Karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Nested dalam Pembelajaran Matematika

d. Reaksi Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit, melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran terpadu memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring.

3. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Depdiknas dalam Trianto, pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu: “holistik, bermakna, otentik, dan aktif”. 26 1. Holistik Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. 2. Bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional, siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah- masalah yang muncul di dalam kehidupannya. 26 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek…h.13. 3. Otentik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar secara langsung. 4. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional. Pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan discoveri- inkuiri. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar. Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu juga memiliki karakteristik sebagai berikut: 27 1. Pembelajaran berpusat pada anak studend centered 2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan 3. Belajar melalui pengalaman langsung 4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata 5. Sarat dengan muataan keterkaitan

4. Model Nested dalam Pembelajaran Matematika

Belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam batasan yang dipelajari dalam matematika serta berusaha mencari hubungan-hubungannya. Melalui pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh- contoh khusus generalisasi. Didalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. 27 Sukayati, Pembelajaran Tematik di SD merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu disampaikan pada Diklat InstrukturPengembangan Matematika SD Jenjang Lanjut, dalam Jurnal, Agustus, 2004, h.3. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Pembelajaran matematika berlangsung dengan melibatkan siswa secara penuh, dalam artian pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan efektif dan menyenangkan. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka ia dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi guru matematika untuk senantiasa berpikir dan bertindak kreatif. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika sesungguhnya merupakan interaksi antara guru- siswa, siswa-guru dan siswa-siswa untuk mengklarifikasi pemikiran dan tindakan secara logis, kreatif, dan sistematis. Selain itu, pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Pembelajaran terpadu model nested tersarang merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru pada siswanya dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pembelajaran content. Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berpikir thingking skill, keterampilan sosial social skill dan keterampilan mengorganisir organizing skill. Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh diberikan Fogarty “untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir thinking skill dengan keterampilan sosial social skill. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir thinking skill dan keterampilan mengorganisir organizing skill”. 28 Tabel 2.1 Unsur-Unsur Keterampilan Berpikir, Keterampilan Sosial dan Keterampilan Mengorganisir Thingking Skills Social Skills Organizers Skills Prediction Inference Hypothesize Comparecontrast Classify Generalize Prioritize Evaluate Attentive listening Clarifying Paraphrasing Encouraging Accepting ideas Disagreeing Consensus seeking Summarizing Web Venn diagram Flow chart Cause-effect circle Agreedisagree chart Gridmatrix Concept map Fishbone Model nested dalam pembelajaran matematika secara khusus memfokuskan pemaduan pada keterampilan berpikir thinking skill dan keterampilan mengorganisir organizer skill yang sudah dimiliki oleh siswa. Melalui pemaduan kedua keterampilan tersebut siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan suatu materi dan mengorganisir materi yang didapatkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan soal-soal yang membutuhkan pemikiran yang tinggi. Kelebihan dari model nested tersarang adalah guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran di dalam satu mata pelajaran. Dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan berkembang. Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi. Kekurangan model nested tersarang terletak pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran. Hal ini berdampak pada siswa, 28 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek…h.50. dimana prioritas pelajaran akan menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukan beberapa tugas belajar sekaligus. Gambar 2.1 Classify thinking skill Function content Grafik organizing skill Gambar 2.1 Model nested tersarang materi fungsi Model nested dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat terjadi interaksi aktif antar siswa baik secara fisik, intelektual dan emosional. Dengan segala perbedaan yang ada pada siswa, diharapkan dapat saling membantu, bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing, siswa juga dapat memadukan keterampilan-keterampilan yang mereka miliki dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika terutama pada pokok bahasan fungsi. Sehingga akan tercipta kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik dari sebelumnya.

5. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Nested