mempertahankan kehidupan dan mempelajari lingkungan untuk mendapatkan tempat yang layak bagi keturunannya.
Menurut  Cerovsky  1974  dalam  modul  Pendidikan  Lingkungan  hidup dikemukakan  bahwa  Pendidikan  Lingkungan  Hidup  adalah  proses  pengenalan  nilai-
nilai serta pemahaman konsep yang dapat mengembangkan keterampilan sikap serta motivasi  manusia  untuk  mengerti  serta  menghargai  saling  hubungan  antara
sesamanya  dan  dengan  lingkungan  hidupnya.  Kegiatan  Pendidikan  Lingkungan Hidup  mencakup  tingkah  laku  manusia  terhadap  masalah-masalah  lingkungan
hidup.
12
Tujuan  Pendidikan  Lingkungan  hidup  adalah  agar  peserta  didik  mengerti akan  lingkungan  hidup;  sadar  dan  peka  serta  terampil  mengidentifikasi  masalah-
masalah lingkungn hidup; bersikap positif dan serasi dengan daya dukung lingkungan hidup;  terampil  secara  aktif  dalam  mengadakan  kegiatan  pengembangan  kualitas
penduduk  dan  lingkungan  hidup;  serta  mampu  menetapkan  berbagai  alternatif rencana  pendekatan  penanggulangan  masalah-masalah  lingkungan  hidup.
13
Dengan demikian  peserta  didik  dapat  menggunakan  pengetahuannya  dengan  bersahabat
dengan  lingkungan  hidupnya  untuk  membangun  lingkungan  hidup  yang  manusiawi bukan hanya untuk  generasi  sekarang tetapi  juga untuk  generasi-generasi  yang akan
datang.
b. Tujuan Pendekatan Salingtemas
Menurut  Pedersen  ada  dua  visi  dan  tujuan  pendekatan  Salingtemas  dalam pendidikan,  yaitu:  1  Salingtemas  melibatkan  peserta  didik  dalam  pengalaman  dan
isu-isumasalah-masalah yang berhubungan langsung dengan kehidupan mereka; dan 2  Salingtemas  memberdayakan  peserta  didik  dengan  berbagai  keterampilan
12
Ibid, hal 1.9-1.10
13
Ibid, hal. 1.13-1.14
sehingga  mereka  menjadi  warga  negara  yang  bertanggung  jawab  dan  lebih  aktif merespon isu atau masalah-masalah yang mempengaruhi kehidupan mereka.
14
Yeger  mengungkapkan  dalam  Smariana  2008  bahwa  program  Salingtemas telah menjadi suatu gerakan dalam pendidikan sain di negara-negara yang telah maju
yang bertujuan mengintegrasikan sain, lingkungan, dan teknologi  dengan  kehidupan masyarakat.
15
Selain itu Yeger juga menyatakan bahwa salah satu tujuan pokok dari pendekatan  Salingtemas  adalah  mengaktifkan  peserta  didik  dalam  kegiatan
pemecahan isu-isu atau masalah-masalah yang telah diidentifikasi.
16
Ada beberapa  aspek  yang perlu mendapat  penekanan dalam pembelajaran sain di  sekolah  dengan  pendekatan  Salingtemas,  yaitu:  kemampuan  peserta  didik
mengajukan  pertanyaan-pertanyaan  dan  menemukan  jawabannya;  kemampuan peserta  didik  mengidentifikasi  isu  atau  masalah-masalah  yang  sedang  dihadapi
masyarakat  dan  berupaya  memecahkannya;  penguasaan  pengetahuan  ilmiah  sains dan keterampilan teknologi dan berupaya menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari;  mempertimbangkan  nilai-nilai  dan  konteks  sosial  budaya  masyarakat;  dan pengembangan sikap, nilai-nilai sosial budaya lokal, personal, dan global.
c. Tahap-tahap Pembelajaran dengan Salingtemas
Pembelajaran  bervisi  Salingtemas  secara  garis  besar  mengikuti  tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut:
17
1  Inisiasi,  yaitu  pendahuluan  pembelajaran  SETS  dengan  mengangkat  dan mendiskusikan isu atau masalah
2  Penetapan  kompetensi  sain,  yaitu  mengumpulkan  kompetensi  sains  yang diperlukan untuk lebih memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi.
14
Pusat  Kurikulum  Balitbang  Diknas,  Kurikulum  Visi  SETS,    Model  Kurikulum  Pendidikan  yang Menerapkan  Visi  SETS  Jakarta:  Depdiknas,  2007,  Online,  scmariani-unnes.blogspot.com,  diakses
26 November 2008, hal. 8
15
Ibid
16
Ibid, hal. 9
17
Om  Tion,  Pembelajaran  Salingtemas,  online,  http:liliksetiono.wordpress.com,  diakses  28  nov 2008
3  Dekontekstualisasi,  yaitu pemisahan konsep dan prinsip sains  yang perlu dicapai kompetensinya dari konteks isu atau masalah yang diangkat.
4  Pembelajaran konsep dan prinsip sains, yaitu pemantapan penguasaan konsep dan prinsip sains, melalui metode pembelajaran yang sesuai.
5  Penerapan, yaitu menerapkan konsep dan prinsip sain pada isu atau masalah. 6  Integrasi, yaitu membangun keterkaitan antar konsep dan prinsip sain, serta antar
konsep atau prinsip tersebut dengan spektrum terapannya dalam kehidupan. 7  Perangkuman,  yaitu  merangkum  kompetensi  yang  seharusnya  telah  dimiliki
peserta didik, termasuk kemampuan menerapkannya pada kasus tertentu. Alternatif  lainnya  dalam  pelaksanaan  pembelajaran  Salingtemas  adalah
dengan  menggunakan  metode  siklus  yang  dapat  dilakukan  melalui  kegiatan  yang terdiri  atas  lima  tahap  kegiatan  untuk  setiap  pokok  bahasan  atau  kompetensi  dasar,
sebagai berikut:
18
1  Tantangan  Challenge,  yaitu  proses  untuk  melihat  permasalahan  lingkungan yang terkait dengan materi yang dibahas dan tujuan pencapaian kompetensi dasar
sesuai dengan indikator yang ditetapkan. 2  Jawaban  awal  Initial  thoughts,  pada  tahap  ini  merupakan  jawaban  atas
permasalahan yang diberikan dalam tahap tantangan. 3  Sumber  Resources,  pada  tahap  ini  peserta  didik  diuji  berpikir  kritisnya  dan
ketrampilan membacanya. 4  Revisi  jawaban  Revised  thinking,  pada  tahap  ini  masih  merupakan  kerja
individual  peserta  didik  yang  merupakan  respon  atas  sumber-sumber  yang diperoleh  dari  tahap  ketiga,  baik  dari  sumber  tertulis  maupun  dialog  interaktif
dengan guru atau fasilitator. 5  Kerja  kelompok  Group  work.  Setelah  melakukan  kegiatan  individual,  peserta
didik  diminta  dalam  kelompoknya  untuk  membandingkan  hasil-hasil pemikirannya, dengan pemikiran kelompok.
18
Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Opcit, hal. 18-21
2.   Hasil Belajar a.