31
Cara Membuat Analisis SWOT Penelitian  menunjukkan  bahwa  kinerja  organisasi  dapat  ditentukan  oleh
kombinasi  faktor  internal  dan  eksternal.  Kedua  faktor  tersebut  harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan
internal  strengths  dan  weaknesses  serta  lingkungan  eksternal  opportunities  dan threats yang dihadapi sebuah organisasi. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor  eksternal  peluang  dan  ancaman  dengan  faktor  internal  kekuatan  dan kelemahan.
Proses Analisis SWOT
21
Setelah  mengumpulkan  semua  informasi  yang  berpengaruh  terhadap kelangsungan  perusahaan,  tahap  selanjutnya  adalah  memanfaatkan  semua
informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi.  Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matriks  SWOT.
Matriks  ini  dapat  menggambarkan  secara  jelas  bagaimana  peluang  dan  ancaman eksternal  yang  dihadapi  perusahaan  dapat  disesuaikan  dengan  kelemahan  dan
kekuatan yang dimilikinya.
“Matriks SWOT”
22
Strengths S Weaknesses W
21
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006. h. 31.
22
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. h. 31-32.
32
IFAS
EFAS   Tentukan
faktor- faktor
kekuatan internal.
  Tentukan  faktor-faktor kelemahan internal.
Opportunities O   Tentukan faktor-
faktor peluang
eksternal Strategi SO
  Ciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan peluang.
Strategi WO   Ciptakan  strategi  yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang.
Threats T   Tentukan faktor-
faktor  ancaman eksternal
Strategi ST   Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT   Ciptakan  strategi  yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.
a. Strategi SO
Strategi ini
dibuat berdasarkan
jalan pikiran
perusahaan untuk
memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada.
b. Strategi ST
33
Ini  adalah  strategi  dalam  menggunakan  kekuatan  yang  dimiliki  oleh perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi  ini  diterapkan  berdasarkan  pemanfaatan  peluang  yang  ada  dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi  ini  didasarkan  pada  kegiatan  yang  bersifat  defensif  dan  berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tidak  mudah  menggunakan  analisis  SWOT  untuk  mengetahui  situasi internal  dan  eksternal  perusahaan.kegagalan  dalam  melakukan  analisis,  berarti
gagal  pula  mencari  titik  temu  faktor-faktor  strategis  yang  terdapat  dalam lingkungan  internal  dan  eksternal.  Kendati  demikian,  diakui  oleh  para  manajer
dan praktisi bahwa analisis SWOT merupakan salah satu media yang efektif guna menyusun suatu Strategic management atau manajemen strategis perusahaan
23
.
F. Baitul Maal Wa Tamwil BMT
1. Pengertian Baitul Maal Wa Tamwil BMT
BMT    adalah  lembaga  keuangan  mikro  yang  dioperasikan  dengan prinsip bagi hasil syari‟ah, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan
kecil  dalam  rangka  mengangkat  derajat  dan  martabat  serta  membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi:
23
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. h. 32.
34
Baitul  Tamwil  Bait    yaitu  Rumah,  at  Tamwil  adalah  Pengembangan  Harta melakukan  kegiatan  pengembangan  usaha-usaha  produktif  dan  investasi
dalam  meningkatkan  kualitas  ekonomi  pengusaha  mikro  dan  kecil  terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonominya.  Baitul  Maal  Bait  yaitu  Rumah,  Maal  yang  berarti  Harta menerima  titipan  dana  zakat,  infak  dan  shadaqah  serta  mengoptimalkan
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya
24
. Visi  BMT  mengarah  pada  upaya  untuk  mewujudkan  BMT  menjadi
lembaga  yang  mampu  meningkatkan  kualitas  ibadah  anggota  ibadah  dalam arti  yang  luas,  sehingga  mampu  berperan  sebagai  wakil  pengabdi  Allah
SWT.  Titik  tekan  perumusan  Visi  BMT  adalah  mewujudkan  lembaga  yang professional  dan  dapat  meningkatkan  kualitas  ibadah.  Misi  BMT  adalah
membangun  dan  mengembangkan  tatanan  perekonomian  dan  struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran, serta berkeadilan berlandaskan
syari‟ah  dan  diridhoi  Allah  SWT.  Dari  pengertian  tersebut  dapat  dipahami bahwa  misi  BMT  bukan  semata-mata  mencari  keuntungan  dan  penumpukan
laba  modal  pada  golongan  orang  kaya  saja,  tetapi  lebih  berorientasi  pada pendistribusian  laba  yang  merata  dan  adil,  sesuai  dengan  prinsip-prinsip
ekonomi Islam.
2. Sejarah Perkembangan Baitul Mal wat Tamwil BMT
24
http:rumahdhuafa.orgbaitulmal-rumah-dhuafa . Jum‟at, 4 Februari 2011.
35
Masa Rasulullah SAW 1-11 H622-632 M Pada  masa  Rasulullah  SAW  ini,  Baitul  Mal  lebih  mempunyai
pengertian  sebagai  pihak  al-jihat  yang  menangani  setiap  harta  benda  kaum muslimin,  baik  berupa  pendapatan  maupun  pengeluaran.  Saat  itu  Baitul  Mal
belum  mempunyai  tempat  khusus  untuk  menyimpan  harta,  karena  saat  itu harta  yang  diperoleh  belum  begitu  banyak.  Kalaupun  ada,  harta  yang
diperoleh  hampir  selalu  habis  dibagi-bagikan  kepada  kaum  muslimin  serta dibelanjakan untuk pemeliharaan urusan mereka. Rasulullah SAW senantiasa
membagikan  ghanimah  dan  seperlima  bagian  darinya  al-akhmas  setelah usainya  peperangan,  tanpa  menunda-nundanya  lagi.  Dengan  kata  lain,  beliau
segera menginfakkannya sesuai peruntukannya masing-masing.
25
Masa Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq 11-13 H632-634 M Abu  Bakar  dikenal  sebagai  Khalifah  yang  sangat  wara‟  hati-hati
dalam masalah harta. Bahkan pada hari kedua setelah beliau dibai‟at sebagai Khalifah,  beliau  tetap  berdagang  dan  tidak  mau  mengambil  harta  umat  dari
Baitul  Mal  untuk  keperluan  diri  dan  keluarganya.  Diriwayatkan  oleh  lbnu Sa‟ad  w.  230  H844  M,  penulis  biografi  para  tokoh  muslim,  bahwa  Abu
Bakar  yang  sebelumnya  berprofesi  sebagai  pedagang  membawa  barang- barang  dagangannya  yang  berupa  bahan  pakaian  di  pundaknya  dan  pergi  ke
pasar  untuk  menjualnya.  Di  tengah  jalan,  ia  bertemu  dengan  Umar  bin Khaththab.  Umar  bertanya,  “Anda  mau  kemana,  hai  Khalifah?”  Abu  Bakar
25
Dahlan, Perkembangan Baitul Maal Wa Tamwil Jakarta : Wordpress, 1999, h.12.