4
Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis, tampak bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas di SMK Lingga Kencana belum sepenuhnya
memenuhi kriteria sebagaimana yang diinginkan oleh persyaratan guru profesional. Hal tersebut terlihat dari masih rendahnya keterampilan guru
dalam mengelola kelas, khususnya dalam proses pembelajaran. Terbatasnya metode pembelajaran yang guru miliki, dan belum maksimalnya upaya guru
dalam menciptakan kelas yang kondusif.
3
Di SMK Lingga Kencana masih ada guru dalam mengelola kelas belum mempunyai keterampilan pedagogik yang baik. Ketika proses pembelajaran
berlangsung, guru di SMK Lingga Kencana tidak begitu semangat dalam menjelaskan materi pelajaran, tidak menggunakan metode yang bervariatif dan
hanya terpaku pada buku. Oleh sebab itu, siswa pun tidak begitu semangat dalam belajar. Ada juga ketika dalam proses pembelajaran, murid hanya
diberikan tugas, kemudian guru itu pergi ke luar kelas. Seharusnya guru tetap ada didalam kelas untuk mengawasi siswanya dalam mengerjakan tugas.
Sebelum melakukan pembelajaran di kelas, guru diharuskan untuk membuat perencanaan pembelajaran,seperti silabus dan RPP. Di SMK Lingga
Kencana masih ada guru yang belum membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP ketika melakukan proses pembelajaran di kelas. Adapun
yang membuat tetapi uraian materinya tidak dicantumkan di dalam RPP. Yang penulis lihat yaitu salah satu guru mata pelajaran IPS yang masih belum
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP ketika melakukan proses pembelajaran. Kemudian belum maksimalnya upaya guru dalam menciptakan
kelas yang kondusif, karena yang penulis lihat ketika siswa yang gaduh di kelas, guru tidak memperdulikannya. Dan masih rendahnya juga motivasi
siswa disebabkan kurang efektifnya pengelolaan kelas. Rencana Pelaksanann Pembelajaran RPP harus disusun oleh setiap
guru yang akan melakukan proses pembelajaran di kelas. Karena pembelajaran tidak akan berhasil bila tidak ada rancangan sebelumnya. Bila
setiap guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, maka di dalam
3
Hasil observasi di sekolah pada tanggal 5 Januari 2011
5
proses pembelajaran akan lancar, karena sudah jelas apa yang akan dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di kelas.
Motivasi belajar siswa siswi di SMK Lingga Kencana kurang bagus di karenakan guru-gurunya tidak memberikan motivasi kepada peserta didiknya.
Seharusnya guru-guru memberikan motivasi agar siswa-siswinya semangat dalam belajar. Motivasi yang di berikan guru bisa dalam bentuk penghargaan
bagi siswa yang berprestasi. Karena bisa jadi siswa akan menjadi giat dalam belajar. Oleh sebab itu, guru tidak hanya menguasai keterampilan dalam
mengelola kelas, tetapi juga harus memberikan motivasi kepada peserta didiknya dalam pembelajaran
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk
mengangkat persoalan ini dalam bentuk skripsi dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR IPS
” studi kasus di SMK Lingga Kencana, Sawangan-Depok
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan guru IPS dalam mengelola kelas 2. Masih rendahnya kesadaran guru dalam membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP 3. Belum optimalnya peran guru IPS sebagai mediator dalam proses
pembelajaran 4. Kurangnya kemampuan guru IPS dalam menguasai keterampilan
mengajar pedagogik 5. Belum maksimalnya upaya guru IPS dalam menciptakan suasana
kelas yang kondusif 6. Rendahnya motivasi belajar siswa yang disebabkan kurang
efektifnya pengelolaan kelas.
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas tidak seluruhnya dikaji, tetapi penulis membatasi dalam penelitian ini yaitu:
Hubungan persepsi siswa antara pengelolaan kelas dan motivasi belajar IPS.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah yang akan diajukan adalah
1. Bagaimana Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas di SMK Lingga Kencana?
2. Bagaimana Tingkat Motivasi Belajar siswa SMK Linga Kencana? 3. Apakah terdapat hubungan persepsi siswa antara pengelolaan kelas dan
motivasi belajar IPS di SMK Lingga Kencana?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan persepsi siswa tentang pengelolaan kelas di SMK
Lingga Kencana 2. Mendeskripsikan tingkat motivasi belajar siswa SMK Lingga Kencana
3. Mendeskripsikan hubungan persepsi siswa antara pengelolaan kelas dan motivasi belajar IPS di SMK Lingga Kencana.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau manfaat bagi:
1. Seluruh guru yang ada di SMK Lingga Kencana dalam melakukan pengelolaan kelas khususnya dalam proses pembelajaran dan
memotivasi peserta didik dalam belajar. 2. Bagi penulis, agar bisa memahami dan menerapkan pengelolaan kelas
dalam kaitannya dengan motivasi belajar siswa.
7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Motivasi Belajar IPS
1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti
dorongan. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan
daya penggerak.
1
Menurut pendapat Mc.Donald sebagaimana yang dikutip oleh Oemar Hamalik dalam buku Proses Belajar Mengajar, mendefinisikan
motivasi adalah “perubahan energy dalam diri pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaaan dan reaksi untuk mencapai tujuan ”.
2
Sedangkan Drs Ali imron,M.Pd dalam buku Belajar dan Pembelajaran, mendefinisikan motivasi sebagai
“keadaan diri seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
guna mencapai tujuan yang di inginkan ”.
3
Dalam hal ini peran interaksi dan guru sangat penting untuk memotivasi siswa dalam belajar.
Sedangkan motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam
1
Ali Imron. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996 .h,87
2
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001 .h, 158
3
Ali Imron. Belajar dan Pembelajaran …h,87
8
diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat
belajar untuk tercapai suatu tujuan.
4
Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam
jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan masalah. Menurut Sardiman, motivasi belajar adalah “faktor psikis yang
bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,merasa senang dan semangat untuk belajar
”.
5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar tidak hanya suatu energi menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu usaha
yang mengarahkan kegiatan siswa kepada tujuan belajar.
2. Fungsi Motivasi dalam Belajar Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak
itu sebenarnya dilatar belakangi oleh sesuatu atau yang secara umum dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mengapa mereka itu
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Adapun fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik dalam buku Proses
Belajar Mengajar, yaitu:
6
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
4
H.Martinis Yamin. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta:Gaung Persada Press, 2006 .h,173
5
Sardiman. A.M. “Interaksi Motivasi Belajar Mengajar”. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada. 2003. Jakarta. Hal,74-75
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001 .h,161