Autokorelasi Uji D-W Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas Multikolinearity

gejala multikolinieritas. Pada hasil uji, diperoleh koefisien tolerance untuk keseluruhan variabel adalah, X 1 = 0,480 ; X 2 = 0,375; X 3 = 0,015; X 4 = 0,012 ; X 5 = 0,167; Y 1 = 0,020. Koefisien tolerance semua variabel lebih kecil dari 0,5. Jadi, masih terdapat gejala multikolinieritas dalam model ini. B.VIF Untuk menguji gejala multikolinieritas yang terjadi pada model dilakukan pengujian dengan melihat VIF. Apabila VIF lebih kecil dari lima 5 maka tidak terjadi multikolinieritas. Pada hasil uji diperoleh VIF untuk keseluruhan variabel adalah, X 1 = 20,620 ; X 2 = 2,667; X 3 =65,397 ; X 4 = 82,58 ; X 5 = 5,995 ; Y 1 = 49,912 , karena koefisien VIF melebihi lima 5. Maka model ini masih terdapat gejala multikolinieritas, kecuali pada variabel X 2 .

4.5.2. Autokorelasi Uji D-W

Uji Durbin Watson D-W digunakan untuk menguji apakah model regresi mengandung korelasi serial autokorelasi diantara variabel pengganggu disturbance term, dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : a. Hipotesa : Ho : ρ = 0 tidak ada autokorelasi. Ha : ρ ≠ 0 ada autokorelasi. b. n = 33 ; k = 6 maka dl = 1.061 4-dl = 2,939 du = 1,900 4-du = 2,1 Universitas Sumatera Utara c. D-W hitung = 1,259 d. Kriteria pengambilan keputusan : • Ho ditolak jika DW Dl ada korelasi positif. • Ho ditolak jika DW 4-Dl ada korelasi negatif. • Ho diterima jika Du DW 4-Du tidak ada autokorelasi. • tak ada keputusan jika Dl ≤ DW ≤ Du inconclusive • tak ada keputusan jika4-Du ≤ DW ≤ 4-Dl inconclusive e. Keputusan: Gambar 4.13. Uji D-W a. Keputusan: Berdasarkan data diatas, dapat diperoleh bahwa Du ≤ DW ≤ 4 -Du 1,90 ≤ 2,090 ≤ 2,1 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95. Inconclusive H diterima no serial correlation 1,90 2,939 2,1 1,061 Autokorelasi + Autokorelasi - 2,090 Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tersebut didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Sektor industri X 1 Sektor industri X 1 memiliki tanda positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan koefisien sebesar 0,277. Hal ini berarti bahwa bila terjadi kenaikan pada sektor industri sebesar 10 akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,7 2. Sektor Pertanian X 2 Sektor pertanian X 2 memiliki tanda negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan koefisien sebesar -0.038. Hal ini berarti bahwa bila terjadi kenaikan pada Sektor Pertanian sebesar 10 akan menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 3. Subsektor perkebunan X 3 Subsektor perkebunan X 3 memiliki tanda positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan koefisien sebesar 0,695. Hal ini berarti bahwa bila terjadi kenaikan pada subsektor perkebunan sebesar 10 akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,9 Universitas Sumatera Utara