Gambar 7 Jumlah pemakaian nada pada repertoar Gondang Ni Tuhan. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa nada yang sering muncul adalah nada
D yaitu sebanyak 355 kali, nada E sebanyak 303 kali, nada C sebanyak 222 kali, nada F sebanyak 137 kali, dan nada G sebanyak 27 kali.
Sedangkan untuk repertoar gondang tu Raja Nasiakbagi frekwensi pemakaian nadanya adalah :
Gambar 8 Jumlah pemakaian nada pada repertoar Gondang tu Raja Nasiakbagi Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa nada yang paling sering muncul adalah
nada E yaitu 221 kali, nada F 193 kali, nada D 146 kali, nada G 49 kali, dan nada C 16 kali.
4.4.5 Interval
Interval adalah jarak antara satu nada ke nada berikutnya. Pada repertoar gondang ni Tuhan, jenis interval yang digunakan adalah Prime Murni 1P, Second minor 2m,
Second Mayor 2M, Ters minor 3m, Ters Mayor 3M, Kwart Perfect 4P, dan Kwint Perfect 5P. Sedangkan pada repertoar gondang tu Raja Nasiakbagi interval yang
digunakan adalah Prime Murni 1P, Secong minor 2m, Second Mayor 2M, Ters minor 3m, Ters Mayor 3M, dan Septime minor 7m. Semua interval tersebut cara
83
penghitungannya dengan mempertimbangkan adanya nada-nada yang naik dan turun, kecuali pada interval Prime Murni yang tidak mempunyai interval naik dan turun.
Susunan interval yang terdapat pada kedua repertoar gondang dapat dilihat pada tabel berikut :
Distribusi Interval Gondang Ni Tuhan Interval Naik Turun Jumlah
Prime Murni -
- 343
Second minor 75
66 141
Second Mayor 218
242 460
Ters minor 3
5 8
Ters Mayor 38
17 55
Kwart Perfect 1
4 5
Kwint Perfect 3
1 4
Jumlah Keseluruhan
1016
Gbr 7 Distribusi Interval Gondang Ni Tuhan
Distribusi Interval Gondang Tu Raja Nasiakbagi Interval Naik Turun Jumlah
Prime Murni -
- 329
Second minor 74
89 163
Second Mayor 78
105 183
84
Ters minor 14
1 15
Ters Mayor 8
7 15
Septime minor -
1 1
Jumlah Keseluruhan
706
Gbr 8 Distribusi Interval Gondang Tu Raja Nasiakbagi
4.4.6 Melodic Form Bentuk Melodi
Bentuk adalah hubungan diantara bagian-bagian dari suatu komposisi termasuk hubungan diantara melodis dan ritmis Nettle 1964:149-150.
Dalam menganalisa bentuk, Malm menawarkan beberapa pendapat antaralain: 1 repetitive yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang, 2 Iterative yaitu bentuk nyanyian
yang memakai melodi kecil dengan kecenderukan pengulangan-pengulangan seluruh nyanyian, 3 Reverting yaitu bentuk nyanyian yang terjadi pengulangan pada frasa
pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodis, 4 Progresive yaitu bentuk nyanyian yang terus dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru.
Berdasarkan keterangan diatas, penulis melihat bahwa bentuk melodi dari kedua gondang yang ditranskripsikan adalah Repetitive. Hal ini disimpulkan karena terjadinya
pengulangan-pengulangan dalam perjalanan melodinya.
4.4.6.1 Analisis Bentuk Gondang Ni Tuhan
Perjalanan melodi
gondang ni Tuhan sebenarnya terdiri dari 6 enam bentuk yaitu : A-B-C-D-E-F. Namun di dalam perjalanan melodinya terjadi 3 tiga kali
pengulangan dari bentuk A, 1 satu kali pengulangan pada bentuk B, 4 empat kali pengulangan pada bentuk C, 1 satu kali pengulangan pada bentuk D, dan 1 satu kali
85
pengulangan pada bentuk F. Sehingga perjalanan melodi gondang ni Tuhan menjadi : A- B-C-D-A-C-C-E-D-A-B-C-C-F-F-A.
Perjalanan melodi
gondang ni Tuhan dimulai dari frasa pembuka yaitu mulai dari birama 1 sampai birama 5 ketukan ke 3. setelah frasa pembuka dilanjutkan dengan bentuk
A yang dimulai dari birama 5 ketukan ke 3 sampai birama 13 ketukan ke 3 nada pertama. Bentuk B dimulai dari birama 13 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 17 ketukan ke 3.
bentuk C dimulai dari birama 17 ketukan 4 sampai birama 21 ketukan 3 nada pertama. Bentuk D dimulai dari birama 21 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 35. kemudian
terjadi pengulangan bentuk A yang dimulai dari birama 36 sampai birama 41 pada bentuk ini terjadi pengembangan dari bentuk A. Selanjutnya terjadi pengulangan bentuk
C mulai dari birama 42 sampai birama 45. Kemudian terjadi pengulangan bentuk C mulai dari birama 46 sampai birama 49 ketukan 3 nada pertama. Selanjutnya terjadi bentuk baru
yaitu bentuk E mulai dari birama 49 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 51 ketukan 3 nada pertama. Kemudian terjadi pengulangan bentuk D mulai dari birama 51 ketukan 3
nada ke 2 sampai birama 65. Selanjutnya terjadi pengulangan bentuk A mulai dari birama 66 sampai birama 73 ketukan 4 nada pertama. Kemudian pengulangan bentuk B mulai
birama 73 ketukan 4 nada ke 2 sampai birama 77. terjadi lagi pengulangan bentuk C mulai birama 78 sampai birama 81 ketukan 4 nada pertama. Selanjutnya terjadi
pengulangan bentuk C dimulai dari birama 81 ketukan 4 nada ke 2 sampai birama 85 ketukan 4 nada pertama bentuk ini merupakan pengembangan dari bentuk C. Kemudian
terjadi bentuk yang baru yaitu bentuk F mulai dari birama 85 ketukan 4 nada ke 2 sampai birama 89 ketukan 4 nada pertama. Selanjutnya terjadi pengulangan bentuk F mulai dari
birama 89 ketukan 4 nada ke 2 sampai birama 94 ketukan pertama. Kemudian pada
86
bagian penutup adalah merupakan pengulangan dari bentuk A mulai dari birama 94 ketukan ke 2 sampai birama 103. secara keseluruhan untuk melihat perjalanan bentuk
melodi gondang ni Tuhan dapat dilihat pada contoh berikut ini : Bentuk A
Bentuk B
Bentuk C
Bentuk D
Bentuk A1
Bentuk C
Bentuk C
Bentuk E
87
Bentuk D
Bentuk A
Bentuk B
Bentuk C
Bentuk C1
Bentuk F
Bentuk F
Bentuk A
88
4.4.6.2 Analisis Bentuk Gondang tu Raja Nasiakbagi
Perjalanan melodi
gondang tu Raja Nasiakbagi terdiri dari 2 dua bentuk dasar yaitu A dan B. Namun di dalam perjalanan melodinya terjadi 2 dua kali pengulangan
dari bentuk B, sehingga keseluruhan perjalanan melodi tersebut menjadi 4 empat bentuk yaitu : A-B-B-B.
Perjalanan melodi Gondang tu Raja Nasiakbagi di mulai dari frasa pembuka yaitu pada birama 2 ketukan 3 sampai birama 5 ketukan 2 nada pertama. Bentuk A dimulai dari
birama 5 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama 19 ketukan ke 2 nada pertama. Bentuk B dimulai dari birama 19 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama 33 ketukan 2 nada pertama.
Kemudian terjadi pengulangan bentuk B mulai dari birama 33 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama 47 ketukan 2 nada pertama. Kemudian pada bagian penutup terjadi lagi
pengulangan bentuk B mulai dari birama 47 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama 61. Untuk melihat bentuk melodi gondang tu Raja Nasiakbagi lebih jelasnya dapat dilihat
pada contoh berikut : Bentuk A
Bentuk B
89
Bentuk B
Bentuk B
4.4.7 Frasa
Frasa adalah bagian-bagian dari bentuk perjalanan melodi.
4.4.7.1 Analisis Frasa Gondang Ni Tuhan
Frasa-frasa yang terdapat pada gondang ini terdiri dari frasa pembuka yang dimulai dari birama 1 ketukan ke 2 sampai birama 4 ketukan 3. Selain frasa pembuka,
frasa-frasa yang terdapat pada gondang ini adalah : a,a1,a2,a3,b,c,c1,d,d1,e,f. Frasa a dimulai dari birama 5 ketukan ke 4 sampai birama 8 ketukan 3. Terjadi
pengulangan frasa a mulai birama 9 ketukan 4 sampai birama 12 ketukan 3 nada pertama. Frasa b dimulai dari birama 13 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 17 ketukan 3 nada ke
2. frasa c dimulai dari birama 17 ketukan 4 sampai birama 21 ketukan 3 nada pertama. Frasa d dimulai dari birama 21 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 25 ketukan 3 nada
pertama. Kemudian terjadi pengulangan frasa d mulai dari birama 25 ketukan 3 nada ke 2
90
sampai birama 27 ketukan 3 nada pertama. Kemudian terjadi lagi pengulangan frasa d mulai birama 27 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 31 ketukan 3 nada pertama. Terjadi
lagi pengulangan frasa d mulai dari birama 31 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 35. Selanjutnya terjadi pengulangan frasa a mulai birama 36 sampai birama 39.
kemudian terjadi lagi pengulangan frasa a yang diikuti dengan pengembangan sehingga membentuk frasa yang baru yaitu a1 mulai dari birama 40 sampai birama 41. kemudian
terjadi pengulangan frasa c mulai dari birama 42 sampai birama 45. terjadi lagi pengulangan frasa c mulai birama 46 sampai birama 49 ketukan 4 nada pertama. Frasa e
dimulai dari birama 49 ketukan 4 nada ke 2 sampai birama 51 ketukan 3 nada pertama. Kemudian terjadi pengulangan frasa d mulai birama 51 ketukan 3 nada ke 2 sampai
birama 55 ketukan 3 nada pertama. Terjadi lagi pengulangan frasa d mulai birama 59 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 63 ketukan 3 nada pertama. Terjadi lagi pengulangan
frasa d yang diikuti dengan pegembangan sehingga membentuk frasa yang baru yaitu d1 mulai birama 63 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 65.
Selanjutnya pengulangan
frasa a dan diikuti pengembangan sehingga membentuk frasa baru yaitu a2 mulai dari birama 66 sampai birama 69. kemudian terjadi lagi
pengulangan frasa mulai birama 70 sampai birama 73 ketukan 4 nada pertama. Selanjutnya terjadi pengulangan frasa b mulai birama 73 ketukan 4 nada ke 2 sampai
birama 77. kemudian terjadi pengulangan frasa c mulai birama 78 sampai birama 81 ketukan 4 nada pertama. Selanjutnya pengulangan frasa c dengan pengembangan
sehingga membentuk frasa baru yaitu frasa c1 mulai birama 81 ketukan 4 nada pertama sampai birama 85 ketukan 4 nada pertama.
91
Frasa f dimulai dari birama 85 ketukan 4 nada ke 2 sampai birama 89 ketukan 4 nada pertama. Terjadi pengulangan frasa f mulai birama 89 ketukan 4 nada ke 2 sampai
birama 94 ketukan pertama. Kemudian terjadi pengulangan frasa a2 mulai birama 94 ketukan 2 sampai birama 98 ketukan pertama. pada bagian penutup merupakan
pengulangan frasa a yang diikuti pengembangan sehingga membentuk frasa baru yaitu a3 mulai birama 98 ketukan 2 sampai birama 103.
Contoh frasa a
Contoh frasa a1
Contoh frasa a2
Contoh frasa a3
Contoh frasa b
Contoh frasa c
Contoh frasa c1
Contoh frasa d
92
Contoh frasa d1
Contoh frasa e
Contoh frasa f
4.4.7.2 Analisis Frasa Gondang tu Raja Nasiakbagi
Frasa-frasa yang terdapat pada Gondang tu Raja Nasiakbagi terdiri dari frasa pembuka yaitu mulai birama 2 ketukan 3 sampai birama 5 ketukan 2 nada pertama.
Selain frasa pembuka, frasa-frasa yang terdapat pada gondang ini adalah frasa a,b,c,c1, dan c2.
Frasa a terjadi pada birama 5 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama 11 ketukan 3 nada pertama. Frasa b terjadi pada birama 11 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 19
ketukan 2 nada pertama. Frasa c terjadi pada birama 19 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama 25 ketukan 3 nada pertama.
Kemudian terjadi pengulangan frasa b mulai birama 25 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 33 ketukan 2 nada pertama. Pengulangan frasa c mulai birama 33 ketukan
2 nada ke 2 sampai birama 39 ketukan 3 nada pertama. Terjadi lagi pengulangan frasa b mulai birama 39 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 47 ketukan 2 nada pertama.
Kemudian terjadi lagi pengulangan frasa c yang diikuti pengembangan sehingga membentuk frasa baru yaitu frasa c1 mulai birama 47 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama
51 ketukan 3 nada pertama.
93
Selanjutnya terjadi pengulangan frasa b mulai birama 51 ketukan 3 nada ke 2 sampai birama 59 ketukan 2 nada pertama. Pada bagian penutup adalah pengulangan
frasa c yang diikuti dengan pengembangan sehingga membentuk frasa baru yaitu frasa c2 mulai birama 59 ketukan 2 nada ke 2 sampai birama 61.
Contoh frasa a
Contoh frasa b
Contoh frasa c
Contoh frasa c1
Contoh frasa c2
4.4.8 Pola-Pola Kadensa
Pola kadensa adalah nada-nada yang dipergunakan pada akhir tiap frasa melodi dalam hal ini yang dimaksud adalah tiga nada terakhir. Seperti kita ketahui bahwa frasa-
frasa yang terdapat pada Gondang Ni Tuhan adalah : a,a1,a2,a3,b,c,c1,d,d1,e,f.
94
Untuk melihat kadensa dari tiap akhir frasa tersebut, penulis mengambil bagian dua birama akhir dari frasa yang dimaksud. Sedangkan untuk menjelaskan nada-nada
yang menjadi kadensa, penulis membuat tanda ......... kadensa yang terdapat pada frasa- frasa tersebut adalah :
Frasa a diakhiri dengan nada c-c-c
frasa a1 diakhiri dengan nada e-e-c
Frasa a2 diakhiri dengan nada e-f-g
Frasa a3 diakhiri dengan nada g-d-d
Frasa b diakhiri dengan nada e-e-c
Frasa c diakhiri dengan nada d-c-c
Frasa c1 diakhiri dengan nada d-c-c
Frasa d Diakhiri dengan nada e-d-c
Frasa d1 diakhiri dengan nada c-c-c
Frasa e
95
diakhiri dengan nada d-c-c Frasa f
dakhiri dengan nada c-c-c Sedangkan frasa untuk gondang tu Raja Nasiakbagi adalah frasa a,b,c,c1, dan c2. Pola-
pola kadensa pada frasa tersebut yaitu :
Frasa a diakhiri dengan nada f-e-e
Frasa b diakhiri dengan nada d-c-e
Frasa c diakhiri dengan nada f-e-e
Frasa c1 diakhiri dengan nada f-e-e
Frasa c2 dakhiri dengan nada f-g-d
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Rangkuman
Ugamo Malim atau Parmalim adalah salah satu kepercayaan asli Batak Toba yang masih ada dan tetap hidup dan berkembang hingga saat ini. Kepercayaan Ugamo
Malim didirikan oleh Raja Sisingamangaraja sekitar tahun 1870 yang merupakan upaya beliau untuk menghadapi ajaran-ajaran keagamaan dan penjajah yang datang dari luar
tanah Batak. Setelah wafatnya Raja Sisingamangaraja, kepemimpinan parmalim ugamo malim dilanjutkan oleh Raja Mulia Naipospos seorang murid sisean Raja
Sisingamangaraja sebagai generasi pertama pimpinan parmalim, beliau disebut Ihutan Bolon parmalim. Sebelum wafatnya Raja Mulia Naipospos beliau telah menyerahkan
tugas kepemimpinannya kepada putra tunggalnya yaitu Raja Ungkap Naipospos generasi kedua pimpinan parmalim. Dan Raja Ungkap Naipospos kemudian
mewariskan tugas kepemimpinannya tersebut kepada putra sulungnya yaitu Raja Marnangkok Naipospos generasi ketiga pimpinan parmalim hingga sekarang.
Kepercayaan parmalim merupakan kepercayaan yang bersumber pada adat dan
tradisi Batak Toba. Adat batak yang murni dan ugamo malim adalah saling mendukung. Hal ini dapat dilihat dari penganutnya yang mayoritas adalah suku Batak Toba, bahasa
pengantar yang digunakan dalam peribadatannya adalah bahasa batak toba, pakaian yang selalu memakai ulos dalam setiap peribadatan, serta pemakaian gondang sabangunan
maupun gondang hasapi dalam beberapa upacara keagamaan.
97