Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

= 0,05 1,99 Gambar 4.3 Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai t hitung yaitu 2,48 lebih besar dari t tabel yaitu 1,99 artinya jelas bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho daerah kritis. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan pembelajaran terpadu model nested dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran terpadu model nested lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji t pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan dk = 79, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,48. Sedangkan dari hasil perhitungan didapat nilai t tabel = 1,99. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran terpadu model nested terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Siswa yang diajar dengan pembelajaran terpadu model nested memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Siswa pada kelas eksperimen dapat memecahkan masalah matematika dalam bentuk soal non rutin yang berbentuk soal uraian berupa soal yang menantang pikiran mereka. Siswa dapat menyelesaikan masalah matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep fungsi dengan menggunakan berbagai macam keterampilan dan prosedur matematika, menyusun langkah-langkah, merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. Hai ini dikarenakan dalam proses pembelajaran terpadu model nested siswa dilatih untuk memadukan berbagai konsep pengetahuan dan konsep keterampilan yang telah siswa miliki, sehingga siswa lebih mudah untuk menyelesaikan masalah matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep fungsi. Siswa pada kelas eksperimen memiliki keunggulan untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan mengorganisir dari materi yang diberikan, siswa juga dapat mengembangkan keterampilan sosial yang mereka miliki melalui interaksi antar anggota kelompok. Sedangkan siswa pada kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memecahan masalah yang diberikan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru hanya menerangkan materi dari awal hingga akhir pelajaran, menyebabkan siswa hanya menghafal materi yang diberikan sehingga siswa kesulitan untuk menyelesaikan masalah matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep fungsi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran terpadu model nested memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik dibandingkan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

D. Keterbatasan Penelitian