BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap masyarakat. Makin
maju suatu masyarakat makin banyak teknologi yang dikembangkan dan digunakan. Teknologi telah membantu kita dalam berbagai bidang kehidupan.
Berdasarkan kenyataan ini, banyak diantara kita yang berpendapat bahwa teknologi merupakan solusi atas masalah yang kita hadapi.
1
Teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Seperti diketahui bahwa zaman
terus berubah dan terus berlanjut sepanjang masa sehingga teknologi pun berkembang dengan pesat.
Seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin mengerti bagaimana cara penggunaan teknologi yang baik. Salah satunya adalah penerapan
teknologi dalam bidang bioteknologi. Perkembangan bioteknologi terbagi dalam tiga era, yaitu era bioteknologi tradisional, era bioteknologi dimensi baru dan era
bioteknologi modern. Era bioteknologi tradisional dimulai dari awal penerapannya sampai dengan tahun 1857, karena pada masa itu belum diketahui bahwa
fermentasi dilakukan oleh makhluk hidup; era bioteknologi dimensi baru dimulai sejak tahun 1957 sampai tahun 1980, pada saat itu telah diketahui bahwa
fermentasi dilakukan oleh makhluk hidup; sedangkan era bioteknologi modern dimulai tahun 1981 sampai sekarang, yaitu setelah berkembang teknologi enzim
dan rekayasa genetika. Kini bioteknologi telah benar-benar diunggulkan sebagai teknologi mutakhir yang memberikan kemampuan hebat untuk memberikan
jawaban pada berbagai tantangan yang dihadapi umat manusia. Bioteknologi dapat memberi jawaban terhadap masalah kekurangan lapangan kerja, pangan,
industri, kesehatan, dan pengolahan limbah.
2
1
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media,2004, hal. 542
2
Susilowati, Kurikulum dan Materi Biologi SMU, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000, hal. 9.31- 9.33
Biologi sebagai cabang sains merupakan ilmu yang mengkaji makhluk hidup. Dalam pembelajaran Biologi tidak hanya konsep yang harus dikuasai,
tetapi juga rasa ingin tahu siswa terhadap biologi secara mendalam. Pada konsep- konsep tertentu pembelajaran juga mengalami perubahan dan kemajuan sesuai
dengan perubahan zaman, khususnya pada konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Perkembangan teknologi biologi atau secara umum disebut Bioteknologi dalam bidang kesehatan mulai berkembang pada abad 20. Bioteknologi
merupakan bidang ilmu baru di bidang kesehatan yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan secara konvensional. Bioteknologi
berkembang dengan cepat diberbagai sektor dan meningkatkan keefektifan cara- cara menghasilkan produk dan jasa.
3
Bioteknologi menggunakan proses biologi dari mikroba, tanaman atau hewan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi manusia. Salah satu mikroba yang digunakan untuk menghasilkan produk bioteknologi dalam bidang kesehatan adalah virus.
Virus merupakan partikel aseluler yang bersifat racun yang dapat dikristalkan. Peranan virus ada yang menguntungkan dan merugikan. Manfaat
yang dapat diperoleh dari virus, antara lain untuk membuat interferon, vaksin, dan peta kromosom. Virus ada yang bersifat merugikan sebab dapat menyebabkan
penyakit pada manusia, antara lain penyebab penyakit cacar, penyakit poliomyelitis, penyakit influenza, penyakit campak, penyakit rabies, penyakit flu
burung, penyakit gondong, dan penyakit AIDS. Selain itu, virus juga dapat menimbulkan penyakit pada hewan, misal penyebab rabies pada anjing dan
monyet, penyakit tetelo pada ayam, penyakit kuku dan mulut pada ternak terutama sapi, kuda, dan kambing, serta penyakit cacar pada sapi. Virus dapat
juga menyerang pada tumbuhan. Misalnya, menyerang tanaman tembakau,
3
Novianti Surarlim, Perkembangan Penelitian Biotek Pertanian di Indonesia. Buletin Agrobio, onlone, http:biogen.litbang.deptan.go.id, 2005, hal. 4
kentang, dan tomat, menyerang pada pembuluh tapis tanaman jeruk, dan menyebabkan tanaman padi kerdil.
4
Konsep virus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan konsep yang memiliki Standar Kompetensi SK memahami prinsip-prinsip
pengelompokan makhluk hidup. Pada standar kompetensi tersebut diambil satu Kompetensi Dasar KD yang berkaitan dengan konsep ini, yaitu mendeskripsikan
ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan.
5
Sesuai kompetensi dasar tersebut dibuat beberapa indikator, yaitu mendeskripsikan ciri-ciri tubuh virus,
mendeskripsikan replikasi virus, mendeskripsikan klasifikasi virus dan mengelompokkan peran virus dalam kehidupan.
Pendidikan biologi di Sekolah Menengah Umum SMU mengandung bahan kajian yang mempelajari makhluk hidup dan aspek kehidupan baik di masa
lampau maupun masa sekarang. Disamping itu, pendidikan biologi mampelajari penerapan konsep-konsep biologi dalam mengembangkan teknologi untuk
kehidupan sehari-hari dan bertujuan meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan dan alam sekitarnya.
6
SMA An-Najah Bogor merupakan lembaga pendidikan menengah berbasis pesantren yang memiliki visi diantaranya terwujud siswa yang mampu
merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi dan globalisasi yang sangat cepat, terwujudnya siswa
yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik, serta terwujudnya siswa yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
7
Pada dasarnya siswa sekolah SMA yang memiliki motto ”fun and dignified” telah dapat mencapai
visinya dalam mewujudkan siswa yang mampu merespon perkembangan IPTEK secera cepat dan unggul dalam prestasi akademik, namun belum sepenuhnya dapat
mewujudkan siswa yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat
4
Henny Riandari, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007 , hal. 26
5
Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP, 2006, hal. 453
6
Susilowati, Kurikulum dan Materi Biologi SMUt, hal. 1.3
7
Dokumen SMA An-Najah, hal. 3
khususnya mengenai aplikasi materi Biologi. Kiranya perlu diterapkan Pendekatan Salingtemas dalam pembelajaran tersebut untuk dapat mewujudkan
visi sekolah sepenuhnya. Berdasarkan penelitian tersebut apakah pendekatan Salingtemas dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi pada konsep virus.
Oleh karena itu perlunya penelitian untuk mengetahui pengaruh pendekatan Salingtemas terhadap hasil belajar siswa pada konsep Virus.
Pendekatan Salingtemas merupakan pendekatan yang memiliki saling keterkaitan antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Pendekatan
Salingtemas juga memiliki hubungan dua arah antara elemen sains dengan elemen lingkungan, teknologi, maupun masyarakat; antara elemen lingkungan dengan
elemen sains, teknologi, maupun masyarakat; antara elemen teknologi dengan elemen sains, lingkungan, maupun masyarakat; serta antara elemen masyarakat
dengan elemen sains, lingkungan, maupun teknologi. Hubungan kesalingterkaitan dua arah antara elemen-elemen tersebut disebut dengan Sains Environment
technology Society SETS. SETS juga dikenal dengan Salingtemas menunjukkan interaksi positif maupun negatif yang tumbuh dari perkembangan tiap-tiap elemen
tersebut.
8
Pendekatan Salingtemas mencakup konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Sehingga objek-objek yang
dipelajari diharapkan dapat dimengerti dengan baik hubungannya dengan keempat elemen Salingtemas. Dengan demikian dapat membantu peserta didik dalam
mengetahui perkembangan sains serta teknologi yang mempengaruhi lingkungan dan masyarakat.
9
Seiring dengan kemajuan zaman semakin banyak masalah-masalah dalam lingkungan dan masyarakat yang berhubungan dengan perkembangan sains
dan teknologi khususnya bioteknologi. Mengingat bahwa SMA An-Najah Bogor merupakan sekolah yang terletak di perkampungan dan memiliki potensi peserta
didik yang kurang memahami perkembangan sains, maka diterapkan pendekatan Salingtemas untuk membekali pengetahun siswa mengenai hal itu. Dengan
8
Pristiadi Utomo,
Pembelajaran Fisika
dengan Pendekatan
SETS, http:ilmuwanmuda.wordpress.com, diakses 2 juni 2008 , hal 5
9
Ibid, hal 3 - 4
demikian penerapan pendekatan Salingtemas di sekolah tersebut diharapkan dapat memberikan data mengenai perbedaan hasil belajar siswa yang kelas eksperimen
yang diterapkan pendekatan Salingtemas dan siswa yang kelas kontrol dengan pendekatan koperatif.
B. Identifikasi Masalah