sebagai dasar untuk menganalisa obyek penelitian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan hasil penelitian.
2. Studi Lapangan Field Research
Studi lapangan Field Research dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi secara langsung di Inspektorat Jenderal
Departemen Agama. melalui wawancara mendalam dengan pimpinan maupun staff yang menjadi key Informan yang sehari-harinya secara
langsung mengenai sistem pengawasan dan akuntabilitas kinerja. Dalam studi lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan pengumpulan informasi dan data instansi terkait untuk dilakukan penelahaan lebih lanjut.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian memberikan batasan dan penjelasan mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian. Operasional variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas dalam pembahasan ini hanya dibatasi dan difokuskan pada pelaksanaan
pengawasan. Pengawasan secara umum diartikan sebagai upaya menjaga agar programkegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, efektif,
efisien, dan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dikenal dengan terminologi
pengawasan dengan pendekatan agama, pengawasan melekat, pengawasan intern, pengawasan ekstern, pengawasan legislatif dan pengawasan
masyarakat yang dapat digambarkan sebagai lapisan-lapisan unsur pengawasan nasional. Pengertian pengawasan dalam tulisan ini hanya
dibatasi dan terfokus pada pengawasan internal, eksternal, dan pengawasan pendekatan agama.
Pengawasan intern dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah APIP yang terdiri atas BPKP, Inspektorat Jenderal
Departemen, Inspektorat KementrianLPND dan Bawasda Provinsi, kabupaten dan kota. Pengawasan Ekstern dilaksanakan oleh BPK-RI
sebagai aparat pengawasan ekstern yang bebas mandiri dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan keuangan negara, sedangkan Pengawasan dengan
Pendekatan Agama PPA merupakan program pengawasan dini yang ditawarkan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Agama sebagai upaya
pemberantasan KKN melalui penyampaian nilai-nilai agama. Secara universal diakui bahwa pengawasan intern, ekstern dan pendekatan agama
memiliki peranan dalam mendorong perwujudan kepemerintahan yang baik good governance melalui peningkatan akuntabilitas dan transparansi
instansi pemerintah yang diawasi.
2. Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban, yang dilaksanakan
secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan suatu perwujudan instansi pemerintah dalam
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan nilai instansi yang bersangkutan.
Akuntabilitas publik terkait erat dengan kinerja sektor publik yang memfokuskan pada kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan bagaimana pelaksanaan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran harus dilakukan secara jujur, efektif dan
efisien. Sebagai konsekuensi dari perlunya akuntabilitas publik, maka diperlukan suatu sistem akuntabilitas publik yang di dalamnya berisi
pertanggungjawaban pemerintah dengan orientasi pada kinerja. Sistem ini nantinya dapat berfungsi sebagai alat untuk peningkatan kinerja instansi
sektor publik. Sistem inilah yang dikenal dengan nama SAKIP Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Gambar. 3.1 Siklus SAKIP
Akuntabilitas Kinerja
4. Good Governance