BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan
menguji hipotesis penelitian.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian yang dilakukan mencakup degradasi hutan, jumlah industri, luas lahan pertanian, luas lahan perkebunan, jumlah penduduk,
tingkat pertumbuhan ekonomi, jumlah anggaran lingkungan hidup di Indonesia , selama kurun waktu 1974-2006 33 tahun.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian, jurnal-
jurnal, dan Biro Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Data berbentuk data berkala time series , dengan kurun waktu tahun, dari tahun 1974-2006.
3.3. Pengolahan Data
Penulis menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS 16 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam menganalisa data adalah path analysis analisis jalur, yang bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel
eksogeneus terhadap variabel endogeneus baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan antara variabel eksogeneus dengan variabel endogeneus dirumuskan dalam fungsi sebagai berikut :
Pertumbuhan ekonomi = f jumlah industri, luas lahan pertanian, luas lahan perkebunan………………….…………1
Untuk membuktikan hipotesis pertama digunakan model sebagai berikut : Y
1
= PY
1
X
1
+PY
2
X
2
+PY
3
X
3
+µ………………………………….........2 Dimana :
Y
1
= Pertumbuhan Ekonomi yang difroksi dengan PDB rupiah X
1
= Jumlah Industri Unit X
2
= Luas Lahan Pertanian Ha X
3
= Luas Lahan Perkebunan Ha PY
1
= Koefisien Regresi µ
= Term of Error
Universitas Sumatera Utara
Luas degradasi hutan = f jumlah industri, luas lahan pertanian, luas lahan perkebunan, jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, jumlah
anggaran lingkungan hidup……………………….....…….3 Untuk membuktikan hipotesis kedua digunakan model sebagai berikut :
Y
2
= PY
2
X
1
+PY
2
X
2
+PY
2
X
3
+PY
2
X
4
+PY
2
X
5
+PY
2
Y
1
+µ ………..2 Dimana :
Y
2
= Luas degradasi Hutan Ha X
1
= Jumlah Industri Unit X
2
= Luas Lahan Pertanian Ha X
3
= Luas Lahan Perkebunan Ha X
4
= Jumlah Penduduk Jiwa X
5
= Anggaran Lingkungan Hidup rupiah Y
1
= Pertumbuhan Ekonomi yang difroksi dengan PDB rupiah PY
2
= Koefisien Regresi µ
= Terms of Error Kedua model diatas dapat dijabarkan kedalam 3 pengaruh effect, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
3.4.1. Direct effect pengaruh secara langsung.
a Pengaruh variabel X
1
sektor industri terhadap variabel Y
1
pertumbuhan ekonomi secara langsung diformulasikan dengan model sebagai berikut :
X
1
Y
1
= PY
1
X
1
b Pengaruh variabel X
2
sektor pertanian terhadap variabel Y
1
pertumbuhan ekonomi secara langsung diformulasikan dengan model sebagai berikut :
X
2
Y
1
= PY
1
X
2
c Pengaruh variabel X
3
subsektor perkebunan terhadap variabel Y
1
pertumbuhan ekonomi secara langsung diformulasikan sebagai berikut : X
3
Y
1
= PY
1
X
3
d Pengaruh variabel X
1
sektor industri terhadap variabel Y
2
luas degradasi hutan secara langsung diformulasikan sebagai berikut :
X
1
Y
2
= PY
2
X
1
e Pengaruh variabel X
2
sektor pertanian terhadap variabel Y
2
luas degradasi hutan secara langsung diformulasikan sebagai berikut :
X
2
Y
2
= PY
2
X
2
f Pengaruh variabel X
3
subsektor perkebunan terhadap variabel Y
2
luas degradasi hutan secara langsung diformulasikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
X
3
Y
2
= PY
2
X
3
g Pengaruh variabel X
4
jumlah penduduk terhadap variabel Y
2
luas degradasi hutan secara langsung diformulasikan sebagai berikut :
X
4
Y
2
= PY
2
X
4
h Pengaruh variabel X
5
jumlah anggaran lingkungan hidup terhadap variabel Y
2
luas degradasi hutan secara langsung diformulasikan sebagai berikut : X
5
Y
2
= PY
2
X
5
i Pengaruh variabel Y
1
pertumbuhan ekonomi terhadap variabel Y
2
luas degradasi hutan secara langsung diformulasikan sebagai berikut :
Y1 Y
2
= PY
2
Y
1
3.4.2. Indirect effect pengaruh secara tidak langsung .
a Pengaruh variabel X
1
sektor industri terhadap Y
2
luas degradasi hutan melalui Y
1
pertumbuhan ekonomi diformulasikan dengan model sebagai berikut :
X
1
Y
1
Y
2
= PY
1
X
1
PY
2
Y
1
b Pengaruh variabel X
2
sektor pertanian terhadap Y
2
luas degradasi hutan melalui Y
1
pertumbuhan ekonomi diformulasikan dengan model sebagai berikut :
X
2
Y
1
Y
2
= PY
1
X
2
PY
2
Y
1
Universitas Sumatera Utara
c Pengaruh variabel X
3
subsektor perkebunan terhadap Y
2
luas degradasi hutan melalui Y
1
pertumbuhan ekonomi diformulasikan dengan model sebagai berikut :
X
3
Y
1
Y
2
= PY
1
X
3
PY
2
Y
1
3.4.3. Total effect pengaruh total.
a Total pengaruh X
1
sektor industri terhadap Y
2
luas degradasi hutan melalui Y
1
pertumbuhan ekonomi diformulasikan sebagai berikut : X
1
Y
1
Y
2
= PY
1
X
1
+PY
2
Y
1
b Total pengaruh X
2
sektor pertanian terhadap Y
2
luas degradasi hutan melalui Y
1
pertumbuhan ekonomi diformulasikan sebagai berikut : X
2
Y
1
Y
2
= PY
1
X
2
+PY
2
Y
1
c Total pengaruh X
3
subsektor perkebunan terhadap Y
2
luas degradasi hutan melalui Y
1
pertumbuhan ekonomi diformulasikan sebagai berikut : X
3
Y
1
Y
2
= PY
1
X
3
+PY
2
Y
1
Universitas Sumatera Utara
3.5. Test Goodness of Fit Uji Kesesuaian 3.5.1. Koefisien Determinasi R-Square
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel eksogeneus secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel
endogeneus . Nilai R
2
berkisar antara 0 sampai 1 0R
2
≤1.
3.5.2. Uji t-statistik
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap
variabel endogeneus dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
H : b
i
= b H
a
: b
i
≠ b
Dimana b
i
adalah koefisien variabel eksogeneus ke-i nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Bila nilai
t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H ditolak. Hal ini berarti
bahwa variabel eksogeneus yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel endogeneus. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :
t-hitung = Sb
b b
i
−
Universitas Sumatera Utara
Dimana : b
i
= Koefisien variabel eksogeneus ke-i
b = Nilai hipotesis nol
Sb
i
= Simpangan baku dari variabel eksogeneus ke-i Kriteria pengambilan keputusan :
H :
=
β H
diterima t t-tabel artinya variabel eksogeneus secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel endogeneus. H
a
:
≠
β H
a
diterima t t-tabel artinya variabel eksogeneus secara
parsial berpengaruh nyata terhadap variabel endogeneus.
Gambar 3.2. Kurva Uji t- statistik 3.5.3. Uji F-statistik
Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel endogeneus.
Ho diterima Ha diterima
Universitas Sumatera Utara
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
2 1
: b
b H
= ........................................................ bk = 0 tidak ada pengaruh
:
2
≠ b
H
a
........................................................ i = 1 ada pengaruh
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F- tabel. Jika F-hitung F-tabel maka H
ditolak, yang berarti variabel eksogeneus secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogeneus. Nilai F-hitung dapat
diperoleh dengan rumus :
F-hitung = k
n R
k R
− −
−
2 2
1 1
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi k = Jumlah variabel eksogeneus
n = Jumlah sampel
Kriteria pengambilan keputusan : :
2 1
= =
β β
H H
diterima F F-tabel artinya variabel
eksogeneus secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel endogeneus.
Universitas Sumatera Utara
:
2 1
≠ ≠
β β
a
H H
diterima F F-tabel artinya variabel
eksogeneus secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel endogeneus.
Gambar 3.3. Kurva Uji F- statistik
3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.6.1. Multikolinearity
Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat korelasi variabel eksogeneus diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R
2
, F-hitung, t-hitung, dan standart error.
Adanya multikolinearity ditandai dengan : •
Standart error tidak terhingga •
Tidak ada satupun t- statistik yang signifikan pada α = 1, α = 5, α = 10
Ha diterima Ho diterima
Universitas Sumatera Utara
• Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
• R
2
sangat tinggi.
3.6.2. Autokorelasi Serial Correlation
Serial Correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi linear klasik
mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat didalamnya distribusi atau gangguan μ
i
dilambangkan dengan :
: =
j i
E
µ µ
j i
≠
Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorelasi, yaitu : 1.
Dengan menggunakan atau memplot grafik 2.
Dengan D-W Test Uji Durbin-Watson Uji D-W ini dirumuskan sebagai berikut :
D-hitung =
∑ ∑
−
−
2 2
1 t
t t
e e
e
Dengan hipotesis sebagai berikut : ,
: =
ρ H
artinya tidak ada autokorelasi
, :
≠ ρ
a
H artinya ada autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel eksogeneus tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai
nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.4 Kurva Durbin-Watson
Keterangan : H
: Tidak ada korelasi dwdl
: Tolak H ada korelasi positif
Autokorelasi - Autokorelasi +
Ha diterima no serial autokorelasi
inconclusive
Universitas Sumatera Utara
dw4-dl : Tolak H
ada korelasi negatif dudw4-du
: Terima H tidak ada korelasi
dl
≤
dw4-du : Tidak bisa disimpulkan inconclusive
4-du
≤
dw
≤
4-dl : Tidak bisa disimpulkan inconclusive
3.7. Defenisi Operasional
1. Kualitas lingkungan hidup ialah kemampuan lingkungan dalam menjaga keseimbangannya yang diukur melalui luas degradasi hutan dalam satuan hektar
Ha. 2. Jumlah penduduk ialah banyaknya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia
dihitung dengan satuan jiwa. 3. Anggaran lingkungan hidup adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan atau
dianggarkan pemerintah untuk mengelola lingkungan hidup dalam satuan rupiah. 4. Subsektor perkebunan adalah total luas areal yang digunakan untuk usaha
tanaman perkebunan yang dimiliki atau dikelola oleh perorangan, perusahaan swasta maupun pihak pemerintah selama periode 1 tahun dalam satuan hektar
Ha. 5. Sektor pertanian adalah total luas areal yang digunakan untuk usaha pertanian
pangan dan holtikultura, baik itu oleh perorangan, swasta, maupun pemerintah selama periode 1 tahun yang dinyatakan dengan satuan hektar Ha
Universitas Sumatera Utara
6. Jumlah industri adalah total jumlah industri besar, sedang, kecil, dan rumah tangga selama 1 tahun yang dinyatakan dengan satuan unit.
7. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan produksi barang dan jasa selama 1 tahun, difroksi dengan PDB yang dinyatakan dengan satuan rupiah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Wilayah Indonesia 4.1.1. Keadaan Geografis
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan dengan jumlah pulau kurang lebih sebanyak 17.508 pulau besar dan kecil. Indonesia terletak diantara dua benua
yaitu benua Australia dan benua Asia, serta diantara dua samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera Hindia. Jarak antara dua wilayah di Indonesia dari yang paling
barat ke yang paling timur adalah 5.110 km dan jarak antara dua wilayah yang paling utara ke yang paling selatan adalah 1.888 km. Sebagai negara kesatuan, Indonesia
terdiri dari 33 propinsi yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Secara geografis, Indonesia memiliki batas – batas astronomis sebagai berikut
: Utara
: 6 08’LU
Selatan : 11
15’LS Barat
: 94 45’BB
Timur : 141
05’BT
Universitas Sumatera Utara