporan keuangan melalui media cetak Rp 35.000.000 Rp 658.200.000 Dalam menentukan kebijakan pendistribusian pada asnaf fi sabilillah, BAZDA Kota Bekasi membagi asnaf fi sabilillah menjadi 7 macam, hal ini di kerenakan pemaknaan substansi fi sabilillah seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya. Yang di anggap relevan dan sesuai dengan kebutuhan pada saat ini. Tanpa harus menyalahi aturan-aturan yang ada, dikerenakan sudah terlebih dahulu ditimbang, dimusyawarahkan, dan disetujui oleh Dewan Pengawas Syariah, Dewan Pertimbangan, Kabag Kessos dan terakhir di setuji oleh Ketua