Persepsi Pengelolaan Kelas KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR
16
bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala
ini ternyata tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
e. Ciri kepribadian Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi. Misalnya A dan B
yang bekerja dalam satu kantor yang sama dibawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut, akan mempersepsikan
atasannya sebagai tokoh yang menakutkan, sedangkan B yang percaya diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul
seperti orang biasa lainnya. f. Gangguan kejiwaan
Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi
23
. Persepsi setiap individu atas suatu benda berbeda-beda. Hal ini karena
ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek atau benda. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa persepsi terhadap orang lain pada dasarnya sama dengan persepsi pada umumnya, perbedaan utama terletak pada objek yang dipersepsikan.
Dalam hal ini orang yang dipersepsikan juga dapat mempersepsikan, di mana persepsi masing-masing mempengaruhi interaksi yang terjadi di
antara individu tersebut. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi bagaimana seseorang akan memberikan perhatian pada suatu situasi dan bagaimana
individu menginterpretasikan suatu keadaan, adalah dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan respon yang diberikan.
Persepsi guru tentang komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan tanggapan atau pengamatan guru mengenai
komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru. Guru mengamati bagaimana penguasaan kepala
sekolah terhadap komunikasi yang diterapkannya, tujuan komunikasi
23
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum... h.43-44
17
tersebut, sikap kepala sekolah kepada guru, interaksi antara guru dan kepala sekolah.
Dengan demikian persepsi guru terhadap komunikasi interpersonal adalah interpretasi suatu objek melalui indra di mana objek tersebut adalah
proses komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah.
4. Pengertian Pengelolaan Kelas Secara etimologi, pengelolaan kelas dapat diartikan secara terpisah,
yaitu kata pengelolaan dan kata kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awal “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari
kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa inggris, yaitu “management”, yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam
pengertian umum
menurut Suharsimi
Arikunto adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Adapun pengertian kelas menurut Oemar Hamalik yang dikutip
oleh Syaiful Bahri Dzamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar
adalah “suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto pengertian umum mengenai kelas yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama”.
24
Dari kedua pendapat di atas, kelas dapat didefinisikan sebagai tempat atau ruang belajar kelompok siswa, dimana siswa tersebut
melakukan kegiatan belajar mengajar pada waktu yang sama dan mendapat pengajaran yang sama dari guru yang sama.
Menurut Hadari Nawawi dikutip oleh Syaiful Bahri Dzamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar, memandang kelas
dari dua sudut,yaitu:
24
Syaiful Bahri Dzamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 .h,196
18
a. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk
mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar
menunjuk
pengelompokkan siswa
menurut tingkat
perkembangannya yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
b. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu
kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan mengajar yang kreatif
untuk untuk mencapai suatu tujuan.
25
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kelas dalam kaitannya dengan pembelajaran adalah ruangan yang digunakan
oleh suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah untuk mengikuti proses belajar mengajar sebagai suatu kesatuan
yang terorganisir. Ada empat jenis kelas yang dapat kita amati yaitu sebagai
berikut:
26
a. Jenis kelas yang selalu gaduh. Guru harus bergelut sepanjang hari untuk menguasai kelas, tetapi tidak berhasil sepenuhnya.
Petunjuk dan ancaman sering diabadikan dan hukuman tampaknya tidak efektif.
b. Jenis kelas yang termasuk gaduh, tetapi suasananya lebih positif. Guru mencoba untuk membuat sekolah sebagai tempat
yang menyenangkan bagi siswanya dengan memperkenalkan permainan dan kegiatan yang menyenangkan, membaca cerita,
serta menyelenggarakan kegiatan kesenian dan pameran kerajinan siswa.
c. Jenis kelas yang tenang dan disiplin, baik karena guru telah menciptakan banyak aturan maupun meminta agar aturan
tersebut dipatuhi.
25
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar …h.197-198
26
Radno Harsanto. Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Penerbit Karnisius, 2007 .h,41-42
19
d. Jenis kelas yang menggelinding dengan sendirinya. Guru menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengajar dan
tidak untuk menegakkan disiplin. Empat jenis kelas seperti di atas selalu ditemukan hampir disemua
sekolah. Pengelolaan kelas sangat tergantung pada kemampuan, pengetahuan dan sikap guru terhadap proses pembelajaran.
Sedangkan didalam didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu “sekelompok siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama”.
27
Selanjutnya akan dituliskan beberapa pengertian pengelolaan kelas. Menurut Raka Joni yang dikutip oleh Drs. Ade Rukmana, Asep Suryana
dalam buku Pengelolaan Kelas menyatakan bahwa “pengelolan kelas
adalah segala kegiatan guru di kelas yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar”.
28
Dari definisi pengelolaan kelas menurut Drs. Ade Rukmana,Asep Suryana, dapat ditarik kesimpulan bahwa selain guru memberikan materi
pelajaran kepada siswanya di kelas, guru pun harus menciptakan kondisi kelas yang optimal dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya dalam buku Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
“pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran”.
29
Pendapat lain menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dalam buku Startegi Belajar Mengajar
, bahwa “kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan
guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan
27
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, sebuah pendekatan evaluatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996 .h,17
28
Ade Rukmana, Asep Suryana “Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS, 2006 h.29
29
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, edisi pertama, cetakan ke dua, Maret 2006, h.174
20
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid”.
30
Dari definisi pengelolaan kelas menurut Hadari Nawawi di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih kreatif dalam melakukan kegiatan di kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan siswa. Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Syaiful Bahri
Dzamarah dalam buku Strategi Belajar Mengajar berpendapat bahwa “pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar
mengajar seperti yang diharapkan”.
31
Dari definisi pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu
kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seorang guru dengan tujuan agar terjadi suatu proses belajar mengajar dengan situasi dan kondisi yang
efektif, kondusif dan menyenangkan bagi guru dan siswa, sehingga tercapai suatu pembelajaran yang optimal dan menghasilkan tujuan
pendidikan yang diharapkan. Dalam pengertian yang lain, dikemukakan oleh Pupuh
Fathurrohman dalam buku Strategi Belajar Mengajar, bahwa
“pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan
seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada
dan karakteristik kelas yang dihadapi”. Secara
operasional, Pupuh
Fathurrohman mendefinisikan
pengelolaan kelas “merupakan penyediaan fasilitas bagi bermacam- macam kegiatan belajar siswa yang berlangsung pada lingkungan sosial,
emosional dan intelektual anak dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan
siswa belajar dan bekerja, tercapainya suasana kelas yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, nyaman, dan penuh semangat sehingga terjadi
30
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar …h,198
31
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar …h.198
21
perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa”.
32
Dari beberapa pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan di atas, penulis mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai serangkaian
tindakan yang dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan guru dalam menciptakan kondisi kelas adalah melakukan komunikasi dan hubungan interpersonal antara
guru dan siswa secara timbal balik dan efektif, selain melakukan perencanaan atau persiapan mengajar.
5. Tujuan Pengelolaan Kelas Menurut Usman dalam buku Menjadi Guru Profesional,
pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan
belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. b. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi- kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
33
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah
penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Suharsimi Arikunto dalam buku Pengelolaan Kelas dan Siswa, sebuah pendekatan evaluatif
berpendapat bahwa “tujuan pengelolaan
32
Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar, strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melalui penanaman konsep umum dan konsep islami.
Bandung: PT Refika Aditama, 2007 h.103-104
33
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, edisi ke empat belas, 2002 ,h.10
22
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.
34
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang
optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat
bantu belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.
6. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku
Strategi Belajar Mengajar, prinsip-prinsip pengelolaan kelas yaitu:
35
a. Hangat dan antusias Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias kepada tugasnya atau kepada aktivitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas. b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar
sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c. Bervariasi Penggunaan alat atau media, alat bantu, gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik.
34
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, sebuah pendekatan evaluatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1996 .h,68
35
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 .h,207-208
23
d. Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif
e. Penekanan pada hal-hal yang positif Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus
menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal
yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang
negatif. f. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu
mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri
dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
Jika kita melihat prinsip-prinsip yang ada disini menunjukan bahwa kreatifitas dan produktifitas guru sangat dibutuhkan demi terciptanya
pengelolaan kelas yang baik.
7. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi
terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Pengelolaan kelas yang
dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya kerjasama diantara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi
24
yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
Mungkin sekali pendekatan terbaik dalam mengelola kelas itu berupa pembuatan keputusan-keputusan yang direncanakan, bukan
keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan darurat. Dasar dari pendekatan ini yaitu bahwa perilaku yang baik di kelas sebagian dapat
dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau bahkan tidak.
36
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar, pendekatan dalam pengelolaan kelas yaitu:
37
a. Pendekatan kekuasaan Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol
tingkah laku anak didik b. Pendekatan ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak
didik. c. Pendekatan kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja, dari
mana saja. d. Pendekatan resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam reaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas.
e. Pendekatan pengajaran Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah
36
Sumardi, Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius, 1981 .h,120
37
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 .h, 201-205
25
tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan
menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. f. Pendekatan perubahan tingkah laku
Sesuai dengan namanya pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik.
g. Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dari
suasana sosial di dalam kelas sebagai kelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling penyuluhan
h. Pendekatan proses kelompok Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk
menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan yang paling utama. Proses kelompok adalah
usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang
bergairah dalam belajar. i. Pendekatan elektis atau pluralistik
Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif wali guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan
tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
8. Keterampilan Pengelolaan Kelas Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan
langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana dan
evaluasi yang tepat. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu
jalannya proses belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.
26
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan maupun melakukan kegiatan remedial.
38
Keterampilan mengelola kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu “keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal”.
39
a. Keterampilan yang
berhubungan dengan
penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal bersifat preventif. Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan keterampilan sebagai berikut:
40
1 Sikap tanggap 2 Membagi perhatian
3 Pemusatan perhatian kelompok Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
mengelola kelas berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, yang meliputi sikap tanggap terhadap siswa,
memberi perhatian yang efektif, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas kepada siswa, meenegur siswa
yang melakukan pelanggaran di kelas dan memberikan penguatan kepada siswa.
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
38
J.JHasibuan, Dip.Ed dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995 .h,82
39
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 .h, 209
40
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…h, 210
27
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Bukanlah kesalahan professional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap masalah anak didik dalam kelas. Namun pada tingkat
tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku anak didik yang terus menerus
menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi ini adalah:
1 Modifikasi tingkah laku 2 Pendekatan pemecahan masalah kelompok
3 Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
41
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan pengembalian kondisi belajar yang optimal berkaitan dengan tanggapan
guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal. Pada umumnya pengelolaan kelas dibagi menjadi dua bagian, yaitu
pengelolaan kelas secara akademik dan pengelolaan kelas secara non akademik. Pengelolaan kelas secara akademik meliputi kegiatan
perencanaan pembelajaran sampai kegiatan evaluasi pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas secara non akademik meliputi pengelolaan
siswa, pengelolaan fasilitas dan kedisiplinan siswa dalam belajar. a. Pengelolaan kelas secara akademik sebagai berikut:
1 Perencanaan pembelajaran Yang termasuk dalam kegiatan perencanaan pembelajaran adalah:
a Menyusun rancangan pembelajaran b Menyiapkan materi pelajaran
c Memilih metode yang akan digunakan dalam mengajar d Memilih media yang akan digunakan dalam mengajar.
42
41
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…h, 216
28
2 Pelaksanaan pembelajaran, meliputi: b. Membuka pelajaran
Membuka pelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi
bagi siswa agar mental dan perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan, sehingga akan mudah mencapai kompetensi
yang diharapkan.
43
Jadi, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat
pada hal-hal yang akan dipelajari. Dalam setiap memulai pelajaran guru harus menjelaskan
tujuankompetensi yang ingin dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan siswa. Pada tahap ini juga guru harus mampu
mengaitkan isi pembelajaran yang akan dibahas dengan pembelajaran terdahulu yang telah dipelajari. Proses mengaitkan
dan menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan isi pembelajaran yang akan dibahas sangat membantu dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
44
c. Kegiatan inti pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran adalah kegiatan yang paling
berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Baik buruknya keterampilan guru dalam kegiatan inti, menunjukan baik
buruknya hasil belajar siswa.
45
Komponen-komponen kegiatan inti pembelajaran meliputi menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan
RPP yang telah disusun, menjelaskan materi disertai dengan contoh, menggunakan metode dan media dalam mengajar sesuai
dengan materi pelajaran, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya yang belum jelas.
42
E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006. h, 98
43
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2008 .h,42
44
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009 .h,18
45
Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif … h,18
29
d. Menutup Pelajaran Menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru
untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa
keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
46
Komponen-komponen menutup pelajaran terdiri dari menarik kesimpulan, memberikan umpan balik kepada siswa, memberikan
evaluasi kepada siswa.
b Evaluasi Pembelajaran Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan, maka seorang guru dituntut untuk mampu mengadakan evaluasi.
Kegiat an evaluasi pembelajaran meluputi: “Melaksanakan
evaluasi assessment
proses dan
hasil belajar
secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil
penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar mastery level dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. Dengan dilakukan evaluasi terhadap
proses pembelajaran, maka akan dapat memahami kelemahan- kelemahan strategi pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan
demikian, evaluasi sekaligus juga menjadi salah satu teknik untuk
memperbaiki program pembelajaran”
47
b. Pengelolaan Kelas secara non akademik. 1 Pengelolaan Siswa
Pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa di kelas sesuai dengan potensi intelektual dan
perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk
46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi … h, 43
47
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif … h, 20
30
memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.
48
Pengelolaan siswa meliputi: a Pengorganisasian siswa
“Untuk melatih siswa dalam berorganisasi dan dalam rangka menciptakan ketertiban kelas, perlu kiranya dibentuk organisasi
siswa di kelas. Pembentukan organisasi kelas merupakan langkah awal untuk melatih dan membina siswa dalam hal berorganisasi.
Mereka dilatih untuk belajar bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan.
Organisasi-organisasi kelas
pada umumnya
berbentuk sederhana yang personelnya meliputi ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, sekretaris, dan beberapa buah seksi sesuai
dengan keperluan”.
49
b Pengelompokan siswa Pengelompokan siswa menurut Conny Semiawan, yang dikutip
oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar sebagai berikut:
50
a. Pengelompokan menururt kesenangan bermain b. Pengelompokkan menurut kemampuan
c. Pengelompokkam menurut minat. c Disiplin Kelas
“Secara umum, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang ditetapkan. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai
tingakat ketaatan siswa terhadap aturan kelas dan teknik yang digunakan guru untuk memebangun atau memelihara keteraturan
dalam kelas. Disiplin kelas merupakan keadaan tertib dimana guru dan siswa yang tergabung dalam suatu kelas tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. Suasana tertib didalam kelas merupakan salah satu syarat penting
bagi berjalannya proses belaajr mengajar yang efektif”.
51
Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut:
48
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta .h,228-234
49
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar …,h. 228-234
50
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…h. 233-234
51
Saduran bebas Crow crow, Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1990. Cet.ke2. hal.114
31
a Agar siswa mampu mendisiplinkan diri sendiri b Disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah.
c Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif
d Tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang diharapkan.
e Jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak. f Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan
kebiasaan berdisiplin di masyarakat. g Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang cukup kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial dan psikologis.
52
Pembahasan di atas menunjukan bahwa pengelolaan kelas berkaitan dengan guru dan siswa. Guru hendaknya mengenal dan
memahami perbedaan masing-masing siswa. Sifat dan pembawaan siswa yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku siswa di dalam kelas, termasuk
dalam hal kedisiplinan kelas. Perilaku siswa yang berbeda-beda tersebut membutuhkan cara penanganan yang berbeda pula. Pemahaman dan
pengetahuan tentang siswa dapat dijadikan dasar dalam menangani masing-masing siswa sesuai dengan sifat dan kemampuan siswa.
Pemahaman ini akan membantu guru dalam mengelola interaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa dalam proses belajar
mengajar di kelas.
2 Pengelolaan Fasilitas Pengelolaan Fisik Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa,
sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektifitas
belajar siswa sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik. Pengelolaan fisik meliputi:
a Pengaturan tempat duduk Dalam belajar siswa memerlukan tempat duduk. Tempat duduk
mempengaruhi siswa dalam belajar. Bila tempat duduknya bagus,
52
Saduran bebas Crow crow, Pengantar Ilmu Pendidikan…hal.114
32
tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka siswa akan belajar dengan tenang.
1. Pengaturan Ventilasi dan Cahaya a. Ada ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas
b. Pengaturan cahaya perlu diperhatikan c. Cahaya yang masuk harus cukup
d. Masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan
2. Kelengkapan media pengajaran, meliputi: a. Alat-alat peraga media pengajaran
b. Papan tulis c. Papan presensi siswa
3. Pengaturan keindahan dan kebersihan kelas, meliputi: a. Hiasan dinding pajangan kelas hendaknya dimanfaatkan
untuk kepentingan pengajaran, misalnya burung garuda, teks proklamasi, slogan pendidikan, para pahlawan, peta
dan globe. b. Penempatan lemari
c. Pemeliharaan kebersihan.
Hal-hal yang harus dihindari guru dalam mengelola kelas, yaitu:
53
a. Campur tangan yang berlebihan. Perbuatan ini ditandai dengan komentar verbal guru yang
berlebihan, yang memaksakan dirinya masuk atau mencampuri secara tidak dihendaki dalam kegiatan siswa.
b. Kelenyapan Perbuatan yang menunjukkan adanya kelenyapan dilihat pada
tingkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, petunjuk atau komentar, sehingga penyajiannya menjadi terhenti
untuk beberapa saat yang sifatnya menjadi mengganggu.
53
J.JHasibuan, Dip.Ed dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar …h,85-86
33
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan. Kekeliruan ini timbul bilamana guru memulai suatu aktifitas tanpa
mengakhiri secara tuntas aktifitas sebelumnya. d. Penyimpangan
Penyimpangan terjadi karena guru sedemikian asyik membicarakan suatu kegiatan yang keluar dari tujuan pelajaran.
e. Bertele-tele. Kesalahan ini terjadi karena guru selalu mengulang-ulang hal
tertentu, memperpanjang keterangan, mengubah suatu teguran yang sederhana menjadi ocehan yang berkepanjangan.
f. Pengulangan penjelasan yang tidak perlu. Kekeliruan ini ditandai oleh kegiatan guru yang membagi petunjuk
secara terpisah dalam setiap kelompok, yang sebenarnya petunjuk tersebut dapat diberikan secara klasikal.
Melihat sedemikian kompleknya keterampilan mengelola kelas, maka penguasaan atau pemahaman komponen dan keterampilan
menggunakannya harus dikerjakan dan dilatihkan secara intensif.
9. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas Menurut Made Pidarta sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi belajar Mengajar,masalah pengelolaan kelas,yaitu:
54
a. Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.
b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rebut,bercakap-cakap, pergi kesana kemari dan sebagainya.
c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya rebut, bermusuhan, mengucilkan dan sebagainya.
d. Kelas mentoleransi
kekeliruan-kekeliruan temannya,
ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
54
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar …h, 218
34
e. Mudah mereaksi negatif atau terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.
f. Moral rendah, permusuhan, agresif. Misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang dan sebagainya.
g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru dan
sebagainya. Menurut Made Pidarta, variasi perilaku tersebut muncul karena ada
factor-faktor lain, seperti adanya pengelompokan pandai, sedang, bodoh, kelompok akan menjadi sumber negatif, perilaku atau afatis. Dari
karakteristik individual misalnya kemampuan kurang membuat tidak puas atau dari latar belakang ekonomi yang rendah yang menghalangi
kemampuannya dan sebagainya.
10. Pengelolaan Kelas Yang Efektif Pengelolaan kelas yang efektif adalah berusaha menghilangkan
atau memperkecil permasalahan-permasalahan yang terkait dengan semua problem pengelolaan kelas.
Untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
55
a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku-perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu.
d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota- anggota.
e. Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.
55
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar...h,238-239
35
f. Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok
ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodo atau
bermusuhan.