Jenis-Jenis Internal Audit Posisi Pengendalian Manajemen dalam Internal Audit

Standar internal auditing manurut Sawyer’s Lawyers dalam buku Internal Auditing 2005 memuat lima standar umum yaitu: kebebasan, kecakapan profesional, ruang lingkup pekerjaan, kinerja pekerja audit, dan manajemen satuan audit internal. Pelaksanaan dari standar ini akan menuntun pada pendefinisian peranan internal auditor, yaitu sebagai katalis yang membantu proses manajemen. Dalam hal ini internal auditor mengambil peran sebagai alat manajemen yang bertugas melakukan studi terhadap pengendalian manajemen. Oleh karena itu, dapat secara tegas dikatakan bahwa tujuan pengendalian manajemen menjadi sasaran ruang lingkup kerja internal audit.

1. Jenis-Jenis Internal Audit

Internal auditor menurut Widjaja, Amin dalam bukunya Memahami Internal Audit 2008 melaksanakan pengujian pengendalian manajemen melalui proses review berkesinambungan yang lebih dikenal dengan nama internal audit. Jenis dan pelaksanaan audit ini bisa sangat beragam, tetapi Leo Herbert dalam bukunya Audit The Management Performance membagi internal audit ini menjadi dua kelompok sebagai tujuan audit. kelompok yang pertama disebut sebagai Manajemen Audit M-Audit jika audit dilakukan pada kegiatan manajemen yang sedang berlangsung M-Audit dapat mengambil kriteria ketaatan dan efisiensi atau kehematan sebagai tujuan audit. Kelompok yang kedua disebut sebagai Program Audit P-Audit berbeda dengan M-Audit yang dilaksanakan pada saat kegiatan masih berlangsung. P-Audit dilaksanakan setelah kegiatan manajemen selesai dilaksanakan. Oleh karena itu P-Audit lebih mementingkan hasil dari pada cara pelaksanaan.

2. Posisi Pengendalian Manajemen dalam Internal Audit

Baik manajemen audit ataupun pengendalian audit pelaksanaanya menurut Munir, Nungki dalam buku Knowledge Management Audit 2008 dilakukan melalui tiga tahapan audit yaitu: audit pendahuluan, penelahaan pengendalian manajemen, dan audit lanjutan. Kebutuhan audit dapat berasal dari keluhan tidak bekerjanya dengan baik suatu sistem pengendalian, dapat pula berasal dari pemahaman dapat ditingkatkannya keandalan pengendalian manajemen. Penetapan sasaran audit akan ditentukan berdasarkan arti penting dan risiko sistem pengendalian tersebut dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam internal auditor, auditor akan mencapai keterhubungan antara gejala-gejala yang menimbulkan kebutuhan audit dengan pencapaian tujuan audit. Semua hal yang secara logis dapat dilihat sebagai kelemahan yangg menghambat pencapaian sasaran bagi internal auditor yang akan memberikan atribut sasaran audit yang mungkin. PAO Possible Audit Objektive ini akan dicarikan penjelasan pada audit pendahuluan, jika ternyata cukup memadai untuk dikembangkan dalam proses berikutnya, maka PAO ini akan berubah menjadi sasaran sementara Tentative Audit ObjectiveTAO. Pengendalian manajemen akhirnya menjadi batasan akhir apakah ada sesuatu yang dapat disumbangkan internal auditor pada percepatan tercapaianya tujuan organisasi. Jika dalam tahap audit penelaah sistem pengendalian manajemen ternyata bahwa yang tertuang dalam TAO bersumber pada kelemahan pengendalian manajemen, maka TAO akan berubah menjadi sasaran audit tetap Firm Audit ObjectiveFAO. FAO ini akan menjadi titik tolak bagi auditor dalam audit lanjutan untuk membuktikan kepada manajemen bahwa jika hal tersebut tidak diberikan perhatian, maka akan terdapat kerugian sehingga menghambat tercapainya tujuan organisasi.

3. Perhatian

Dokumen yang terkait

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

10 84 123

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM MEWUJUDKAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

6 44 19

Peranan Manajemen dan Inspektorat Jenderal Terhadap Pengendalian Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian Agama

1 6 151

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDRAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2014

0 4 24

Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

0 1 8

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIANINTERN PEMERINTAH (SPIP) DAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DALAM UPAYA PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

0 0 21

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 25

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 14

REALITAS SISTEM PENGENDALIAN lNTERN DALAM MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ANGGARAN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 17

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA POLITEKNIK NEGERI - Politeknik Negeri Padang

0 1 8