Unsur-Unsur Dakwah Tujuan Dakwah

Disamping tujuan-tujuan tersebutdiatas, terdapat juga pembagian tujuan dakwah yang ditinjau dari segi sudut materi dakwah, yang menurut Dr. Quraisy Shihab, materi-materi dakwah yang dikemukakan Al- Qur‟an berkisar pada tiga masalah pokok: aqidah, akhlaq dan hukum. 1 Tujuan aqidah, yaitu tertanamnya suatu aqidah keyakinan yang mantap disetiap hati seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan. 2 Tujuan akhlaq, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang berbudi luhur dihiasi dengan sifat-sifat terpuji dan bersih dari sifat-sifat tercela. 35 3 Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang terhadap hukum- hukum yang telah disyariatkan dalam agama islam. Semua tujuan diatas merupakan penunjang daripada tujuan akhir yang hendak dicapai dari sebuah proses dakwah islamiyah. Tujuan akhir dari upaya dakwah ini ialah “terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia lahir dan batin didunia dan diakherat dalam naungan mardhotillah ”.

c. Unsur-Unsur Dakwah

Dakwah dalam artian mengajak manusia baik perorangan ataupun kelompok kepada agama islam, sudah barang tentu memiliki komponen-komponen didalamnya yang satu dengan yang lainnya saling terkait. 35 Drs. Mansyur Amin, op.cit., hlm. 17-18 Adapun unsur-unsur dakwah tersebut adalah: Da‟i, Mad‟u, Metode, Media dan Materi. Yang kesemuanya itu memiliki kedudukan masing-masing. 1. Da‟i atau Pendakwah Di Indonesia, para da‟i juga dikenal dengan sebutan lain seperti muballigh, ustadz, tuan guru dan sebagainya. Hal ini didasarkan atas tugas dan eksistensinya s ama seperti da‟i. Padahal hakekatnya dakwah tiap-tiap sebutan itu memiliki kharisma dan keilmuan yang berbeda-beda dalam pemahaman masyarakat islam di Indonesia. Munculnya beberapa istilah diatas pada umumnya juga di kaitkan dengan kapasitas para da‟i itu sendiri. Hal itu tergantung dengan wacana keilmuan yang diperoleh serta latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda. 36 2. Mad‟u Manusia yang menjadi audiens yang akan diajak secara kaffah, mereka bersifat heterogen, dari sudut ideology misalnya atheis, animis, musyrik, munafik, bahkan ada juga muslim, tetapi fasik atau penyandang dosa dan maksiat. Dari sudut lain juga berbeda, baik intelektualitas, statussionalitas, kesehatan, pendidikan, dan seterusnya. 37 3. Maddah materi dakwah Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da‟I kepada mad‟u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah 36 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Komtemporer, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000, hlm. 24 37 Ibid., hlm. 33 dakwah adalah ajaran-ajaran islam itu sendiri. Dalam hal materi dakwah, Yususf Al-Qardhawy membagi pilar-pilar agama islam secara garis besar menjadi beberapa materi yang dapat diklasifikasikan menjadi empat hal pokok, yaitu: Materi Akidah, Ibadah, Akhlak, dan Hukum. 38 Sedangkan menurut M. Munir dan Wahyu Illahi dalam bukunya Manajemen Dakwah membagi materi dakwah menjadi empat bagian, yaitu: akidah, syariah, mu‟amalah dan akhlak. 39 4. Metode Masalah yang didakwahkan dalam islam adalah masalah yan teramat agung dan mulia. Islam tidak memerintahkan pengikutnya dengan perkara-perkara kehidupan remeh, namun islam mewajibkan pemeluknya untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah swt. Oleh sebab itu, metode merupakan hal yang penting bagi da‟i dalam menyampaikan pesan dakwahnya. 40 Ketika membahas tentang media dakwah, maka pada umumnya merujuk pada surat An-Nahl: 125 Artinya: “Serulah manusia kepada jalan tuhan-mu dengan cara hkmah dan pelajaran yang baik dan berdiskusilah dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa 38 Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003, Cet Ke-6, hlm. 43 39 M. Munir, S.Ag, M.A dan Wahyu Illahi, S.Ag, M. A. Manajemen Dakwah, hlm. 24-31 40 Ibid., hlm. 36 yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk. ” Q.S. Al-n-Nahl: 125 Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu: B al-Hikmah; Mu‟izhatil Hasanah; Mujadalah Billati hiya ahsan. Secara garis besar ada tiga pokok metode thariqoh dakwah, yaitu: a. Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran islam selanjutnya, mereka tidak lagi terpaksa ataupun keberatan. b. Mau‟izatil Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran islam dengan rasa kasih saying, sehingga nsihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. c. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah. 5. Media Setelah da‟i menetapkan metode, mediapun sangat diperlukan untuk menunjang terlaksananya pesan dakwah. Penggunaan media yanag tepat akan mempengaruhi pula hasil yang akan dicapai. 41 41 Ibid., hlm. 38 Islam adalah agama dakwah, yang artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran ummat islam ini sangat berkaitan erat dengan dakwah yang dilakukannya. Maka dari itu, kita harus meletakkan bentuk-bentuk media dakwah sebagai berikut: a. Dakwah dalam bentuk Bil Lisan Dalam al- qur‟an menyebutkan bahwa dengan ahsana qaula ucapan dan perbuatan yang baik. ﻞ ݋ ܲ ݕ ﷲ۴ ڝ݇ ۴ ۩ ܲ ܑ ݍڰ݋ڲڲ݋ ݢ ݕ ܾ ݍ ܚ ܋ ۴ ݍ ݋ ݕ ݍ ݛ ݊ ݇ ܛ ݊݇ ۴ ݌ ݊ ڝ ݏڰݏ ۴ ﻞ ۵ ܾ ݕ ۵ ܊ ٰ݇ܣ ۤ ۽݇ܢܻ : ۣ Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata: “sesungguhnya aku orang-orang yang menyerahkan diri” QS. Al- Fushilat: 33 Dalam ayat tersebut, tidak hanya dakwah berdimensi ucapan atau lisan tetapi dengan perbuatan yang baik uswah seperti ucapan nabi Muhammad SAW. Yang dimaksud dakwah bil lisan adalah memanggil, menyeru kejalan Allah untuk kebahagiaan dunia akherat dengan menggunakan bahasa menusia yang didakwahi mad‟u, sesuai dengan perbuatan keadaan manusia. Bahasa keadaan dalam konteks dakwah bil lisan atau bil hal adalah segala hal yang berhubungan dengan keadaan mad‟u baik fisiologis maupun psikologis. b. Dakwah bil Qalam Dakwah bil Qolam, adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui tulisan, dapat berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, kaligrafi, pamphlet, bulletin dakwah dan lain sebagainya. c. Aktivitas dakwah dalam bentuk dakwah Bil Hal Dakwah bil hal merupakan sebuah dakwah yakni metode dakwah dengan menggunakan kerja nyata. Melihat proses kejiwaan manusia, maka sebagian kumpulan individu sudah pasti akan terkena pengaruh dari keteladanan dan taklid baik pengaruh positif maupun negative. Karena hal itu, harus memberikan pengaruh dan pengertian kepada masyarakat untuk selalu meneladani Rasulullah SAW, atau orang yang berbuat kebijakan. Islam memerintahkan agar kita mengambil contoh dari ahlul khoir orang-orang yang berpikir ahli kebenaran dan mereka yang berkaidah yang lurus. 42 Secara tegas islam menyuruh ummatnya untuk mengambil teladan Nabi Muhammad SAW. 42 Musthafa Mansur, Teladan di Medan Dakwah, Solo: Era Intermedia, 2000, hlm. 42 ۴ ܕ ݛ ܂ ݂ ﷲ۴ ܕ ݂ ܒ ݕ ۺ ܕ ܏ݜ ۴ ݈ ݕ ݛ݇ ۴ ݕ ﷲ۴ ݕ ܇ ܕ ݛ ݍ ۵ ݂ ݍ ݊ڲ݇ ۻ ݎ ܛ ܋ ۺ ݕ ܛ ۪ ﷲ۴ ﻞ ݕ ܛ ܕ ݙ ܺ ݉ ݂ ݇ ݌ ۵ ݂ ܑ ܾ ݇ ۤ ﺐ۴ܗ܋ݞ۴ : ۣ Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada kaum sekalian pada diri Rasulullah, suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang mengharapkan ridha Allah dan hari akhir serta berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak” QS. Al-Ahzab: 21. Sebagai seorang yang membawa misi menyampaikan ajaran islam kepada manusia, seorang juru dakwah berkewajiban meneladani Rasulullah dalam sikap yang baik akhlaqul karimah, sekaligus berkewajiban memberikan teladan bagi mad‟unya.

D. Pengertian Habib