UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
produksi sperma Sendel, 2011. FSH akan menstimulasi sel sertoli sehingga spermiasi dapat terjadi Irianto, 2010.
C. Luteinizing Hormon LH Luteinizing hormon LH merupakan hormon yang disekresikan
oleh kelenjar pituitary anterior. LH berfungsi menstimulasi sel leydig untuk mengsekresi testosteron Irianto, 2010.
D. Estrogen Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
Sel-sel sertoli juga juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya kedalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma Irianto, 2010.
E. Testosteron Testosteron adalah hormon seks pria yang berfungsi untuk
membantu mempertahankan masa tulang dan otot, distribusi lemak, meningkatkan libido dan memproduksi sperma pada pria dewasa Lo,
2009. Testosteron disekresi oleh sel leydig. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder Irianto, 2010.
F. Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis Irianto, 2010.
2.2.4 Spermatogenesis Pada Pria
Spermatogenesis adalah perubahan spermatogonium menjadi spermatozoa selama jangka waktu tertentu yang terjadi di tubulus
seminiferus di dalam testis Cheng, 2008. Proses spermatogenesis dibagi menjadi 3 fase yaitu: A. Perbanyakan spermatogonia melalui pembelahan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mitosis, B. Meiosis yang mengurangi jumlah kromosom dari diploid menjadi haploid dan dimulai dari spermatogonia tipe B yang
menduplikasi kromosom menjadi spermatosit primer kemudian Spermatosit primer melakukan pembelahan meiosis pertama menjadi
spermatosit sekunder kemudian spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis menjadi spermatid yang bersifat haploid, C. Perubahan
spermatid menjadi
spermatozoa yang
disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terdiri dari 4 fase yaitu fase golgi, fase cap, fase akrosom dan fase maturasi Hess dan Franca, 2008.
2.2.5 Peran Hormon Pada Spermatogenesis
Proses spermatogenesis diatur oleh mekanisme hormonal yang berpusat di hipotalamus dan hipofise. Kelenjar hipotalamus mensekresi
GnRH yang akan menstimulasi kelenjar pituitary anterior untuk mensekresi FSH dan LH Singh, 2010. FSH akan menuju sel sertoli dan
merangsang sel sertoli untuk mengsekresi estrogen dan ABP Androgen Binding Protein, selain itu FSH juga berfungsi merangsang
pembentukan sperma secara langsung. ABP berperan untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis sedangkan estrogen
berperan dalam tahap spermiogenesis perubahan spermatid menjadi spermatozoa. Sedangkan LH melalui pembuluh darah akan merangsang
sel leydig untuk menghasilkan testosteron yang berperan pada tahap pembelahan spermatogonia menjadi spermatosit Irianto, 2010.
2.3 Hewan Percobaan 2.3.1 Karakteristik Tikus Strain Sprague Dawley
Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakan untuk digunakan sebagai hewan model
guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik Hau dan Hoosier Jr.,
2003. Tikus merupakan hewan laboratorium yang banyak digunakan
dalam penelitian dan percobaan antara lain mempelajari pengaruh obat-