kalau r ≥ 0,3” Sugiyono 2002. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total
kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid
3.7.2 Reliabilitas
Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pemyataan yang diberikan oleh responden. Untuk reliabilitas
instrumen yang skornya dalam bentuk skala Likert, misalnya: 1 – 3, 1 – 5 atau 1 – 7, dan seterusnya dapat digunakan ”koefisien alpha” dari Cronbach. Cronbah alpha
yang baik adalah yang makin mendekati 1 Umar: 2003. Pedoman dari Ghozali 2005, pemberian interpretasi terhadap reliabilitas ri
pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut : 1. Reliabilitas ri uji coba sama dengan atau lebih dari 0,60 berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas tinggi; 2.
Reliabilitas ri uji coba kurang dari 0,60 berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas kurang unreliable.
3.8 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regressi berganda
telah dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik ini telah terpenuhi, maka alat uji statistik regressi linear berganda sudah dapat digunakan.
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Menurut Santoso 2002, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya
RISMAWATI : PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KENERJA DOSEN POLITEKNIK NEGERI MEDAN, 2008.
jika data menyebar menjauhi garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Secara statistik,
uji normalitas pada penelitian ini juga dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali 2005, jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih
kecil dari alpha 5, maka dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya, jika angka signifikansi dalam tabel lebih besar dari alpha 5,
maka data sudah memenuhi asumsi normalitas.
3.8.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model regressi itu terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain. Sebuah
model analisis regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, yang artinya varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tidak tetap atau berbeda. Menurut Santoso 2002, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat gejala yang dapat dilihat pada
Scatterplot yang dihasilkan oleh program SPSS dengan ciri-ciri: 1.
Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka 0 2.
Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja 3.
Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
3.8.3 Uji Multikolinieritas