Manfaat Pengendalian Manajemen Bagi Akuntabilitas Kinerja

harus dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan dan bukan suatu tujuan.

4. Tujuan Pengendalian Manajemen Yang Diuji Auditor

Pengendalian manajemen menurut Pusat Pendidikan dan Latihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanBPKP 2000, seharusnya dirancang untuk dapat menangkal risiko yang ditimbulkan risiko melekat. Auditor akan menguji apakah pengendalian manajemen ini cukup untuk menjamin tercapainya tujuan yang hendak dicapai manajemen dalam penyajian laporan keuangan yaitu: a. Kelengkapan; b. Akurasi; c. Keberadaan atau keterjadian; d. Pisah batas; e. Penilaian; f. Hak dan kewajiban, serta g. Penyajian dan pengungkapan.

5. Manfaat Pengendalian Manajemen Bagi Akuntabilitas Kinerja

Organisasi Falsafah manajemen modern memandang pengendalian sebagai suatu bantuan dan bukan suatu kendala. Pengendalian menurut Simanjuntak J dalam Manajemen dan Evaluasi Kinerja 2008 dilihat sebagai suatu alat untuk mengintegrasikan tujuan perseorangan dan tujuan organisasi untuk membantu tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Penganjuran penerapan pengendalian menyatakan bahwa pengendalian dapat menjadi alat untuk mengukur kinerja pribadi khususnya akuntabilitas kinerja, apakah seseorang atau suatu unit akuntabilitas kinerja telah menyelesaikan tugas yang dibebankan. a. Jenis–Jenis Pengendalian Pengendalian dapat dirancang untuk melaksanakan berbagai fungsi. Beberapa diantaranya diterapkan untuk menghindarkan hasil yang tidak diinginkan sebelum itu terjadi pengendalian prefentif. Yang dirancang untuk mengenali adanya hasil yang dinginkan mereka terjadi pengendalian detektif. b. Sistem Pengendalian Alat dari pengendalian meliputi orang, aturan, anggaran, jadwal dan mungkin berbagai komponen lain, kesemuanya membentuk sistem pengendalian. Sistem yang terbentuk mungkin mengintegrasikan subsistem, dan mungkin merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Tujuan sekaligus. Sistem pengendalian mungkin merupakan sistem terbuka ataupun sistem yang tertutup. Pada dasarnya sistem operasional mempunyai tiga komponen dasar yaitu: input, proses, dan output yang dapat digambarkan sebagai: Gambar. 2.1 input Output Sumber: Pusat Pendidikan dan Latihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2000. \ 1 Sistem Pengendalian Black Box Dalam pandangan sistem pengendalian, black box adalah derajat sistem yang terendah. Dalam sistem ini manajemen memandang proses sebagai sesuatu yang tidak dapat dipengaruhi dan harus diterima apa adanya. Oleh karena itu proses dilihat sebagai suatu kotak hitam, dan digambarkan sebagai berikut Gambar. 2.2 input output Sumber: Pusat Pendidikan dan Latihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2000. 2 Sistem Pengendalian Umpan Balik Feed Back Derajat kedua dari sistem pengendalian adalah sistem Pengendalian umpan balik. Untuk mengendalikan agar proses dapat menghasilkan output sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka dua elemen harus ditambahkan, yaitu sensor pengendalian dan umpan balik. Proses Kotak hitam 3 Sistem Pengendalian Umpan Depan Feed Forward Derajat tertinggi dalam sistem pengendalian adalah sistem pengendalian umpan depan. Sistem pengendalian ini menghendaki pemahaman bahwa suatu proses sebenarnya adalah serangkaian dari proses-proses yang lebih kecil. Dengan menempatkan sensor pengendalian pada setiap proses kecil tersebut maka informasi yang diperoleh dapat diumpankan kedepan Feed Forward. c. Aspek-aspek Pengendalian Manajemen Aspek-aspek pengendalian manajemen manurut Ress, David and McBean dalam buku Management People Strategy and Theory 2007 penerapan pengendalian manajemen adalah hak prerogatif manajemen. Perkembangan kemudian mengharuskan manjemen perusahaan untuk menerapkan pengendalian manjemen baik secara langsung maupun tidak langsung. Terlebih lagi jika organisasi tersebut mulai menggunakan dana masyarakat dalam kegiatan usahanya, mau tidak mau ia berada dalam pengawasan badan pengatur yang mensyaratkan adanya pengendalian. Pada keadaan ini suatu organisasi harus tunduk misalnya pada syarat-syarat pengendalian yang terdapat pada undang-undang yang berlaku. Di Amerika Serikat. Foreign Corrupt Practice Act 1977 yang disempurnakan pada tahun 1988 adalah penyempurnaan dari Securities Exchange Act 1934. Seluruh organisasi perusahaan yang oleh Securities Exchange Act 1934 diharuskan dimasukan laporan keuangan auditan, sekarang diharuskan untuk memelihara pembukuan yang cukup lengkap dan akurat serta menerapkan suatu pengendalian manajemen yang cukup andal. d. Kendala dan Keterbatasan Pengendalian Manajemen Banyak pihak yang menginginkan bahwa dengan melaksanakan pengendalian manajemen secara ketat, organisasi akan dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai misi dan tujuan organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif. e. Prosedur Pengujian Sistem Pengendalian Manajemen Tugas auditor dalam kaitan dengan pemahaman pengendalian manajemen adalah meyakinkan bahwa unsur-unsur pengendalian manajemen telah ditempatkan secara tepat dalam operasi dan didalam pedokumentasian. f. Mendokumentasikan Pemahaman Pengendalian Manajemen Untuk memudahkan auditor dalam menyimpulkan tingkat keandalan sistem pengendalian internal yang dievaluasi, beberapa alat dokumentasi atas hasil evaluasi tersedia untuk digunakan. Alat-alat ini diantara lain adalah: uraian naratif, flowchart, dan internal control questioner .

6. Peranan Pemeriksaan Manajemen Dan Audit Kinerja Dalam

Dokumen yang terkait

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

10 84 123

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM MEWUJUDKAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

6 44 19

Peranan Manajemen dan Inspektorat Jenderal Terhadap Pengendalian Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian Agama

1 6 151

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDRAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2014

0 4 24

Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

0 1 8

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIANINTERN PEMERINTAH (SPIP) DAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DALAM UPAYA PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

0 0 21

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 25

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 14

REALITAS SISTEM PENGENDALIAN lNTERN DALAM MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ANGGARAN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 17

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA POLITEKNIK NEGERI - Politeknik Negeri Padang

0 1 8