Akhlak Pengaruh Pengajian Terhadap Sikap Keberagamaan Komunitas Punk Muslim
seorang Budi yang bersosok religius bisa tetap bermusik tapi tidak meninggalkan perintah agamanya.
Kata-kata Budi yang sangat diingat Darma adalah, “kita boleh menjadi Punk, bermusik dan lain sebagainya, tapi kita harus tetap menjalankan ajaran
agama kita dengan benar. Jika kamu seorang muslim dan seorang Punkres, maka jadilah Punk yang berjiwa muslim”. Kata-kata itulah yang sangat melekat dalam
hati Darma dan pertemuan saat itu pula yang mengawali terbentuknya komunitas Punk Muslim.
Sejak saat itu Darma sadar bahwa selama ini ideologi Punk yang ia anut adalah salah dan keluar dari jalur agama. Mulailah ia membenahi hati dan
membersihkan diri dari hal-hal buruk yang bisa menjerumuskannya ke dalam lembah hitam. Setelah rutin mengikuti pengajian dan mengajak teman-teman
Punk dan anak jalanan lainnya, ia mulai meninggalkan minuman keras, narkoba, dan free sex.
Awal perubahannya untuk menjadi lebih baik ia rasakan sangat sulit. Tapi ia harus tetap mencoba dan memaksakan diri. Jika pada awalnya Darma terbiasa
minum minuman keras dalam sehari hingga mencapai 5 botol, ia kurangi menjadi 3 botol, 2 botol, 1 atau 2 gelas setiap harinya hingga akhirnya ia benar-benar bisa
meninggalkan kebiasaan buruk itu. Masa-masa ini ia lewati dengan susah payah walau harus dengan cara membenturkan kepalanya ke dinding, karena ia
merasakan betul betapa sulitnya untuk meninggalkan barang haram tersebut.
Semakin hari sikap Darma semakin berubah menjadi lebih baik dengan meninggalkan hal-hal yang dapat merusak dirinya. Darma juga sudah mulai
mengajak komunitas Punk tempat dulu ia bermain kepada kebaikan. Ia mulai bisa mengajak teman-temannya untuk ikut gabung ke dalam komunitas Punk Muslim
khususnya untuk mengikuti pengajian. Pelan tapi pasti Darma berhasil mengajak teman-temannya untuk meninggalkan kebiasaan setan itu dan berubah menjadi
manusia yang hidup dalam aturan agama. Saat ini Darma juga telah mengajak adiknya masuk dalam komunitas punk
Muslim dan ikut serta dalam pengajian rutin. Hal ini senada dengan pengakuan dari Ibunda Darma yang mengatakan bahwa anaknya kini setelah mengikuti
pengajian jauh lebih baik dari sebelumnya. Ibadahnya lebih rajin, mengajinya rutin, dan dapat bersikap baik terhadap orang tua, saudara serta keluarganya.
Ibunda darma mengaku sangat senang dan bahagia melihat perubahan dalam diri anaknya.
Lain halnya dengan Asep, pemuda asal Luragung, Kuningan Jawa Barat yang berusia 22 tahun. Asep melarikan diri dari rumah saat usianya 10 tahun
karena konflik dengan kedua orang tuanya. Setelah melarikan diri dari rumah, Asep hidup di jalanan Kota Cirebon. Selanjutnya, ia melanglang buana ke Jakarta,
Bogor, dan Bandung, hingga ia kembali lagi ke Jakarta tepatnya di daerah Pulogadung. Di terminal Pulogadung ia mengamen dan bergabung bersama para
pengamen lainnya. Di Jakarta, ia juga sering mangkal di bawah jembatan layang Fatmawati.
Ternyata kehidupan jalanan yang keras membawanya ke lembah hitam. Asep mulai mencoba narkoba dan minum minuman keras. Tidak hanya mencoba
dan mengkonsumsi narkoba, ternyata Asep juga berusaha untuk menjual putaw ke teman-temannya. Sungguh miris saat usianya masih belasan tahun Asep telah
menjadi seorang pemakai sekaligus pengedar narkoba. Namun kehidupannya segera berubah saat ia bergabung dalam komunitas
Punk Muslim tahun 2007 silam saat bertemu dengan Almarhum Budi. Setelah lama ia tidak merasakan suasana mengaji seperti dulu saat ia ada di kampung
halamannya, ia kembali merasakan ketenangan dalam Islam. Ia mulai menekuni kembali ilmu-ilmu agama yang ada di pengajian komunitas Punk Muslim. Ia juga
rutin untuk menghadiri pengajian dan kegiatan-kegiatan Punk Muslim yang menurutnya bisa merubah kehidupannya kembali kepada aturan Islam.
Bertahap tapi pasti Asep mulai berhenti menjadi pengedar dan tidak lagi mengkonsumsi minuman keras. Saat dalam proses meninggalkan itu semua,
ketika Asep bertemu dengan teman-teman lamanya kadang suasana memaksa ia untuk kembali mencicipi minuman keras. Demi kebersamaan, Asep terpaksa
mencicipi minuman itu. Tentunya setiap kebiasaan yang telah lama kita jalankan ketika akan dihilangkan pasti akan terasa sulit apalagi kebiasaan itu adalah sebuah
kebiasaan buruk. Saat hampir benar-benar bisa meninggalkan minum keras, kadang
keinginan untuk minum minuman keras timbul kembali dalam diri Asep. Namun ternyata keikutsertaan Asep dalam komintas Punk Muslim dan pengajian menjadi
cambuk bahwa harus benar-benar ada perubahan yang menyeluruh dalam dirinya. Sekarang Asep juga sudah rutin setiap 2 bulan sekali pulang ke kampung
halamannya di Kuningan untuk menemui ke dua orang tuanya. Seiring berjalannya waktu, akhirnya Asep bisa bersih dari itu semua dan kembali
menjalani kehidupannya dengan normal. Seorang Punk Muslim lainnya yang bernama Luthfi menceritakan tentang
kehidupan dahulunya yang kelam. Pemuda asal Jombang, Jawa Timur tersebut rupanya merasa kerasan bergaul dengan anak-anak yang tinggal di Warung Udix
setelah bertemu Budi. Luthfi merasa ada suasana yang lain dan berbeda. Luthfi merasa tidak sekadar mendapat tempat berteduh, ia juga diajari teknik bermain
gitar yang baik oleh Budi pada saat itu. Luthfi mengaku sudah pergi dari rumah orang tuanya di Desa Denanyar,
Jombang sejak dia masih duduk di bangku kelas 5 SD. Sejak itu dia tidak lagi pulang ke rumah dan bersekolah. Luthfi memilih hidup di jalan dan terminal
bersama anak-anak jalanan dengan gaya hidup Punk-nya. Banyak yang dipelajari Luthfi sejak berkenalan dengan Budi. Menurut Luthfi, Budi banyak
membimbingnya agar ia bisa terlepas dari narkoba dan kehidupannya yang kelam. Salah satunya adalah ketika dia pelan-pelan bisa berhenti dari mengkonsumsi
putaw dan menghentikan bisnis haramnya sebagai pengedar narkoba. Dahulu Luthfi juga langganan diciduk pihak kepolisian karena dianggap
meresahkan masyarakat, namun sekarang Luthfi tidak pernah lagi merasakan hal itu. Hal ini berkat bantuan Zaki yang bekerjasama dengan para advokat yang
tergabung dalam LSM PAHAM yang khusus menangani masalah anak jalanan. Semenjak dilindungi oleh PAHAM, ketika Luthfi dan teman-temannya diciduk
Polisi, sekarang dapat dengan mudah keluar dari sel dan tidak lagi mendapatkan perilaku semena-mena dari pihak yang tidak bertanggungjawab.