Thariqoh Metode Dakwah Pemikiran Dakwah Habib Abu Bakar Assegaf 1. Pengertian Dakwah

Media dakwah sudah cukup baik tapi perlu adanya peningkatan dengan konsep- konsep dakwah yang alamiah natural dan terarah tidak membias kepada hal-hal lain yang tidak masuk kedalam wilayah dakwah. Kepandaian untuk memilih media dakwah yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah. Terlebih dalam mengantisipasi perkembangan zaman yang saat ini dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat yang ditandai dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Ketertinggalan umat islam dan ketertutupan dari dunia luar, sedikit banyak menjadi salah satu penyebab ketidakberhasilan dakwah. 96

6. Thariqoh Metode Dakwah

Metode dakwah dalam pandangan Habib Abu Bakar Assegaf adalah cara-cara yang digunakan oleh seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah agar mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien. Dalam penggunaan metode dakwah perlu sekali diperhatikan bagaimana hakekat metode itu, karena hakekat metode itu Untuk mencapai metode dakwah yang efektif dan efisien diperlukan adanya kesadaran bahwa: a. Metode hanyalah satu pelayan, satu jalan atau alat saja b. Tidak ada metode yang seratus persen baik c. Metode yang paling sesuai pun belum menjamin hasil yang baik dan otomatis d. Metode yang sesuai bagi seorang da‟imuballigh tidaklah selalu sesuai untuk da‟imuballigh yang lain 96 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 e. Penerapan metode tidaklah dapat berlaku untuk selamanya. 97 Adapun sumber dakwah yang terdapat dalam al- Qur‟an menunjukkan ragam yang banyak, seperti “hikmah, nasihat yang benar dan mujadalah, diskusi atau membantah dengan cara yang paling baik” Q.S. Al-Nahl: 125, dengan kekuatan anggota tubuh tangan, dengan mulut lidah dan bila tidak mampu, maka dengan hati hadist riwayat Muslim. Dari sumber metode itu dapat tumbuh metode-metode yang merupakan operasionalisasinya yaitu dakwah dengan lisan, tulisan, seni dan bil-hal. Dakwah dengan lisan berupa ceramah, seminar, symposium, diskusi, khutbah, sarasehan, brainstorming, dan lain-lain. Dakwah dengan tulisan itu berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, pamplet, lukisan-lukisan dan lain-lain. Dakwah bil-hal berupa prilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan ulet, sabar, semangat, kerja keras, menolong sesama manusia, misalnya mendirikan Rumah Sakit, lembaga pendidikan, pusat pencaharian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan dan lain-lain yang meliputi berbagai sektor kehidupan. 98 Seni meliputi seni lukis, seni tari, seni suara atau musik dan lain-lain. Kalau kita lihat budaya Indonesia, apalagi masyarakat menengah kebawah, tradisi mendengar lebih mantap daripada membaca. Jadi segmen masyarakat yang paling pas itu adalah lisan dibandingkan dengan tulisan, jika kita berdakwah dengan tulisan kepada masyarakat yang seperti ini, malah mereka tidak akan membacanya. 99 97 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 98 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 99 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 Situasi seperti ini mencerminkan bahwa budaya masyarakat Indonesia lebih cenderung dalam menggali informasi tentang ajaran-ajaran Islam melalui lisan, ini disebabkan oleh budaya Indonesia itu sendiri, tetapi hal seperti ini hanya dari tingkat masyarakat yang menengah kebawah. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian seorang da‟i untuk memilih antara metode lisan atau tulisan sebelum dia benar-benar berhadapan dengan mad‟unya. 100 Dalam hal ini Habib Abu Bakar berpendapat bahwa, memang hampir semua aktifitas dakwah yang saya lakukan adalah melalui lisan dengan mengkaji kitab-kitab kuning dan kitab-kitab salaf seperti Nashaaihuddiiniyah, tidak hanya berceramah sendiri tetapi saya juga memberikan kesempatan kepada para jamaah untuk bertanya agar kegiatan dakwah ini tidak monoton. Selain itu tidak hanya dalam penagajian saja saya berceramah tetapi dakwah bilhal pun juga saya lakukan yaitu dengan selalu mendoakan para murid- murid, karena menurut saya seorang guru atau da‟i itu tidak hanya pandai mengajarkan kepada murid-muridnya bil lisan tetapi juga harus rajin mendoakan murid-muridnya agar ilmu yang diberikan dapat diamalkan. 101

7. Atsar Efek Dakwah