4.1.3. Kondisi Perindustrian Indonesia.
Secara praktis Industri dapat diartikan sebagai kegiatan memproses atau mengolah bahan mentah menjadi barang yang memiliki nilai guna dengan skala
komersial maka dengan pengertian tersebut maka dapat dikatakan kondisi perindustrian suatu negara dapat mencerminkan kemampuan negara tersebut dalam
mengolah bahan mentah, mencukupi kebutuhan nasional bahkan menyuplai kebutuhan negara lain melalui ekspor yang pada akhirnya menjadi devisa bagi
negara. Sehingga kemampuan industri menjadi salah satu syarat penting bagi suatu negara untuk memiliki kemandirian dan daya saing didunia internasional.
Fenomena industri merupakan fenomena yang menarik karena dalam perjalanannya industrialisasi telah merubah tatanan peradaban dunia karena
industrialisasi tidak hanya membawa efek berupa jumlah produk yang meningkat tetapi industrialisasi juga membawa budaya yaitu budaya inovatif, kreatif dan
progressif. Hal ini bisa kita lihat pada negara-negara maju di dunia saat ini, negara seperti Amerika, Jepang, Jerman dan sebagainya merupakan negara yang maju dalam
struktur industrinya, serta etos kerja masyarakat di negara maju yang inovatif dan kreatif.
Selain itu, saat ini negara-negara lainnya pun tengah melaju kencang dengan industrialisasinya seperti China, Thailand, Malaysia, Vietnam dan sebagainya.
Berbeda dengan Indonesia negara-negara tersebut mampu untuk membangun struktur industri mereka dengan baik seperti adanya program yang jelas , adanya produk
unggulan dan penguasaan teknologi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan industri di Indonesia memang telah banyak memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jumlah industri di Indonesia baik besar
sedang maupun tiap tahunnya mengalami pertambahan. Pada tahun yang ada kita dapat melihat perkembangan jumlah industri, pada tahun 1974 juklah industri di
Indonesia sebanyak 7,09 juta buah. Sedangkan tahun 1975 bertambah menjadi 7,18 juta. Pertambahan jumlah industri ini terus terjadi hingga akhirnya pada tahun 1997
ada terdapat penurunan jumlah industri. Pada tahun 1996 jumlah industri yang ada sebanyak 22.615.000 buah dan turun sebanyak 229.000 buah menjadi 21.423.000
buah industri pada tahun 1997. Kondisi ekonomi Indonesia yang sedang buruk dan krisis ekonomi yang melanda telah memaksa banyak industri tutup dan gulung tikar.
Penurunan jumlah industri ini berlanjut terus pada tahun 1998 menjadi 21.423.000 buah. Industri yang mengalami kebangkrutan pada umumnya adalah industri besar
yang modalnya sangat tergantung pada modal dari luar negri atau utang luar nergeri. Dan walau pada tahun 1999 dan tahun 2000 ada sedikit kenaikan jumlah industry
namun hal itu tidak berlangsung lama. Dampak krisis ekonomi yang terjadi sepertinya berdampak panjang pada perindutrian Indonesia. Tahun 2000 industri
yang ada sebanyak 22.174.000 buah turun menjadi 21.396.000 buah, dan terus lagi pada tahun 2002 menjadi 21.146.000 buah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Jumlah Industri Indonesia Tahun 1974-2006
Tahun Jumlah Industri
unit
1974 7.091.000
1975 7.189.000
1976 7.258.000
1977 7.656.000
1978 7.832.000
1979 7.942.000
1980 7.950.000
1981 7.960.000
1982 8.006.000
1983 8.020.000
1984 8.221.000
1985 12.909.000
1986 12.765.000
1987 12.778.000
1988 14.664.000
1989 14.676.000
1990 16.494.000
1991 16.536.000
1992 17.154.000
1993 18.163.000
1994 19.017.000
1995 21.551.000
1996 22.615.000
1997 22.386.000
1998 21.423.000
1999 22.070.000
2000 22.174.000
2001 21.396.000
2002 21.146.000
2003 20.324.000
2004 20.685.000
2005 20.729.000
2006 23.224.000
Sumber: Badan Pusat Statistik
Universitas Sumatera Utara
Dan puncak penurunan jumlah industri Indonesia terjadi pada tahun 2003, jumlah industri besar sedang dan kecil hanya sebanyak 20.324.000 buah. Di tahun
2004 dimana terjadi perputaran pemerintahan dan terpilihnya presiden baru saat itu sepertinya membangunkan kembali peranan industri dalam perekonomian. Jumlah
industri saat itu sebesar 20.729.000 buah naik menjadi 23.224.000 buah di tahun berikutnya.
4.1.4. Kondisi Pertanian Indonesia.