lainnya yang tidak diteliti peneliti. seperti: motivasi kerja yang sifatnya berasal dari faktor-faktor individual yang terdiri atas kebutuhan-kebutuhan pekerja needs,
tujuan-tujuan pekerja goals, sikap pekerja attitudes dan kemampuan- kemampuan pekerja abilities. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari
organisasi meliputi pembayaran gaji pay, keamanan pekerja job security, pengawasan supervision, dan pujian praise.
4.8.1 Uji Serempak Uji F
Pengaruh variabel motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja dosen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji Serempak
ANOVA
b
12122.204 2
6061.102 80.782
.000
a
5327.147 71
75.030 17449.351
73 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
Sumber: Hasil Penelitian, 2007 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.18 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 80,782. Dengan menggunakan confidence interval CI 95
α = 0,05, diperoleh nilai F
tabel
2,68. Karena F
hitung
F
tabel
maka H ditolak dan H
1
diterima artinya secara bersama-sama serempak variabel motivasi kerja X
1
dan budaya organisasi X
2
mempunyai pengaruh high significant terhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan Y. Hal
RISMAWATI : PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KENERJA DOSEN POLITEKNIK NEGERI MEDAN, 2008.
ini juga dapat dilihat tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05.
Motivasi kerja dan budaya organisasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kinerja dosen. Dengan kata lain jika motivasi kerja dan budaya organisasi
tidak dikelola dengan baik oleh Politeknik Negeri Medan, maka kinerja dosen akan menurun dan sebaliknya jika motivasi kerja dan budaya organisasi semakin baik di
Politeknik Negeri Medan , maka akan meningkatkan kinerja dosen.
4.8.2 Uji Parsial
Uji pengaruh variabel motivasi kerja dan budaya organisasi secara parsial dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial
Coefficients
a
-6.932 8.615
-.805 .424
.836 .077
.739 10.880
.000 .932
1.073 .223
.064 .238
3.502 .001
.932 1.073
Constant X1
X2 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
a. Pengaruh variabel motivasi kerja X
1
terhadap variabel kinerja Y Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa pengaruh parsial dari variabel
motivasi kerja X
1
terhadap kinerja dosen Y memiliki nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti lebih kecil dari
α = 0,05. Selain itu kita juga dapat melihat nilai t
hitung
motivasi kerja sebesar 10,880. Dengan menggunakan confidence interval CI 95
α = 0,05 maka dari tabel distribusi t diperoleh nilai 1,98. Karena t
hitung
10,880 lebih besar dari t
tabel
maka dapat dikatakan bahwa variabel motivasi kerja X
1
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja dosen
RISMAWATI : PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KENERJA DOSEN POLITEKNIK NEGERI MEDAN, 2008.
Politeknik Negeri Medan . Dari hasil uji parsial tersebut maka H ditolak dan H
1
diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja.
b. Pengaruh variabel budaya organisasi X
2
terhadap kinerja dosen Y Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa pengaruh parsial dari variabel
budaya organisasi X
2
terhadap kinerja dosen Y memiliki nilai signifikansi 0,001. Hal ini berarti lebih kecil dari
α = 0,05. Selain itu kita juga dapat melihat nilai t
hitung
budaya organisasi sebesar 3,502. Dengan menggunakan confidence interval CI 95
α = 0,05 maka dari tabel distribusi t diperoleh nilai 1,98. Karena t
hitung
3,502 lebih besar dari t
tabel
maka dapat dikatakan bahwa variabel budaya organisasi X
2
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan H
ditolak dan H
1
diterima. Standardized beta coefficient digunakan untuk menentukan variabel bebas
yang paling menentukan dalam mempengaruhi dependen variabel dalam suatu model regresi linier. Secara keseluruhan pengaruh variabel independen yang paling dominan
terhadap variabel dependen adalah variabel motivasi kerja. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai Standardized coefficient yang menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja
memiliki nilai tertinggi yaitu 0,739 sedangkan variabel budaya organisasi adalah sebesar 0,238.
4.9 Pembahasan 4.9.1 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja dosen