evaluasi dan memberikan penilaian apakah materi dakwah yang disampaikan oleh juru dakwah sudah benar-benar dipahami dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat.
104
B. Aktivitas Dakwah Habib Abu Bakar Assegaf
Habib Abu Bakar mengakui bahwa beliau mengawali karir dakwahnya dari mengajar di Tsaqofah Islamiyah kemudian ceramah-ceramah. Demikian juga dengan
ceramah-ceramah dari mimbar ke mimbar, pengajian ke pengajian, majelis taklim ke majelis taklim, khutbah ke khutbah. Disamping itu juga melalui dakwah bil qolam
dengan menulis artikel-arikel yang kemudian dipublikasikannya melalui internet jejaring sosial dengan alamat
http:www.al-busyro.com . Kesemuanya itu, menjadi
bagian dari porsi-porsi dakwah tersendiri.
105
Kiprah dakwah Habib Abu Bakar Assegaf dimulai sejak tahun 1982 yakni dengan mengikui organisasi Pengkajian Perbandingan Paham Agama di Mesjid Sunda
Kelapa yang salah satu programnya adalah mensyiarkan dakwah Islamiyah kepada masyarakat, ini merupakan pembelajaran bagi setiap anggotanya. Adapun aktivitas
dakwah Habib meliputi pada sektor-sektor sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan
Salah satu dakwah yang dilakukan Habib Abu Bakar Assegaf demi meningkatkan pemahaman keagamaan bagi para jama
‟ah, yaitu dengan diadakannya pengajian rutin Majelis taklim. Yang mana Majelis taklim merupakan tempat orang-
104
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
105
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
orang Betawi menumpah-curahkan kehausannya dalam menuntut ilmu, setiap person orang menyadari bahwa ilmu hanya akan diperoleh dengan dituntut dan dipelajari.
“Tidak boleh orang alim itu diam dengan ilmunya, dan tidak pantas bagi orang yang jahil itu diam dengan kejahilannya”. Sesuai dengan kata mutiara ini: “Ilmu jika
tidak diamalka n seperti pohon yang tidak berbuah”
106
. Kondisi batin tidak akan mudah mengalami ketenangan saat seorang muslim mendapatkan nasehat agama yang akan
menimbulkan rasa keimanan yang tinggi. Pendapat Habib Abu Bakar Assegaf: “Maka berkumpul padanya maksud yang bermacam-macam karena
setengah daripadanya memperoleh faedah dari pengetahuan dan amal perbuatan. Setengah daripadanya memperoleh faedah dari kemegahan, dimana-mana dengan
kemegahan itu dapat menjaganya daripada disakiti orang lain, orang yang mengganggu ketentraman hati dan harta untuk mencukupkan dengan harta itu
daripada menyia-nyiakan waktu pada mencari makanan. Setengah daripadanya memperoleh pertolongan pada segala hal yang penting, lalu adalah yang demikian
itu senjata untuk menghadapi segala bahaya dan kekuatan segala hal. Setengah daripadanya memperolah barokah dengan semata-mata mendoa dan setengah dari
padanya menunggu syafa ‟at pada hari akherat.”
107
Adapun pengajian rutin mingguan yang beliau jalani yakni di madrasah Tsaqofah Islamiyah setiap hari Senin malam Selasa pukul 19.30 sampai dengan selesai
dan juga setiap hari Kamis pukul 09.30 sampai dengan selesai, semua jadwal ini sudah ditetapkan. Selain di Yayasan Tsaqofah Islamiyah, beliau juga mengajar rutin mingguan
di Majelis-majelis taklim yang lain yang lebih dominan didaerah Citayam, Bogor seperti;
106
Al-Habib Usman bin Yahya, Kitab Risalah Dua Ilmu Mabhast yang kelima pada Bab pertama, Jakarta: Attahiriyah, tth, hlm. 31
107
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
1. Majelis Taklim Albusyro di daerah kampung Wates Citayam
2. Majelis Taklim Ummahat Syarifah Khodijah di daerah kampung Lio
Citayam 3.
Majelis Taklim Muallim Zaini di daerah kampung Cipayung Citayam 4.
Majelis Taklim Darodji didaerah kampung Rawa Citayam 5.
Majelis Taklim H. Abdur Rasyid didaerah kampung Utan Citayam. Selebihnya beliau juga mengajar di lima tempat didaerah Jakarta.
108
Mesjid sebagai sarana dakwah telah membawa perubahan yang signifikan bagi kelangsungan beragama umat Islam penduduk Jakarta, mereka yang terobati jiwanya
apabila masauk kedalam Mesjid, merasakan kebahagiaan dalam aktivitas sholat berjamaah. Dakwah lewat podium yang muncul dalam bentuk khotbah atau ceramah
masih dominan hingga kini. Walau sebetulnya masih banyak cara lain yang juga bisa dilakukan seperti berdialog, diskusi yang penyebarannya dapat memanfaatkan media
elektronik TV atau Radio. Belakangan ini juga dakwah dilakukan lewat koran, bulletin dan buku bahkan melalui media alternatif semisal internet dan media seluler.
109
Pendapat Habib Abu Bakar Assegaf: Adapun aktivitas Mesjid yang Habib jalani, Alhamdulillah selalu diikuti
oleh jemaah sekitar wilayah ini dan dari Jabodetabek dengan acara-acara keIslaman yang menjadi ajang dakwah. Sebab, dakwahnya Rasul dari dahulu
dilakukan di Mesjid dan dari Mesjid ke Mesjid dengan momentum apa saja. Maka jangan heran jika sekarang banyak para penceramah justru lebih sering
berdakwah di Mesjid bukan di TV yang kita lihat sekarang ini, seperti dakwahnya
108
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
109
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam, Bandung: Rosdakarya , 2003, hlm 21
Aa Gym Karena mungkin tidak dari hati yang tulus, maka mulai ditinggalkan. Seorang yang berdakwah di Mesjid akan berbeda dalam penyampaiannya,
akhlaknya, tutur katanya dan budi bahasanya. Dibandingkan dengan diluar Mesjid. Oleh karena itu hormati Mesjid sebagai perhias
an Allah ta‟ala dimuka bumi ini. Marilah sama-sama kita benahi Mesjid kita sesuai dengan ajaran yang
dibawa oleh para Wali Songo, yang mana salah satu dari strategi dakwah mereka adalah dengan tidak melupakan untuk membangun mesjid, seperti mesjid Agung
Demak itu.”
110
Adapun kegiatan pengajian rutin yang dilakukan Habib Abu Bakar Assegaf adalah dibeberapa tempat, yaitu:
1. Mesjid Annajah di desa Pabuaran Citayam
2. Mesjid Attaqwa Al-Amin di kampung Kelapa Citayam
3. Mushollah Arrahmah yang juga masih di kampung Kelapa Citayam
4. Mesjid Arrohmah di kampung Lio Citayam
5. Mesjid Al-Hidayah di kampung Rawa Indah Citayam dan
6. Mushollah Syatiri khusus remaja di kampung Panjang Ciyatam.
111
Dengan membangun dan menghiasi mesjid dengan berbagai kegiatan kemudian memakmurkan mesjid maka secara tidak langsung kita sudah
menjalankan sunnah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
112
Potensi dakwah sebenarnya sudah dimiliki oleh setiap individu, hal itu saudah ada sejak lahir. Tetapi pengembangan bakat dan minat dakwah tetap mutlak
diperlukan, seorang yang akan berdakwah harus terlebih dahulu memiliki
110
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
111
Dedy Rustamdi, Wakil Ketua Sekretariat Yayasan Tsaqofah Islamiyah, Wawancara Pribadi,
Jakarta: 18 Desember 2010
112
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
pengetahuan tentang ilmu dakwah. Dakwah akan menyentuh relung hati pendengarnya apabila disusun secara sistematis. Pengenalan terhadap lingkungan,
kondisi mad‟u dan isu-isu kontemporer yang layak dibawakan dalam materi dakwah. Agar mujahid dakwah dapat berkonsentrasi untuk mengemas dakwah
dalam konteks kekinian.
113
Dalam aktivitas dakwah Yayasan Tsaqofah Islamiyah ini sistem yang digunakan dalam sistem membahas dan mengupas kitab-kitab salaf karangan ulama-
ulama terdahulu, kitab-kitab kuning seperti kitab ta‟lim muta‟alim, risalatul
muawwanah dan kitab sulamuttaufiq, sifat duapuluh serta kitab nashoihuddiniyah. Tentu saja dalam membahas semua kitab tersebut sesuai dengan Al-
qur‟an dan Hadist serta ijma‟ ulama. Sistemnya sang guru dikelilingi murid-murid dalam
penyampaian materi pengajian, biasanya ini terjadi terhadap pengajian yang bersifat harian. Sistem ini cukup efektif dan komunikatif.
114
Adapun metode yang digunakan Habib Abu Bakar Assegaf secara umum di majelis taklim selain mengajar juga lebih banyak melalui metode ceramah dengan
berlandaskan kepada kitab-kitab tersebut diatas. Dalam pelaksanaannya disamping kitab juga ditambah dengan dalil-dalil naqli serta ditambah dari ceramah ulama atau
Habaib dan tokoh lainnya yang kebetulan datang atau diundang ke Majelis taklim dengan menguraikan masalah yang dibahas ketika itu.
115
113
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
114
Fauziah, Santriwati Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 15 Oktober
2010
115
Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010
Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap salah seorang jamaah, bahwa dia sangat antusias sekali dalam mengikuti pengajian yang
disampaikan Habib Abu Bakar Assegaf, materi yang diberikannya sangat cocok dengan kehidupan sehari-hari dan metode penyampaiannya pun sangat disesuaikan
dengan kondisi para jamaah, yaitu buka hanya beliau yang ceramah tetapi para jamaah juga diberikan kesempatan untuk mengemukakan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang sedang dibahas ataupun diluar dari materi. Bahkan, kita diperbolehkan juga untuk bertanya di luar forum.
116
2. Ceramah Agama