Sejarah Perkembangan Yayasan Tsaqofah Islamiyah

Perbandingan Paham Agama di Mesjid Sunda Kelapa pada tahun 1982. Adapun ketika beliau di SMA mengikuti Organisasi Himpunan Pelajar SMA se-Jakarta. Dakwah adalah suatu yang menurut Habib Abu Bakar mengandung sisi rohani sebagai misi yang suci, sehingga tidak boleh tercampuri oleh motivasi duniawiyah yang bersifat semu. Kegiatan beliau hingga saat ini lebih banyak disibukkan dengan berdakwah melalui mengajar dan mengisi tausiah-tausiah di Madrasah Tsaqofah Islamiyah dan dibeberapa Majelis Taklim wilayah Jakarta dan Bogor. 59

B. Sejarah Perkembangan Yayasan Tsaqofah Islamiyah

Yayasan Tsaqofah Islamiyah didirikan oleh ayah dari Habib Abu Bakar Assegaf bernama Al-habib Abdurrahman Assegaf yang akrab disapa dengan Sayyidil Walid oleh para murid dan anak-anaknya. Ketika itu, beliau bertempat tinggal didaerah Bogor, tetapi sering pulang pergi ke Jakarta hanya untuk menuntut ilmu agama di Jami‟atul Khoir daerah Tanah Abang Jakarta. Kemudian, setiap selesai belajar di Jami‟atul Khoir beliau langsung berangkat lagi belajar mengikuti pengajian di Madrasah Muawwanatul Ikhwan, tepatnya didaerah Bukit Duri Tebet Jakarta Selatan. Berkat keistiqomahannya dalam menuntut ilmu dan juga rasa ta‟dzimnya yang tinggi terhadap para guru yang mengajarkannya membuat beliau diberikan kepercayaan oleh para gurunya untuk mengajar sekaligus memimpin madrasah tersebut. Madrasah tersebut diwakafkan kepada sayyidil walid untuk meneruskan dakwah guru-gurunya didaerah itu. 59 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 Karena Sayyidil Walid bukanlah penduduk asli di Bukit Duri tersebut sedangkan beliau harus menjalankan amanah dari para gurunya, maka beliau memutuskan untuk menikahi putri dari seorang warga yang asli bertempat tinggal didaerah tersebut yaitu ummi Hajjah Barkah tepatnya ketika usia beliau 25 tahun, semua itu beliau lakukan agar terjalin hubugan silaturrahim yang akrab dengan warga sekitar hingga akhirnya tinggalah beliau menjalankan kehidupannya didaerah itu. 60 Dengan adanya akulturasi budaya akan terbentuk suatu kekuatan sosial yang menjunjung tinggi rasa dan nilai solidaritas, baik solidaritas agama, suku, persamaan nasib dan lain-lain. Terlebih lagi didorong rasa kekuatan tersebut untuk indikasi dibidang lain. Seperti tergambar dalam Majelis Taklim Tsaqofah Islamiyah ini. Dengan adanya solidaritas agama dari keturunan Arab dan kaum pribumi terealisasi hal diatas. Terbukti dengan keinginan kuat dari pengurus Majelis Taklim bekerja sama dengan penduduk setempat dan jama‟ah untuk membangun kembali majelis taklim yang terfokus lagi terarah dengan tujuan yang baik. 61 Setelah menikah dan tinggal didaerah tersebut, Sayyidil Walid memulai dakwahnya tepatnya pada tahun 1935 dengan mengganti nama madrasah tersebut yang tadinya benama Muawwanatul Ikhwan menjadi Tsaqofah Islamiyah yang artinya Kebudayaan Islam. Berarti, Madrasah Tsaqofah Islamiyah adalah sekolah Kebudayaan Islam. Ketika dibawah asuhan Sayyidil Walid, ternyata banyak sekali masyarakat yang antusias untuk ikut mengaji baik tua maupun yang muda serta para orangtua yang tidak 60 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 61 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 mau ketinggalan mendaftarkan anak-anak mereka untuk mengaji berguru kepada Sayyidil Walid. Tidak hanya di wilayah Jakarta saja peminatnya akan tetapi diluar Jakarta pun sangat banyak. Adapun pelajaran-pelajaran yang diajarkan Sayyidil Walid kepada para muridnya sangat banyak diantaranya mencakup tentang syariat-syariat Islam yang bersumber dari kita-kitab salaf karangan ulama-ulama terdahulu seperti Fiqh, Tauhid, Akhlak dan bahasa Arab beserta Nahwu dan Shorofnya. Metode pengajaran yang digunakan Sayyidil Walid adalah memberikan hafalan- hafalan mufrodat, doa-doa, muhadatsah selain membaca kitab, dan berlatih bahasa Arab. Bagi murid yang sudah mahir dalam pelajaran bahasa Arab terutama sudah mantap pemahamannya dibidang Nahwu Shorof, mereka diwajibkan untuk belajar membaca dan memahami kitab kuning. Tsaqofah Islamiyah mengalami masa-masa kejayaan dibawah asuhan Sayyidil Walid. Ini terbukti bahwa hampir sekitar 95 murid-murid termasuk anak-anaknya yang diajarkan oleh Sayyidil Walid semuanya menjadi guru agama bahkan membuka majelis-majelis taklim, pondok-pondok Pesantren sendiri didaerah rumahnya masing- masing serta ikut menjadi pengajar di Yayasan Tsaqofah hingga mereka berkeluarga. 62 Semua itu bisa terjadi karena begitu sayangnya beliau kepada para muridnya, beliau tidak hanya mengajarkan ilmu saja kepada muridnya akan tetapi selalu rajin mendoakan murid-muridnya dalam setiap ibadahnya kepada Allah SWT. Beliau yakin sebagai seorang da‟i kita diwajibkan untuk menyampaikan, mengajarkan dan 62 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 mengingatkan apa yang benar dan salah dari ajaran-ajaran Islam. Adapun yang memberikan hidayah itu adalah mutlak haknya Allah SWT. Hingga saat ini para pengajar di madrasah Tsaqofah Islamiyah mereka semua itu merupakan alumni madrasah tersebut. Para murid pun meyakini bahwa itulah keberkahan dari seorang guru yang sebenarnya yaitu mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan dapat mengajarkannya kepada orang lain. Dengan kata lain tujuan utama Sayyidil Walid berdakwah di Madrasah Tsaqofah ini ialah agar beliau berhasil mencetak kader-kader dakwah Islam kedepan. 63 Yayasan Tsaqofah Islamiyah ini terdiri dari majelis taklim, madrasah serta kursus-kursus bahasa Arab. Majelis taklim ini terbagi menjadi Majelis taklim kaum bapak dan remaja putra yang diadakan setiap malam Selasa jam 19.00 – 21.00 WIB dan Majelis taklim kaum ibu dan remaja putri setiap hari Kamis jam 10.00 – 11.45 WIB. Adapun aktivitas di Madrasah diadakan setiap Senin- Sabtu akan tetapi setiap hari J um‟at libur. Untuk kursus dibuka setiap Senin-Kamis jam 15.00-17.00 pada jam ini, peminatnya lebih banyak kaum perempuan dan dibanding pada jam 19.00-20.00 yang lebih banyak diikuti oleh kaum laki-laki. 64 Lokasi Yayasan Tsaqofah Islamiyah ini terletak di Bukit Duri Puteran jalan Perkutut 783 RT 0603 Tebet- Jakarta Selatan. Letak Madrasah ini sangat strategis karena berada tepat ditengah-tengah pemukiman penduduk sekitar kurang dari 800 63 Ustadzah Marwiyah, Staf Pengajar di Yayasan Tsaqofah Islamiyah, Wawancara Pribadi, Jakarta: 18 September 2010 64 Ustadzah Marwiyah, Staf Pengajar di Yayasan Tsaqofah Islamiyah, Wawancara Pribadi, Jakarta: 18 September 2010 meter arah utara terdapat SMK As-S yafi‟iyah, pusat perbelanjaan yaitu Pasar Bukit Duri Puteran, dan Stasiun Kereta Api Manggarai. Yayasan Tsaqofah Islamiyah ini terletak diatas tanah seluas 2.300 M2, dengan bangunan dua lantai berbentuk persegi panjang dan lebar 9 M, panjangnya hampir 30M, tinggi bangunannya kurang lebih 8 meter, terdiri dari tiga aula dilantai dasar dan tiga aula dilantai atas. Adapun dilantai dasar dilengkapi kantor, ruang pimpinan, ruang tamu, ruang dapur. Dihalaman depan Majelis Taklim dibuat tenda besar yang terbuat dari alumunium guna menampung jamaah dalam mengikuti pengajian di Majelis Taklim Tsaqofah Islamiyah yang berdatangan dari Jakarta dan sekitarnya. Bukit duri, Tebet merupakan tempat beradanya Yayasan Tsaqofah ini dikategorikan sebagai daerah yang cukup potensial untuk tempat usaha, pemukiman dan dakwah. Warganya terdiri dari para pedagang, wiraswasta, pagawai negeri dan buruh. Tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi, banyak rumah yang dijadikan sebagai tempat usaha seperti tokokios, karena lahan yang semakin sempit. Daerah tersebut juga sangat potensial untuk usaha demi kelangsungan hidup penduduk sekitar. Pendirian sebuah Majelis Taklim khususnya Majelis Taklim Tsaqofah Islamiyah ketika itu disamping atas dasar amanah dari para guru Sayyidil Walid dan atas dasar kondisi masyarakat sekitarnya juga berdasarkan beberapa alasan. Seperti dikemukakan oleh pimpinan Yayasan Tsaqofah Islamiyah ini yaitu Habib Abu Bakar Assegaf sebagai berikut: 65 a. Mencerdaskan ummat Islam yang ada disekitar 65 Habib Abu Bakar Assegaf, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Oktober 2010 b. Mengajarkan keikhlasan dan keimanan lebih terhadap agamanya c. Kurangnya lembaga penyiaran Islam diwilayah Tebet waktu itu d. Mencetak kader-kader dakwah untuk Islam kedepan Latar belakang kehidupan masyarakat Bukit Duri saat itu memang cukup memprihatinkan. Dimana situasi masyarakat masih awam dan menurunnya citra agama dalam pandangan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa penjelasan yang melatar belakangi pendiriannya: a. Rendahnya kepedulian masyarakat sekitar terhadap syiar agama Islam b. Belum adanya guru Ustadz atau Kiai yang menjadi panutan c. Masyarakat merindukan sosok seorang Habibpengajar yang keturunan Arab d. Merosotnya dekadensi moral disekitar lingkungan tersebut Majelis Taklim Tsaqofah Islamiyah ini pertama kali didirikan langsung dibina dan dipimpin olah Sayyidil Walid Alhabib Abdurrahman Assegaf sekaligus menjadi pengajar tetap di majelisnya hingga beliau wafat pada tahun 2006 lalu. Kepemimpinan pun digantikan oleh Habib Abu Bakar Assegaf hingga kini bersama para pengajar lainnya.

C. Peralihan Majelis Taklim menjadi Yayasan Tsaqofah Islamiyah