Pembuatan Serbuk Simplisia Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis Uji Penapisan Fitokimia Farnsworth, 1966

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini adalah buah manggis usia 108 hari sejak bunga mekar SBM dengan diameter 55-60 mm. C. Bahan Kimia Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah NaCl fisiologis, CMC Carboxy Methyl Cellulose, alkohol 70, 80 dan 95, metanol teknis, amoniak 1, larutan HCl, kloroform, pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, serbuk Mg, amil alkohol, larutan NaOH, FeCl3, eter, larutan hematoksilin, larutan Beouin asam pikrat, formaldehid, 4, asam asetat, larutan xilol, larutan Eosin, Larutan George, paraffin. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Identifikasi Manggis Dilakukan determinasi terhadap organ daun dari tumbuhan tempat manggis Garcinia mangostana L. dipetik. Determinasi dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPI-Cibinong.

3.3.2 Pembuatan Serbuk Simplisia

Sebanyak 10 kg buah manggis dicuci dan dibersihkan dari pengotor. Kemudian buah manggis dipotong menjadi dua bagian dan dipisahkan dari daging buahnya. Setelah itu diambil kulit pada bagian pericarpnya dengan menggunakan sendok, setelah itu pericarp dikeringkan dengan cara dikering-anginkan di dalam ruangan hingga kering, setelah kering pericarp dari kulit manggis tersebut dihaluskan hingga menjadi serbuk dengan menggunakan blender.

3.3.3 Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis

Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode maserasi, dimana 750 mg serbuk kulit buah manggis dimasukan kedalam 3 botol gelap, masing-masing botol terdiri dari 250 gram serbuk manggis dan kemudian sampel di setiap botol direndam dengan pelarut metanol sebanyak 700 mL selama 3 hari. Maserat kemudian disaring dengan kertas saring dan diuapkan dengan menggunakan rotary UIN Syarif Hidayatullah Jakarta evaporator pada suhu 45 o C. Maserasi dilakukan sebanyak 4 kali pengulangan. Pada tahap pengulangan maserasi pelarut metanol yang digunakan sebanyak 300 mL untuk setiap botol.

3.3.4 Uji Penapisan Fitokimia Farnsworth, 1966

Penapisan fitokimia dilakukan pada ekstrak kental untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam ekstrak. A. Identifikasi Golongan Alkaloid Sebanyak 2 gram sampel ditambahkan dengan 5 mL ammonia 25, digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 mL etil asetat dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring. Filtrat berupa larutan organik diambil sebagai larutan A, sebagian dari larutan A 10 mL diekstraksi dengan 10 mL larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil larutan bagian atasnya larutan B. Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan ditetesi dengan pereaksi Dragendorff. Jika terbentuk warna merah atau jingga pada kertas saring maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid dalam sampel. Larutan B dibagi dalam dua tabung reaksi, ditambahkan masing- masing pereaksi Dragendorff dan Mayer. Jika terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan pereaksi Mayer maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid. B. Identifikasi Golongan Flavonoid Sebanyak 1 gram sampel ditambahkan 50 mL air panas, dididihkan selama 5 menit, disaring dengan kertas saring, diperoleh filtrat yang akan digunakan sebagai larutan percobaan. Ke dalam 5 mL larutan percobaan dalam tabung reaksi ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium secukupnya dan 1 mL HCl pekat, serta 5 mL butanol, dikocok dengan kuat lalu dibiarkan hingga memisah. Jika terbentuk warna pada lapisan butanol lapisan atas maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta C. Identifikasi Golongan Saponin Sebanyak 10 ml larutan percobaan yang diperoleh dari percobaan b identifikasi golongan flavonoid, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok secara vertikal selama 10 detik, kemudian dibiarkan selama 10 menit. Jika dalam tabung reaksi terbentuk busa yang stabil dan jika ditambahkan 1 tetes HCl 1 busa tetap stabil maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan saponin. D. Identifikasi Golongan Steroid dan Triterpenoid Sebanyak 1 gram sampel ditambahkan dengan 20 mL eter, dibiarkan selama 2 jam dalam wadah dengan penutup rapat lalu disaring dan diambil filtratnya. 5 mL dari filtrat tersebut diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residusisa. Ke dalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Libermann-Burchard. Jika terbentuk warna hijau atau merah maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan steroid dan triterpenoid dalam simplisia tersebut. E. Identifikasi Golongan Tanin Sebanyak 1 gram sampel ditambahkan 100 mL air, dididihkan selama 15 menit lalu didinginkan dan disaring dengan kertas saring, filtrat yang diperoleh dibagi menjadi dua bagian. Ke dalam filtrat pertama ditambahkan 10 mL larutan FeCl 3 1, jika terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan tanin. Ke dalam filtrat yang kedua ditambahkan 15 mL pereaksi Stiasny formaldehid 30 : HCl pekat = 2 : 1, lalu dipanaskan di atas penangas air sambil digoyang-goyangkan. Jika terbentuk endapan warna merah muda menunjukkan adanya tanin katekuat. Selanjutnya endapan disaring, filtrat dijenuhkan dengan serbuk natrium asetat, ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl 3 1, jika terbentuk warna biru tinta maka menunjukkan adanya tanin galat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta F. Identifikasi Golongan Kuinon Diambil 5 mL larutan percobaan dari percobaan b identifikasi golongan flavonoid, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1 N. Jika terbentuk warna merah maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon. G. Identifikasi Golongan Minyak Atsiri Sejumlah 2 gram sampel dalam tabung reaksi volume 20 ml, ditambahkan 10 mL pelarut petroleum eter dan dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air pada mulut tabung, dipanaskan selama 10 menit di atas penangas air dan didinginkan lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu. Residu dilarutkan dengan pelarut alkohol sebanyak 5 mL lalu disaring dengan kertas saring. Filtratnya diuapkan dalam cawan penguap, jika residu berbau aromatikmenyenangkan maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri. H. Identifikasi Golongan Kumarin Sebanyak 1 gram sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi volume 20 ml, ditambahkan 10 mL pelarut kloroform dan dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air pada mulut tabung, dipanaskan selama 10 menit di atas penangas air dan didinginkan lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu. Residu ditambahkan air panas sebanyak 10 mL lalu didinginkan. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,5 mL larutan ammonia NH 4 OH 10 . Lalu diamati dibawah sinar lampu ultraviolet pada panjang gelombang 365 nm. Jika terjadi flouresensi warna biru atau hijau maka hal tersebut menunjukan adanya golongan kumarin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.5 Uji Parameter Spesifik Depkes RI, 2000

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59