53
2. Uji Homogenitas dengan Uji Fisher
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil merupakan data yang homogen atau tidak. Kriteria pengujian pada uji fisher yaitu
sebagai berikut: Tolak H
o
apabila F hitung lebih besar dari pada F tabel Terima Ho apabila F hitung lebih kecil dari pada F tabel
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher
∑ Sampel Taraf signifikansi
F Hitung F Tabel
Hasil 60
0,05 1,31
1,84 Terima Ho
Berdasarkan Tebel 4.6 dapat diketahui bahwa dengan taraf signifikan 5 dan dk = n-1 = 30-1, maka F 0,05, dk = 29 dengan menggunakan tabel distribusi
F didapat F
tab
= 1,84. Karena diperoleh F
hit
1,31 F
tab
1,84, maka H diterima.
Dengan demikian berarti kedua populasi homogen.
5
C. Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan data, diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
uji t. Pengujian ini dilakukan pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan sebesar 58.
Perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H
: Tidak terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Virus
H
1
: Terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Virus
Nilai t hitung yang diperoleh sebesar 6,45 lebih besar dari t tabel yaitu 1,671, maka tolak Ho yang berarti bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara
5
Lampiran 7, hal. 93
54 kelas yang diajar dengan pendekatan Salingtemas dan siswa yang diajar dengan
metode ceramah-diskusi.
6
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji t
∑ Sampel Dk
Taraf signifikansi T hitung
T tabel Hasil
60 58
0,05 4,55
1,671 Tolak Ho
D. Pembahasan
Hasil Belajar Biologi menyatakan bahwa perolehan frekuensi pada tiap kelas interval tinggi lebih banyak ditempati oleh siswa pada kelas eksperimen
dibanding siswa pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen siswa cenderung mendapat nilai yang lebih baik dari pada kelas
kontrol Tabel 4.1 dan 4.2. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji t diperoleh t
hitung
= 4,55 , sedangkan pada t
tabel
= 1,671. Maka dapat diketahui t
hitung
t
tabel
, dengan demikian hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hal itu ditemukan bahwa terdapat perbedaan
antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan Salingtemas dengan yang menggunakan pendekatan koperatif. Hasil belajar biologi siswa dari ranah
kognitif yang menggunakan pendekatan Salingtemas memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa dengan metode ceramah-diskusi.
Hal senada diugkapkan oleh Ira Rahayu Lestari bahwa pembelajaran biologi dengan pendekatan Salingtemas dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
7
Hal ini menandakan penggunaan pendekatan Salingtemas dapat membantu siswa secara
signifikan dalam meningkatkan hasil belajar terutama pada konsep virus. Karena pendekatan Salingtemas membantu peserta didik dalam mengetahui sains,
6
Lampiran 11, hal. 91
7
Ira Rahayu Lestari, Pengaruh Pembelajaran Biologi dengan Pensekatan Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat Salingtemas terhadap Hasil Belajar Siswa SMA, Skripsi FMIPA
Universitas Negeri Jakarta: Tidak diterbitkan, 2006
55 perkembangan sains, teknologi-teknologi yang digunakan, dan bagaimana
perkembangan sains serta teknologi mempengaruhi lingkungan serta masyarakat.
8
Hasil Belajar afektif baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kriteria yang berbeda pada masing-masing dimensi. Meskipun demikian dari
ketiga dimensi kelas eksperimen memperoleh kriteria lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol Tabel 4.10. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal senada diungkap kan oleh Pritaningsih bahwa pendekatan
Salingtemas dapat membangkitkan motivasi belajar siswa
9
Hasil belajar psikomotorik baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan bahwa antara kedua kelompok adalah berbeda. Perbedaannya dapat
dilihat dari penilaian pada aspek kecepatan merangkai, ketepatan merangkai, dan kerapian merangkai gambar pada kedua kelas. Berdasarkan ketiga aspek tersebut
kelas eksperimen memperoleh kriteria lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol Tabel 4.17. Hal itu dikarenakan pada kelas eksperimen setiap siswa aktif
berkomunikasi dan mengkompromikan tugas yang diberi dengan kelompoknya sehingga gambar yang dirangkai dapat diselesaikan dengan rapi dan tepat dalam
waktu yang singkat.
10
Demikian dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas memicu siswa untuk belajar dengan terampil dan
sistematik diikuti dengan kemampuan berkomunikasi yang memadahi untuk menunjang katrampilan gerakan tersebut.
11
Proses pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun eksperimen ditugaskan untuk mendiskusikan isi artikel dalam kelompoknya masing-masing.
Setelah berdiskusi, perwakilan siswa dari tiap-tiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kegiatan ini berguna agar siswa
dapat saling bertukar informasi mengenai materi dalam setiap artikel. Selain itu,
8
Pristiadi Utomo, opcit, hal. 4
9
Titi Pritaningsih
,
Implementasi Pembelajaran Bioteknologi Berwawasan SETS Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dan Kemampuan Akademik Yang Berorientasi Life Skill
Pada Siswa SMA 6 Semarang, Jurnal Pendidikan, Volume I No. 6, Desember 2005 , online.
www.edusemar.net
10
Lampiran 7, hal. 84
11
Titi Pritaningsih, opcit
56 dapat melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat dan melatih siswa untuk
berbicara di depan kelas. Pembelajaran dengan pendekatan koperatif pada kelas eksperimen,
mengenai manfaat atau bahaya virus diberikan artikel yang berbeda pada setiap kelompok. Siswa ditugaskan mendiskusikan artikel tersebut kemudian
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Pada kelas kontrol, diskusi kelompok dengan LKS tidak dilengkapi dengan bagan pemetaan konsep pada
Salingtemas. Sehingga hasil presentasi dari setiap kelompok siswa cenderung tidak terarah. Hal ini terjadi karena pada kelas kontrol tidak mengaitkan konsep
pada pokok bahasan dengan unsur lain pada Salingtemas, seperti unsur lingkungan, teknologi dan masyarakat, sehingga pembelajaran hasil diskusi jadi
meluas. Hal demikian mengakibatkan proses pembelajaran pada kelas kontrol berlangsung lebih lama karena dibutuhkan waktu lebih lama untuk menjawab
semua pertanyaan siswa yang meluas. Hal ini mengakibatkan kondisi kelas menjadi gaduh dan siswa bersikap tidak seperti yang diharapkan, berbeda dengan
sikap siswa yang tertib pada kelas eksperimen. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahrah bahwa pembelajaran biologi dengan
menggunakan pendekatan Salingtemas memberikan pengaruh positif terhadap sikap siswa.
12
Pembelajaran pada kelas eksperimen diterapkan pendekatan Salingtemas, yaitu sebuah pendekatan yang mencakup konsep yang berhubungan dengan sains,
lingkungan, teknologi dan berbagai hal yang diperkirakan melanda masyarakat.
13
Sehingga siswa terdorong untuk berpikir lebih peka dan sistematis terhadap perubahan di sekitarnya. Pada kelas eksperimen, selain diskusi mengenai artikel,
siswa juga harus mengerjakan LKS yang dilengkapi dengan bagan pemetaan konsep pada Salingtemas. LKS tersebut membantu siswa untuk lebih dapat
memahami konsep sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat dengan lebih jelas. Siswa harus mengisi pertanyaan yang diberikan pada LKS sehubungan
12
Juhaeriyah Zahrah, Pengaruh Pendekatan Salingtemas dalam Pembelajaran Biologi Terhadap Sikap Siswa SMA Pada Sumber Daya Alam Hayati, Skripsi FMIPA Universitas Negeri Jakarta:
Tidak diterbitkan, 2006
13
Pristiadi Utomo, hal. 3
57 dengan artikel yang dibahas.
14
Oleh sebab itu siswa merasa terarah dalam mengerjakan tugas dan termotivasi untuk melakukan apa yang diarahkan dalam
LKS. Hal senada diungkapkan oleh Supraptama bahwa pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas menunjukkan peningkatan yang cukup berarti pada
motivasi belajar siswa.
15
Kelas eksperimen menuntut siswa untuk bisa mengaitkan antara pokok bahasan yaitu virus, dan dampak yang diakibatkannya pada lingkungan, teknologi
dan masyarakat. Sehingga pada kelas eksperimen pembahasan hasil diskusi lebih terorganisir dan mengakibatkan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana
belajar yang demikian membuat siswa menjadi aktif dalam diskusi tersebut. Hal itu dapat diketahui bahwa pada saat diskusi siswa aktif dalam bertanya, menjawab
pertanyaan, memperjelas hal yang dikemukakan, dan melengkapi jawaban.
16
Senada dengan hal itu juga dikemukakan oleh Prasetyo bahwa pendekatan Salingtemas memberikan suasana yang menyenangkan dan menjadikan siswa
aktif terlibat dalam pembelajaran.
17
Perbedaan mendasar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat jelas pada rata-rata hasil belajar kognitif siswa. Kelas eksperimen
memiliki rata-rata 63,9 sedangkan kelas kontrol memiliki rata-rata 53,7 Tabel 4.3. Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata kelas kontrol. Hal itu terjadi dikarenakan perbedaan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kedua kelas tersebut.
Perbedaan hasil belajar tersebut terlihat tidak hanya dari ranah kognitif saja, tetapi juga teramati pada ranah afektif dan psikomotorik.
Perolehan nilai rata-rata kognitif yang kecil tersebut yaitu pada kelas kontrol sebesar 63,5 dan kelas eksperimen sebesar 53,7 dapat disebabkan karena
pada tes awal, dapat diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
14
Lampiran 12, hal. 97
15
Supraptama, Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Geografi Melalui Pendekatan Salingtemas, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tidak diterbitkan: 2008
16
Lampiran 7, hal.84
17
Anang Prasetyo, Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas II SLTP Negeri I Driyorejo Gresik, Skripsi FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tidak diterbitkan: 2009
58 kemampuan awal yang hampir sama, sehingga daya saing pada kedua kelas sangat
baik. Berdasarkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa pada ketiga ranah
tersebut dapat dikatakan bahwa pendekatan Salingtemas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada ranah kognitif, meskipun nilai rata-rata kelas yang diperoleh di
bawah standar kelulusan namun bila dibandingkan nilai rata-rata siswa dengan metode ceramah-diskusi. Skor pada ranah afektif dan psikomotorik pada kelas
eksperimen juga lebih baik dari pada siswa kelas kontrol. Pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas ini menjadi suatu
pertimbangan dalam mencari variasi pendekatan pembelajaran, karena sesuai dengan dugaan sementara dari penulis berdasarkan teori-teori yang ada serta
berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan penulis, telah terbukti bahwa pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas memberi pengaruh yang
baik bagi hasil belajar siswa.
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Salingtemas
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus. Hal ini terlihat pada perhitungan uji-t, diperoleh t hitung = 4,55 sedangkan t tabel = 1,671 pada derajat
kebebasan dk = 58 dengan taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti t hitung t tabel 6,45 1,671. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan
Salingtemas yang mengkaitkan konsep sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan pendekatan metode
ceramah-diskusi yang tidak mengkaitkan konsep sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen kelas kontrol
63,9 53,7.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai pendekatan Salingtemas pada sekolah-
sekolah non unggulan. Hal ini berdasarkan tempat penelitian SMA An-Najah Bogor merupakan salah satu sekolah unggulan di daerah sekitarnya. Sehingga
kemampuan dan daya saing belajar pada siswa sangat tinggi. Pendekatan Salingtemas sebaiknya dilakukan pada sekolah yang memiliki
sarana dan prasarana yang baik yang memudahkan siswanya mengakses berbagai informasi untuk menambah wawasan mereka sehingga lebih mudah tercapai
keterkaitan pada Salingtemas. Siswa sebaiknya dianjurkan untuk membaca berbagai sumber bacaan
mengenai konsep pembelajaran yang akan diberikan sebelum dilakukan