soal yang menantang pikiran mereka. Siswa dapat menyelesaikan masalah matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
konsep fungsi dengan menggunakan berbagai macam keterampilan dan prosedur matematika, menyusun langkah-langkah, merumuskan pola dan
strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. Hai ini dikarenakan dalam proses pembelajaran terpadu model
nested siswa dilatih untuk memadukan berbagai konsep pengetahuan dan
konsep keterampilan yang telah siswa miliki, sehingga siswa lebih mudah untuk menyelesaikan masalah matematika maupun masalah kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan konsep fungsi. Siswa pada kelas eksperimen memiliki keunggulan untuk meningkatkan keterampilan
berpikir dan mengorganisir dari materi yang diberikan, siswa juga dapat mengembangkan keterampilan sosial yang mereka miliki melalui interaksi
antar anggota kelompok. Sedangkan siswa pada kelas kontrol yang diajar dengan
pembelajaran konvensional kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam
memecahan masalah yang diberikan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru hanya menerangkan materi dari awal
hingga akhir pelajaran, menyebabkan siswa hanya menghafal materi yang diberikan sehingga siswa kesulitan untuk menyelesaikan masalah
matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep fungsi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran terpadu model nested memiliki kemampuan
pemecahan masalah matematika yang lebih baik dibandingkan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa berbagai upaya telah dilakukan agar diperoleh hasil yang optimal, namun belum sepenuhnya sempurna, karena penelitian ini
masih mempunyai keterbatasan sebagai berikut: 1.
Penelitian ini hanya ditunjukkan pada mata pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan fungsi, sehingga belum dapat dilihat
hasilnya pada pokok bahasan matematika lainnya. 2.
Kondisi siswa yang sering lupa dengan konsep-konsep matematika yang telah lalu membuat peneliti harus mengulang beberapa konsep yang
mereka lupakan. Hal tersebut dilakukan untuk mengingatkan mereka kembali sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
3. Terbatasnya instrumen penelitian hanya pada hasil post test sedangkan
dalam proses pembelajaran tidak diikut sertakan. 4.
Kurangnya waktu yang diberikan sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik lagi agar siswa dapat terkontrol secara maksimal.
5. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada aspek
pemecahan masalah matematika, sedangkan aspek lain tidak dikontrol.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas
eksperimen yang diukur berdasarkan indikator pemecahan masalah selama penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat menyelesaikan masalah
matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep-konsep dalam materi fungsi dengan menggunakan berbagai
macam keterampilan dan prosedur matematika, menyusun langkah- langkah, merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan
masalah. Dalam pembelajaran di kelas eksperimen, pada umumnya siswa lebih mengutamakan proses penyelesaian daripada hasil akhir. Hal ini
dikarenakan dalam proses pembelajaran terpadu model nested siswa dilatih untuk memadukan berbagai konsep pengetahuan dan konsep
keterampilan yang telah siswa miliki, sehingga siswa lebih mudah untuk menyelesaikan masalah matematika yang diberikan.
Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol berdasarkan indikator pemecahan masalah selama penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang mampu dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti, karena dalam
pembelajarannya siswa hanya diberikan konsep-konsep yang terdapat dalam materi fungsi saja sehingga siswa hanya menghafal materi yang
diberikan. 2.
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran terpadu model nested lebih tinggi dibandingkan
dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil
60