Pengaruh DER terhadap ROE
33 inilah yang dapat mengurangi pengeluaran. Pengeluaran biaya yang
berkurang itulah yang akan meningkatkan laba operasional perusahaan. Dengan demikian hubungan TATO terhadap ROE adalah positif.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh aminaruzzahra 2010 tentang analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity, Total Asset Turnover,
Net Profit Margin terhadap ROE, hasil hipotesisnya menunjukkan bahwa pengaruh TATO terhadap ROE adalah signifikan positif. Sedangkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dedi Kusmayandi 2009 meneliti tentang Analisis Profit Margin, Total Asset Turnover, dan Equity Multiplier
terhadap Return On Equity, hasil hipotesisnya menunjukkan bahwa TATO terhadap ROE adalah signifikan positif. Begitu juga dengan hasil
penelitian yang di teliti oleh Kwan Billy Kwandinata 2005 meneliti tentang analisis Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Total assets
Trunover, dan Institusional Ownership terhadap Return on Equity, hasil hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh TATO terhadap ROE adalah
signifikan positif.
4.
Pengaruh
ROE terhadap PER
Rasio ROE menunjukkan keberhasilan atau kegagalan dari pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi
pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang di investasikan Dewi Astuti, 2004:37.
34 Price earnings ratio membandingkan antara harga saham yang
diperoleh dari pasar modal dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan disajikan dalam laporan keuangan. Apabila pasar
modal efisien, maka rasio ini mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan. Semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh
pemodal Suad Husnan, 1997: 566. Tingginya PER akan menunjukkan kinerja perusahaan juga semakin
tinggi namun PER yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan bahwa harga saham yang ditawarkan sudah sangat tinggi atau tidak rasional Wibowo,
2009:28. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mulia 2005:2. Semakin tinggi
return on equity ROE, semakin tinggi pula PER. ROE merupakan proksi dari tingkat keuntungan yang diharapkan di masa datang dari investasi
modal sendiri.
5.
Pengaruh
DER terhadap PER
Debt to Equity Ratio DER termasuk bagian dari rasio Laverage. DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan
total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur.
DER adalah perbandingan total kewajiban dengan ekuitas pemegang saham. DER menunjukkan jumlah aktiva yang disediakan oleh kreditor
untuk setiap dollar aktiva yang disediakan oleh pemilik perusahaan
35 Garrison dan Noreen, 2001:798. Jika rasio ini buruk maka perusahaan
akan memiliki masalah rill jangka panjang; salah satunya adalah kebangkrutan Walsh Ciaran, 2004:122.
Semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih
membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan hal ini menunjukkan adanya beban yang tinggi pada perusahaan.
Price Earning Ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang
dilaporkan. Rasio ini merupakan perbandingan antara harga pasar atau saham market price dengan earning per share dari saham yang
bersangkutan Brigham dan Houston, 2009:110 .
Price Earning Ratio digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham Garrison dan Noreen,
2001:788. Perusahaan yang memiliki prospek yang baik diidentifikasikan dengan
nilai PER yang tinggi demikian berlaku kebalikan dimana perusahaan yang diharapkan memiliki prospek atau masa depan yang rendah maka
nilai PER dalam perusahaan tersebut akan rendah. PER juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar
memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Apabila pasar modal efisien, maka rasio ini mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan
Weston dan Copeland, 1995:107.
36 Dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan
akan menjadi lebih makmur atau menjadi semakin kaya Suad Husnan, 2000:7.
DER yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat pinjaman sehingga akan meningkatkan resiko perusahaan yang semakin tinggi dengan adanya
beban pengembalian yang tinggi. DER yang tinggi akan menurunkan PER yang merupakan price earning ratio dimana PER menunjukkan harga
yang di beri oleh pasar untuk saham perusahaan yang diliat harga saham dibagi laba perlembar saham.dengan begitu dapat di lihat dari adanya
pengaruh yang negatif antara DER dengan PER. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muslimin 2006
menunjukkan bahwa utang financial leverage yang tinggi pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia mengakibatkan biaya
modal tinggi, sehingga perusahaan harus berusaha memperoleh EBIT yang tinggi dari pada biaya tetapnya. Penggunaan financial leverage yang tinggi
ini mengakibatkan resiko financial yang tinggi pula. Sehingga tingginya resiko financial mengakibatkan nilai perusahaan yang menurun. Begitu
juga penelitian yang dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Umi Maimunah 2009 pada penelitiannya yang berjudul Pengaruh Struktur
Kepemilikan Saham, Struktur Modal, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan, menyatakan bahwa adanya pengaruh negative
antara DER dengan PER.
37