Penentuan Lokasi Penelitian Metode Pendekatan a. Persiapan Penelitian

Selain instrumen pengumpulan data yang telah dipersiapkan sebelumnya, penelitian menggunakan wawancara mendalam untuk menghimpun data tentang pendapat dan pandangan seseorang terhadap masalah yang telah, sedang, dan akan terjadi dari masalah yang sedang diteliti. Karena tujuan wawancara ini adalah untuk memeroleh informasi mengenai pandangan seseorang tentang sesuatu maka informasi terpaksa digali berulang-ulang, atau adakalanya pandangan narasumber itu diuji dengan pendapat narasumber yang lainnya. Hal ini di maksudkan untuk memahami makna sesungguhnya dari suatu fenomena tertentu, atau dikatakan sebagai suatu upaya untuk memahami konsep yang digunakan para informan mengenai suatu hal. Untuk melengkapi data-data yang diperlukan diperukan juga data- data tertulis, baik berupa hasil tulisan atau penelitian pribadi ataupun dari instansi-instansi tertentu. Misalnya tentang monografi kelurahan, statistik- statistik kelurahan, jumlah anggota Punk Muslim, kegiatan-kegiatannya, dan berbagai identifikasi yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Agar kegiatan di lapangan dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka disusunlah tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Lapangan Pada tahap awal ini ditetapkan tugas utama penulis adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, serta merancang beberapa informan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Untuk menetapkan lokasi yang tepat untuk penelitian, sebelumnya diadakan penelitian pendahuluan, hal ini dimaksudkan agar data yang diharapkan dapat diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian, selain itu pada penelitian awal prelimenery research ini ditetapkan pula beberapa informan, hal ini dimaksudkan agar pada lokasi penelitian itu telah tersedia beberapa informan yang dapat memberikan informasi kepada peneliti dan mengenai ragam masalah yang diteliti. Pada prelimenery research ini pula diadakan pendekatan dengan berbagai pihak yang diperkirakan dapat memberikan bantuan untuk kelancaran penelitian. Setelah penelitian awal dilaksanakan, maka dirancang pembuatan instrumen, dengan mempertimbangkan berbagai hal terutama yang terkait dengan tujuan dan maksud penelitian serta lokasi dan informan yang dituju. Pertimbangan-pertimbangan itu dianggap penting karena yang satu dan lainnya saling terkait dan tidak dapat diabaikan salah satu di antaranya. Selain daripada persiapan penelitian sebagaimana di atas, maka yang tidak kalah pentingnya yaitu mengurus hal-hal yang berkenaan dengan administrasi, seperti izin kepada pembimbing komunitas Punk Muslim karena yang akan menjadi obyek penelitian. 2. Tahap Pendekatan Kepada Anggota Punk Muslim Karena penelitian sangat mengandalkan informan, maka ketepatan menentukan informan serta pendekatan kepada mereka adalah hal-hal penting yang harus dilakukan. Salah satu syarat bagi seorang informan adalah memahami persoalan yang sedang diteliti, atau mereka yang berperan dan mempunyai pengetahuan yang luas tentang permasalahan yang sedang diteliti. Setelah ditetapkan beberapa orang informan maka langkah selanjutnya adalah, berkenalan dan membina hubungan sebaik mungkin dengan mereka, untuk itu pada kunjungan pertama sengaja tidak difokuskan untuk melakukan wawancara, tetapi lebih banyak ditujukan untuk memperkenalkan diri, mendengarkan cerita dari informan serta mengenal para informan lebih jauh. Pada tahap ini dikenali tentang keluarga, keberadaan mereka, pendidikan, hobi, pekerjaan, dan beberapa hal lainnya yang berkenaan dengan informan. 3. Tahap Pengumpulan Data a Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung untuk memperoleh data tentang pola interaksi antar sesama mereka, atau dengan para ustadz, dan dengan masyarakat umumnya. Kemudian juga obeservasi ini dapat melihat kegairahan mereka dalam belajar membaca Al Qur’an, mendiskusikan agama, dan melaksanakan ibadah-ibadah keagamaan lainnya. Dari observasi ini akan diperoleh data tentang perubahan sikap komunitas Punk Muslim setelah mereka mengikuti pengajian. b Wawancara, wawancara dilakukan antara peneliti dengan beberapa informan yang terdiri dari ustadz-ustadz sebagai Pembina keagamaan mereka dengan beberapa anggota komunitas Punk Muslim. Terutama untuk mengetahui yang berkenaan dengan latar belakang mereka membentuk komunitas tersebut serta pandangan mereka tantang agama. c Dokumentasi Data, penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari komunitas Puk Muslim, buku, makalah, artikel, catatan, surat kabar, dan sebagainya yang berhubungan dengan komunitas Punk Muslim dan kegiatannya. Digunakan untuk keperluan penelitian karena instrument tersebut berguna sebagai sumber yang stabil, kaya, yang berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, bersifat alamiah sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks, membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diteliti. Untuk data tertulis baru dapat diselesaikan setelah 14 hari, karena beberapa di antara data tertulis didapatkan dari informan yang berbeda dan bertempat tinggal yang berjauhan. Sedangkan untuk wawancara mendalam berlangsung 2 hari, hal itu disebabkan oleh umumnya wawancara dilakukan pada malam hari karena pada siang hari masing-masing mereka bekerja. Karena umumnya wawancara hanya dilakukan malam hari, maka siang hari dapat dilakukan pengumpulan dan penyusunan data. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dapat diketahui makna yang terkandung dari suatu tindakan atau fenomena yang berlaku dalam komunitas yang sedang diteliti. Atau dengan wawancara yang dilakukan secara berulang-ulang serta observasi terlibat, diperoleh informasi tentang konsep dan teori yang digunakan para informan dalam menjelaskan beberapa masalah yang diamati dalam susatu penelitian. Dalam rangka mengembangkan hasil wawancara peneliti menempuh dua cara yang berbeda, namun saling melengkapi. Yaitu meningkatkan hubungan antara peneliti dengan beberapa responden ataupun informan dan menguji informasi yang telah diperoleh, serta mengembangkannya ke arah suatu pembentukan deskripsi yang valid. Terciptanya hubungan yang baik antara peneliti dengan informan akan mendororng informan untuk menceritakan tentang komunitas Punk Muslim serta perubahan sikap setelah para informan mengikuti pengajian. Sehingga peneliti bisa memahami dan mempelajari perubahan tersebut secara leluasa. Hasil bahasan yang telah dipelajari secara seksama itulah yang dijadikan informasi dalam penelitian ini dan hasil ini akan memperlihatkan berbagai bentuk dan latar belakang yang mendasari perubahan sikap informan tersebut. Meskipun langkah ini dianggap tidak terlalu mudah untuk ditempuh, namun jalan ini adalah jalan tepat yang harus dilalui oleh setiap peneliti di lapangan. Dari gambaran di atas terlihat dengan jelas bahwa penelitian telah melaksanakan hampir keseluruhan dari prosedur penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan memanfaatkan observasi terlibat serta wawancara mendalam secara terbuka dengan beragam informan, agar dapat difahami pandangan, perasaan, dan pola prilaku seseorang atau sekelompok orang yang dijadikan sebagai sasaran penelitian, dengan pemahaman tersebut dapat dimengerti makna yang terkandung secara utuh entity.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan yang dijadikan pokok dalam skripsi ini, maka peneliti mengelompokkan dalam lima bab pembahasan, yaitu sebagai berikut:

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan digunakan dalam

penulisan skripsi untuk menganalisa dan merancang sistem yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi, rekaman video, dan internet yang menjadi landasan penulisan skripsi ini di antaranya terdapat pembahasan tentang perubahan dan pembentukan sikap serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan indikator dari sikap keberagamaann. BAB III Bab ini berisi gambaran lebih jauh tentang komunitas Punk Muslim, sejarah terbentuknya, aktifitas, dan anggota dari komunitas Punk Muslim.

BAB IV Merupakan bab analisis dan pembahasan. Bab ini membahas hasil

dari temuan data dan analisis data, yakni analisis hasil pengamatan dan wawancara kepada informan terkait sikap keberagamaan komunitas Punk Muslim.

BAB V Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang berisi kesimpulan

dan saran.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 1 Berdasarkan definisi di atas, penelitian ini mendefinisikan pengaruhh sebagai suatu daya untuk meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap setelah mengikuti pengajian. Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami sesuatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang. Jika orang tersebut sangat menyukainya bahkan bersikap fanatik terhadap apa yang dialaminya bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif pada dirinya baik perbuatan bahkan kepercayaan. Yang dimaksud dengan pengaruh di sini adalah berupa kekuatan yang dapat merubah suatu keadaan sikap keberagamaan seseorang setelah mengikuti pengajian rutin.

B. Pengajian

Pengajian menurut bahasa berasal dari kata “kaji” yang berarti membaca, menderas, atau mengaji berarti membaca Al Qur’an. 2 Kata “kaji” diberi awalan pe- dan akhiran –an menjadi “pengajian” yang berarti mengkaji Al Qur’an dan berarti pula mengkaji Islam. 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, h. 849. 2 Purwo Darminto WJS., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 22. 19