Hakikat Pendekatan Inkuiri DESKRIPSI TEORITIK

9 mengembangkan kemampuan berfikir serta pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Jadi inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir mereka berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris, yang merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Dalam pelaksanaannya guru memberikan tugas berupa permasalahan di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersus un dengan baik”. 4 Dalam pembelajaran inkuiri ada interaksi antar siswa dalam kelompok, mereka dapat mengembangkan keterampilan dalam komunikasi. Selain itu siswa mampu berhipotesis terhadap masalah yang disajikan serta menemukan jawaban melalui diskusi kelompok. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri selain mengembangkan kemampuan berfikir siswa, inkuiri juga mamapu mengembangkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. Karena ada interaksi yang terjadi dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. “Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah”. 5 Dengan pembelajaran inkuiri inilah mereka akan dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh keterampilan, serta memungkinkan peserta didik dalam berbagai tahap perkemabangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan 4 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2005, cet. I, h.199. 5 Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alvabeta, CV., 2008, cet. VI, h. 196. 10 bahkan bekerja sama dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi. “Pendekatan inkuiri adalah cara seorang ilmuan menyelidiki dunia alam dan menghasilkan fakta-fakta, penjelasan mendasar teori, gambaran hukum dan produk teknologi”. 6 Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika melakukan eksplorasi, peserta didik akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan melibatkan sains dan ilmu lainnya. NRC dalam Arthur A. Charin menjelaskan bahwa: Inkuiri adalah kumpulan produk yang saling terkait dimana ilmuan dan siswa bertanya tentang dunia alam dan menyelidiki suatu gejala, siswa memperoleh pengetahuan dan mengembangkan pemahaman konsep, asas, model dan teori. Inkuiri adalah komponen penting sebuah program sains pada seluruh tingkatan kelas dan pada setiap bidang ilmu pengetahuan. 7 Inkuiri juga melibatkan komunikasi. Setiap peserta didik harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka juga harus melaporkan hasil temuanya, baik itu secara lisan maupun secara tertulis. Dengan begitu, mereka akan belajar dan mengajar satu sama lain. Menurut Carin dan Sund dalam Erna Suwangsih, mengemukakan bahwa: Inkuiri adalah the proses of investigating a problem, yaitu proses dari menemukan masalah”. Adapun Piaget mengemukakan bahwa “metode inkuiri merupakan suatu metode yang mempersiapkan peserta didik untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan- pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang 6 Jack Hassard dan Michael Dias, The Art of Teaching Science, New York: Oxford University Press, 2005, h. 35. 7 Arthur A. Charin dkk., Activities for Teaching Science as Inquiry, New Jersey: Pearson Merill Prentice Hall, 2005, h. 3. 11 lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan penemuan peserta didik lain”. 8 Melalui kegiatan eksperimen, siswa diharapkan memiliki sikap ilmiah. Pada kegiatan ini siswa dilatih untuk menemukan dan mencari jawaban sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Dengan demikian siswa dapat menguasai beberapa keterampilan, diantaranya keterampilan merencanakan dan keterampilan melaksanakan penelitian ilmiah. Menurut Hamalik, “pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas”. 9 Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, selain itu adanya kelompok memberikan keterampilan bagi siswa untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman kelompoknya dalam menjawab pertanyaan. Selain itu siswa mampu berhipotesis terhadap masalah yang disajikan serta menemukan jawaban melalui diskusi kelompok. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri selain mengembangkan kemampuan berfikir siswa, inkuiri juga mampu mengembangkan keterampilan siswa dalam komunikasi. Karena ada interaksi yang terjadi dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Dari beberapa definisi inkuiri, maka dapat disimpulkan bahwa inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuan atau pemahaman, mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data dan informasi, membuat pertanyaan, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. 8 Erna Suwangsih dkk, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, cet. Pertama, h. 185. 9 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001, cet. I, h. 220. 12 2. Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan inkuiri Agar model pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dilalui beberapa tahapan sebagai berikut: 10 a. Penyajian masalah, pada tahap ini kepada siswa disajikan masalah yang ditemukan. Penyajian masalah dirancang begitu rupa sehingga siswa dihadapkan kepada situasi teka-teki yang menuntut jawaban dan keterangan. Melalui masalah yang disajikan, siswa mampu berhipotesis. b. Tahapan berikutnya adalah pengumpulan dan verifikasi data. Situasi teka-teki tadi diharapkan dapat mendorong keinginan siswa untuk mencari dan mengumpulkan data. Data-data yang dikumpulkan diverifikasi untuk mencari kesahihannya. Data yang kurang sahih dibuang dan data yang sahih dijadikan dasar untuk mengambil kesimpulan guna tindak lanjut berikutnya. c. Tahap eksperimen. Pada tahap ini, berdasarkan data yang diperoleh dan yang sudah diuji kesahihannya sebelumnya dilakukan eksperimen. Tujuannya adalah untuk menguji dan mengeksplorasi secara langsung. d. Tahap selanjutnya adalah mengorganisir data dan merumuskan penjelasan. Data yang diperoleh diorganisir secara sistematis dan diberikan penjelasan. Siswa mencari data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan. e. Tahap berikutnya adalah mengadakan analisis. Di sini siswa diminta membuat analisa untuk melihat pola-pola yang terdapat dalam eksperimen yang telah dilakukan. Diharapkan dengan menganalisa pola-pola tertentu yang muncul ditemukanlah sesuatu yang baru. inilah yang menjadi sasaran dari seluruh proses inkuiri yang telah dilakukan. 10 Yusri Panggabean, dkk., Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006, Bandung: Bina Media Informasi, 2007, cet. I. h. 78-79 13 Inkuiri merupakan pendekatan penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan berbagai kegiatan, kendatipun pendekatan inkuiri ini paling banyak mendapat dukungan dan paling banyak pula digunakan oleh para pendidik, namun hal tersebut tidak berarti bahwa pendekatan lainnya itu diabaikan atau tidak digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan inkuiri. Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan pendekatan inkuiri sebagai berikut: 11 a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam. b. Merumuskan masalah yang ditemukan. c. Merumuskan hipotesis. d. Merancang dan melakukan eksperimen. e. Mengumpulkan dan menganalisis data. f. Menarik kesimpulan, mengembangkan sikap ilmiah, yakni: efektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab. Pendekatan inkuiri ini dilaksanakan oleh kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut: 12 a. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri dengan jumlah kelompok maksimal 6 enam kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri atas lima atau enam orang. b. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok dan setiap kelompok diharapkan memahami dan berminat mempelajarinya. c. Membentuk proposisi tentang kebijakan yang berhubungan dengan topik, yakni pernyataan apa yang harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap masalah pokok. d. Merumuskan semua istilah dalam proposisi kebijakan. 11 op.cit., h. 186. 12 op.cit., h. 224. 14 e. Menyelidiki validitas logis dan konsistensi internal pada proposisi dan unsur-unsur penunjangnya. f. Mengumpulkan bukti untuk unsur atau posisi proposisi. g. Menganalisis solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok. h. Menilai proses kelompok. Selama berlangsungnya proses ini, kelompok-kelompok menyelenggarakan diskusi kelompok untuk membahas materi-materi yang berkenaan dengan topik kelompok, masing-masing individu berupaya menghimpun bukti-bukti yang dapat menunjang pemecahan masalah kelompok. Proses tersebut diorganisasikan dan dipantau oleh kelompok sendiri. Tiap individu bertanggung jawab memajukan kelompoknya. 3. Keunggulan pendekatan inkuiri Adapun teknik inquiry menurut Roestiyah NK dalam Rochmah Yudhawati Dhewi, memiliki keunggulan sebagai berikut: 13 a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. c. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, terbuka dan bekerjasama. d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik. f. Situasi proses belajar menjadi lebih menarik bagi siswa. g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar mandiri. 13 Rochmah Yudhawati Dhewi, Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Menggunakan Pendekatan Discovery dan Inquiry dalam Fisika, Jakarta: Project Implementation Commitee, 2007, h. 146. 15 i. Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar yang tradisional. Kegiatan belajar menjadi lebih hidup, karena siswa harus berperan aktif. j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Keunggulan pendekatan inkuiri antara lain: 14 a. Pembelajaran menjadi berpusat pada siswa. b. Mengembangkan konsep diri siswa. c. Siswa memiliki tingkat pengharapan yang tinggi, yaitu memiliki ide tertentu tentang bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri. d. Mengembangkan bakat kemampuan individu siswa. e. Pembelajaran inkuiri menghindarkan siswa dari cara-cara belajar menghafal. f. Pembelajaran inkuiri memberikan waktu bagi siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 4. Manfaat pendekatan inkuiri Metode inkuri memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif kepada peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mengambil inisiatif yang positif dalam proses belajarnya. Dengan metode ini mereka akan dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan, serta memungkinkan peserta didik dalam berbagai tahap perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan bekerja sama dalam mencari solusi terhadap masalah- masalah yang dihadapi. Selain untuk mengembangkan kemampuan intelektual, model pembelajaran inkuiri sangat baik untuk menjadikan siswa lebih menghayati proses penyelidikan yang dilaksanakan dan belajar 14 Kinkin Suartini, Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran Sains dengan Metode Discovery-Inquiry Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar, Jakarta: Project Implementation Commitee, 2007, h. 105. 16 tentang prosedur ilmiah secara langsung. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh pengetahuan baru dengan cara mencari sendiri. 15 Pembelajaran sains berbasis inquiry perlu dilakukan mengingat hal-hal berikut: 16 a. Dalam sains terkandung dimensi produk pengetahuan dan dimensi proses kerja ilmiah. Dengan inquiry kedua dimensi dapat dicapai. b. Dengan melibatkan rasa ingin tahu siswa-siswi yang diungkapkan dengan pertanyaan, pengetahuan yang diperoleh siswa-siswi menjadi lebih bermakna. c. Metode pembelajaran mewadahi perbedaan tahap perkembangan siswa-siswi. d. Pembelajaran sains berbasis inquiry dapat membangun keterampilan berkomunikasi melalui pertukaran gagasan sains sehingga siswa-siswi saling belajar satu sama lain. e. Inquiry membangun kemampuan berpikir kritis dan masyarakat yang tidak mudah mempercayai isu. f. Inquiry membangun kesadaran tentang perlunya perlindungan alam. Inkuiri memungkinkan terwujudnya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika melakukan eksplorasi, mereka akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan melibatkan sains dan ilmu lainnya. Tidak hanya itu, inkuiri juga melibatkan komunikasi. Setiap peserta didik harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka juga harus melaporkan hasil-hasil temuannya, baik itu secara lisan maupun secara tertulis. Dengan begitu, mereka akan belajar dan mengajar satu sama lain. 15 op.cit., h. 78. 16 op.cit., h. 20. 17

B. Kemampuan Psikomotor

“Ranah perilaku psikomotorik menunjukkan pada segi keterampilan atau kemahiran untuk meragakan suatu kegiatan atau memperlihatkan suatu tindakan. Perilaku ini lebih merupakan keterampilan secara fisik. Aspek-aspek perilaku ini mencakup tahapan: menirukan, memanipulasi, artikulasi dan naturalisasi”. 17 Hasil belajar pada psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut Martinis Yamin, “Kawasan Psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan action yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.” 18 Dengan demikian kawasan psikomotor adalah kawasan yang berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot oleh pikiran sehingga diperoleh tingkat fisik tertentu. Anas Sudiyono mengatakan bahwa “ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah sese orang menerima pengalaman belajar tertentu.” 19 Hasil belajar ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif memahami sesuatu dan hasil belajar afektif yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan- kecenderungan untuk berperilaku. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya. 17 Uyu Wahyudin, dkk. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, Bandung: UPI PRESS, 2006, Cet. 1, h. 32. 18 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, Cet.II, h. 37. 19 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. IV, h. 57-58. 18 Menurut Trowbridge dan Bybe dalam Ahmad Sofyan dkk. menekankan bahwa “domain psikomotor mencakup aspek-aspek perkembangan motorik, koordinasi otot, dan keterampilan-keterampilan fisik. Selanjutnya Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan domain psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu: moving bergerak, manipulating memanipulasi, communicating berkomunikasi, dan creating menciptakan. 20 Ahmad Sofyan dkk. mengutip Trowbridge et.al 1981:127 yang mencakup bergerak moving, memanipulasi manipulating, berkomunikasi communicating, dan menciptakan creating. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu: 21 Moving bergerak, kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Dalam kelas kimia, tujuan pembelajaran yang termasuk kategori ini adalah, misalnya: siswa dapat membersihkan alat-alat praktikum atau siswa dapat membawa mikroskop dengan benar, siswa dapat menempatkan atau menyimpan alat- alat praktikum sesuai pada tempatnya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: membawa, membersihkan, mengikuti, menempatkan atau menyimpan. Manipulating memanipulasi, kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: mengkalibrasi, merangkai, meramu, mengubah, membersihkan, menghubungkan, memanaskan, mencampurkan, mengaduk, menimbang, mengoperasikan, dan memperbaiki. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam kategori 20 op.cit., h. 24. 21 op.cit., h. 24-26.

Dokumen yang terkait

Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Dengan Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis (Kuasi Eksperimen Di Mts. Nurul Falah Sangiang Kota Tange

10 36 212

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING.

4 7 40

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN PEMBUATAN SISTEM KOLOID MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY.

0 3 38

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES PADA PENGGUNAAN HIERARKI INKUIRI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP.

4 13 43

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM KOLOID.

3 12 44

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP KOLOID.

0 0 39

ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING - repository UPI T KIM 1202629 Title

0 0 3

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 11

Meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis inkuiri

0 1 9