7
yang tepat karena pelajaran akan mudah diserap oleh siswa dengan banyak melibatkan siswa pada aktivitas pembelajaran dari pada siswa
hanya membaca dan mendengar saja. 2.
Bagi peneliti: a.
Dapat dijadikan literatur untuk penelitian lebih lanjut b.
Peneliti lebih memahami pendekatan pembelajaran inkuiri.
8
BAB II DESKRIPSI TEORITIK
A. Hakikat Pendekatan Inkuiri
1. Pengertian inkuiri
Menurut Agus Sugianto “Inkuiri adalah seni mengajukan pertanyaan tentang alam sekitar dan penemuan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut. di dalam inkuiri terdapat proses pengamatan
yang cermat,
pengukuran, perumusan
hipotesis, interpretasi, dan pembentukan teori”.
1
Dengan mengembangkan pembelajaran mandiri, siswa dituntut untuk aktif, mengembangkan
kemampuan berfikir serta pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Jadi inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa
memproleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir mereka berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Mark T. Jones dan Carles J. Eick menjelaskan bahwa “Pembelajaran inkuiri adalah sebuah proses aktif dan menggambarkan
inkuiri yang ilmiah dan terjadi dalam konteks pendidikan formal”.
2
Yang terpenting pada pembelajaran inkuiri adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah
yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru atau orang lain, mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil
belajarnya. Inkuiri adalah istilah yang berasal dari bahasa inggris inquiry,
yang artinya penyelidikan. “Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas”.
3
Dengan mengembangkan pembelajaran mandiri, siswa dituntut untuk aktif,
1
Agus Sugianto, dkk. Pembelajaran IPA MI, Surabaya: AprintA, 2009, h. 19.
2
Mark T. Jones dan Charles J. Eick, Implementing Inquiry Kit Curriculum: Obstacles, Adaptation, and Practical Knowledge Development in Two Middle School Science Teachers,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, 22 Januari 2007, h. 493.
3
Roestiyah, NK. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, cet. IV, h. 75.
9
mengembangkan kemampuan berfikir serta pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Jadi inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran
dimana siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir mereka berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya. Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris, yang merupakan
suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Dalam pelaksanaannya guru memberikan
tugas berupa permasalahan di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam
kelompok. Setelah hasil kerja mereka didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersus
un dengan baik”.
4
Dalam pembelajaran inkuiri ada interaksi antar siswa dalam kelompok, mereka dapat mengembangkan keterampilan dalam
komunikasi. Selain itu siswa mampu berhipotesis terhadap masalah yang disajikan serta menemukan jawaban melalui diskusi kelompok.
Jadi, dalam pembelajaran inkuiri selain mengembangkan kemampuan berfikir siswa, inkuiri juga mamapu mengembangkan keterampilan
siswa dalam berkomunikasi. Karena ada interaksi yang terjadi dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
“Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah,
pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah”.
5
Dengan pembelajaran inkuiri inilah mereka akan dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh
keterampilan, serta memungkinkan peserta didik dalam berbagai tahap perkemabangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan
4
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2005, cet. I, h.199.
5
Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alvabeta, CV., 2008, cet. VI, h. 196.