Kesimpulan Kesimpulan Dan Saran

BAB V Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan dan saran sangat penting pada akhir penelitian, karena kedua hal tersebut mempengaruhi kondisi penelitian. Kesimpulan memuat hal-hal apa saja yang menjadi kata akhir dalam penelitian ini, sedangkan saran merupakan kumpulan masukan maupun kritikan terhadap fokus penulisan yang dapat membangun dan memperbaiki fokus penulisan sejenis dikemudian hari.

5.1 Kesimpulan

Pengangkatan anak pada masyarakat Batak Toba di Bagan Sinembah merupakan suatu hal yang lazim terjadi ditengah-tengah masyarakat Batak Toba di Bagan Sinembah, mengingat adanya alasan-alasan yang memperkuat keinginan untuk mengangkat anak, seperti alasan untuk meneruskan keturunan atau pewarisan marga dan sebagai teman dalam kehidupan sehari-hari, alasan tersebut semakin kuat mengingat kondisi Bagan Sinembah yang memiliki kehidupan dari sektor perkebunan yang mensyaratkan kerja keras dalam usahanya tersebut serta membutuhkan tenaga kerja yang banyak terutama laki-laki dalam menjalankan usaha tersebut, selain itu adaptasi dari sistem budaya Batak Toba terhadap nilai-nilai sistem budaya agama Islam yang diakibatkan faktor geografis dan lingkungan yang memungkinkan, dimana secara geografis administratif, Kecamatan Bagan Sinembah berada dibawah wewenang pemerintahan propinsi Riau dan didominasi oleh lingkungan budaya Melayu yang erat dengan nilai budaya Islam sehingga perubahan terjadi dalam perjalanan sistem budaya Batak Toba di Kecamatan Bagan sinembah. Kesimpulan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah mendeskripsikan pertanyaan penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, Universitas Sumatera Utara adapun pertanyaan penelitian tersebut, yaitu posisi anak angkat dalam masyarakat Batak Toba di Desa Bagan Batu serta pembagian warisan serta kewajiban anak angkat pada masyarakat Batak Toba di Desa Bagan Batu. Pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan posisi anak angkat dalam masyarakat Batak Toba di Kecamatan Bagan Batu telah dideskripsikan pada bab 3 penulisan skripsi ini yang memuat tentang kedudukan anak angkat dalam masyarakat Batak Toba di Kecamatan Bagan Sinembah, yaitu di daerah Batak Toba yang menganut sistem kekerabatan patrilineal, anak laki-laki merupakan penerus keturunan ataupun marga dalam silsilah keluarga. Anak laki-laki sangat berarti kehadirannya dalam suatu keluarga. Pada masyarakat Batak Toba, apabila suatu keluarga tidak mempunyai anak laki-laki, maka ia dapat mengangkat seorang anak laki-laki yang disebut dengan anak naniain dengan syarat anak laki-laki yang diangkat haruslah berasal dari lingkungan keluarga atau kerabat dekat orang yang mengangkat. Pengangkatannya haruslah dilaksanakan secara terus terang yaitu dilakukan di hadapan Dalihan Natolu dan pemuka-pemuka adat yang bertempat tinggal di desa sekeliling tempat tinggal orang yang mengangkat anak. Pada pertanyaan kedua yang berisi pembagian warisan dan kewajiban anak angkat dalam masyarakat Batak Toba di Bagan Sinembah telah dideskripsikan lebih lanjut pada bab 4 penulisan skripsi ini yang memuat, antara lain hak atas waris dan hak atas garis keturunan secara patrilineal dalam hal ini marga yang dijamin oleh hukum adat Batak Toba dalam implementasi di Bagan Sinembah dan kolaborasi hukum adat dan agama yang menjamin hak atas waris anak angkat, mengenai subjek studi anak angkat telah dideskripsikan pada bab 4 penulisan skripsi ini. Pembagian warisan terhadap anak angkat memiliki sistem tersendiri yang didasarkan pada jenis kelamin anak angkat serta posisinya dalam keluarga, apabila Universitas Sumatera Utara anak angkat laki-laki sebagai anak tunggal maka anak angkat tersebut memperoleh 13 bagian dari harta warisan serta memperoleh marga secara patrilineal. Apabila anak angkat laki-laki yang berada dalam posisi kedua dalam keluarga maka anak angkat tersebut berhak atas waris berupa 13 bagian untuk laki-laki atau pembagian secara rata berdasarkan kesepakatan diantara keluarga serta juga memperoleh marga secara patrilineal, sedangkan pada anak angkat perempuan maka memperoleh warisan berupa 23 harta warisan untuk perempuan dan mendapatkan marga. Pembagian warisan didasarkan pada sistem hukum Islam, dikarenakan didaerah ini mayoritas penduduk adalah suku Melayu sehingga telah terjadi perubahan kebudayaan dengan mengadopsi nilai-nilai budaya Melayu yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Kewajiban anak angkat adalah menjaga nama baik keluarga, menghormati keluarga, adat dan agama serta tidak melupakan keluarga kandung dari anak angkat tersebut, pendeksripsian hal ini telah dilakukan pada bab 3 tulisan ini.

5.2 Saran