Metode Ekstraksi Depkes, 2000 Ekstraksi .1 Definisi Ekstraksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada kulit manggis dapat menghambat fungi Trichophyton mentagrophytes, Microsporum gypseum dan Epidermophyton floccosum, tetapi tidak memberi efek pada Candida albican Gopalakrishnan et al., 1997. Mangostin juga dapat digunakan sebagai antiinflamasi dan antiulserasi, menurunkan tekanan darah, efek kardiotonik, antimikroba dan antihepatotoksik dan xanton dapat menghambat terjadinya artritis pada tikus sebagai model Osman dan Milan, 2006. 2.5 Ekstraksi 2.5.1 Definisi Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Ragam ekstraksi tergantung pada jenis dan kandungan senyawa yang diisolasi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan pelarut organik terhadap bahan segar atau bahan kering. Pada prinsipnya senyawa polar diekstraksi dengan pelarut polar, sedangkan senyawa non polar diekstraksi dengan pelarut non polar. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung Depkes RI, 2000. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Depkes RI, 1995.

2.5.2 Metode Ekstraksi Depkes, 2000

Metode ekstraksi secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu cara panas dan cara dingin . A. Cara dingin, yaitu: 1. Maserasi Adalah pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar. Prinsip dasarnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pencapaian konsentrasi pada keseimbangan yang secara teknologi termasuk ekstraksi. 2. Perkolasi Adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. B. Cara panas, yaitu: 1. Refluks Adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendinginan baik. 2. Soxhlet Adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan pendinginan baik 3. Digesti Adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C. 4. Infusa Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalan penangas air mendidih, temperatur terukur 96 o -98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit. 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium PNA Pharmacy Natural Product, PBB Pharmacy Bioavailabilty and Bioequivalensi, PMC Pharmacy Medicinal Chemistry, PDR Phamacy Drugs and Research Development dan Animal House di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, waktu pelaksanaan penelitian 5 bulan dan dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai dengan Febuari 2013. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender Philips, beaker glass Schott Duran, gelas ukur Schott Duran, corong Schott Duran, erlenmeyer Schott Duran, pipet tetes, batang pengaduk, kertas saring, timbangan hewan, timbangan analitik, rotary evaporator Eyela, sonde, botol gelap, botol vial, spatula, alat bedah minor, hemasitometer Nesco, mikroskop motic.

3.2.2 Bahan Penelitian

A. Hewan Uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan strain Sprague Dawley yang terbukti fertil setelah dikawinkan dengan tikus betina. Berat badan tikus antara 200-250 gram dan usia 2-3 bulan yang diperoleh dari FKH Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. B. Bahan uji Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak metanol kulit buah manggis Garcinia mangostana L. yang buahnya berasal dari Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. Buah manggis yang digunakan untuk penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59