Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol

50 empat sampai lima termasuk kriteria cukup baik; susunan gambar yang rapi berjumlah dua sampai tiga termasuk kriteria kurang baik; sedangkan susunan gambar yang rapi berjumlah satu termasuk kriteria sangat kurang baik. Dengan demikian dapat ketahui bahwa siswa yang merangkai gambar dengan kerapian baik sebanyak 18 60; siswa yang merangkai gambar dengan kerapian cukup baik sebanyak 12 40; sedangkan siswa yang merangkai gambar dengan kerapian sangat baik, kurang baik, dan sangat kurang baik sebanyak nol 0. Maka dapat diketahui bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih banyak siswa yang merangkai gambar dengan kerapian baik.

b. Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.4 pada aspek kecepatan merangkai gambar dapat diketahui bahwa siswa yang merangkai gambar dengan kecepatan sangat baik dalam waktu enam menit pertama sebanyak delapan 26,67; siswa yang merangkai gambar dengan kecepatan baik dalam waktu tujuh sampai 12 menit sebanyak 22 73,33; sedangkan siswa yang merangkai gambar dengan kecepatan cukup baik dalam waktu 13 sampai 18 menit, kurang baik dalam waktu 19 sampai 24 menit dan sangat kurang baik dalam waktu lebih dari 25-30 menit sebanyak nol 0. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas kontrol lebih banyak siswa yang merangkai gambar dengan kecepatan baik. Aspek ketepatan merangkai gambar, yaitu penilaian terhadap kecocokan penempatan gambar dengan keterangan gambar dapat dilihat berdasarkan jumlah gambar yang disusun dengan tepat. Susunan gambar yang tepat berjumlah delapan sampai sembilan termasuk kriteria sangat baik; susunan gambar yang tepat berjumlah enam sampai tujuh termasuk kriteria baik; susunan gambar yang tepat berjumlah empat sampai lima termasuk kriteria cukup baik; susunan gambar yang tepat berjumlah dua sampai tiga termasuk kriteria kurang baik; sedangkan susunan gambar yang tepat berjumlah satu termasuk criteria sangat kurang baik. Dengan demikian dapat ketahui bahwa siswa yang merangkai gambar dengan ketepatan sangat baik sebanyak delapan 26,67; siswa yang merangkai gambar dengan ketepatan baik sebanyak lima 16,67; siswa yang merangkai gambar dengan ketepatan cukup baik sebanyak sembilan 30; siswa yang merangkai 51 gambar dengan ketepatan kurang baik sebanyak delapan 26,67; sedangkan siswa yang merangkai gambar dengan ketepatan sangat kurang baik sebanyak nol 0. Maka dapat diketahui bahwa siswa pada kelas kontrol lebih banyak siswa yang merangkai gambar dengan ketepatan cukup baik. Aspek kerapian merangkai gambar, yaitu kerapian dalam menempelkan gambar pada kolom yang disediakan dapat dapat dilihat berdasarkan jumlah gambar yang disusun dengan rapi. Susunan gambar yang rapi berjumlah delapan sampai sembilan termasuk kriteria sangat baik; susunan gambar yang rapi berjumlah enam sampai tujuh termasuk kriteria baik; susunan gambar yang rapi berjumlah empat sampai lima termasuk kriteria cukup baik; susunan gambar yang rapi berjumlah dua sampai tiga termasuk kriteria kurang baik; sedangkan susunan gambar yang rapi berjumlah satu termasuk kriteria sangat kurang baik. Dengan demikian dapat ketahui bahwa siswa yang merangkai gambar dengan kerapian baik sebanyak 14 46,67; siswa yang merangkai gambar dengan kerapian cukup baik sebanyak 16 53,33; sedangkan siswa yang merangkai gambar dengan kerapian sangat baik, kurang baik, dan sangat kurang baik sebanyak nol 0. Maka dapat diketahui bahwa siswa pada kelas kontrol lebih banyak siswa yang merangkai gambar dengan cukup baik. c Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan perolehan data hasil belajar psikomotorik baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat diketahui bahwa hasil antara kedua kelompok adalah berbeda. Perbedaannya dapat dilihat dari penilaian pada aspek kecepatan merangkai kelas eksperimen siswa merangkai gambar dengan kecepatan sangat baik sebanyak 80 dan merangkai gambar dengan kecepatan baik sebanyak 20; sedangkan pada kelas kontrol siswa merangkai gambar dengan kecepatan sangat baik sebanyak 26,67 dan merangkai gambar dengan kecepatan baik sebanyak 73,33. Pada aspek ketepatan merangkai kelas eksperimen siswa merangkai gambar dengan ketepatan sangat baik sebanyak 16,67, baik sebanyak 40, cukup baik sebanyak 26,67 dan kurang baik sebanyak 16,67; sedangkan pada kelas kontrol siswa merangkai gambar dengan 52 ketepatan sangat baik sebanyak 26,67, baik sebanyak 16,67, cukup baik sebanyak 30 dan kurang baik sebanyak 26,67. Pada aspek kerapian merangkai kelas eksperimen siswa merangkai gambar dengan kerapian baik sebanyak 60 dan cukup baik sebanyak 40; sedangkan pada kelas kontrol siswa merangkai gambar dengan kerapian baik sebanyak 46,67 dan cukup baik sebanyak 53,33. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil belajar psikomotorik mendukung pernyataan bahwa siswa kelas eksperimen cenderung mendapat hasil belajar yang lebih baik dari pada kelas kontrol.

B. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas yang dipakai adalah Chi-Kuadrat X 2 . Uji X 2 dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan X 2 hitung dan X 2 tabel. Kriteria tersebut adalah tolak Ho jika X 2 hitung ≥ X 2 tabel dan terima Ho jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel . Berdasarkan hasil penelitian pada kelas eksperimen dapat dilihat hasil uji normalitas pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data Sampel ∑ Sampel Taraf signifikansi X 2 hitung X 2 tabel Hasil Kelas Eksperimen 30 0,05 4,77498 7,815 Terima Ho Kelas Kontrol 30 0,05 3,62615 7,815 Terima Ho Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diperoleh X 2 hitung X 2 tabel . Hal itu berarti bahwa Ho ditolak, maka data kedua sampel berdistribusi normal.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan sains lingkungan teknilogi masyarakat (salingtemas) terhadap hasill belajar fisika siswa

1 3 199

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

9 160 169

Pengaruh pendekatan kontruktivisme dengan teknik mind mapping terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus : ( kasus eksperimen di MAN 2 kota Bogor )

0 11 81

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Analisis Hasil Belajar Afektif Melalui Model Pembelajaran Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (SALINGTEMAS) pada Konsep Jamur

0 7 138

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Berbasis Imtaq Pada Konsep Ekosistem : penelitian tindakan kelas di SMA Daya Utama

2 27 113

Pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus (kuasi eksperimen di SMAN 9 Bekasi)

6 30 254

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

0 0 171

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

1 1 171