BAB IV TRANSKRIPSI DAN ANALISIS
4.1 Pemilihan Repertoar Gondang Yang Ditranskripsi
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa untuk proses pentranskripsian penulis memilih dua repertoar gondang yaitu gondang ni Tuhan dan
gondang tu Raja Nasiakbagi. Kedua repertoar gondang ini merupakan dua diantara repertoar gondang yang diminta oleh suhut selaku penyelenggara upacara. Pemilihan
kedua repertoar gondang ini dilatarbelakangi karena dalam kepercayaan parmalim diyakini bahwa Tuhan yaitu Tuhan Simarimbulubosi adalah yang memberikan berkat
bagi yang menjalankan ajaran patik dan memberikan ”bura” atau hukuman bagi yang melanggar patik atau orang-orang berdosa. Sedangkan Raja Nasiakbagi adalah perantara
manusia kepada Ompung Mulajadi Nabolon dan penguasa lainnya. Selain itu, pada saat kedua repertoar gondang ini dimainkan sambil manortor, suhut menangis histeris
menyesali dosa-dosa mereka. Sambil menangis mereka memohon agar dosa-dosa mereka diampuni Ompung Mulajadi Nabolon dan roh spiritual lainnya yang mereka percaya
dapat melepaskan mereka dari belenggu dosa.
4.2 Proses Pentranskripsian
Untuk mentranskripsikan kedua repertoar gondang, penulis berpedoman pada apa
yang dikemukakan oleh Bruno Nettl 1964:68 yang mengatakan bahwa : di dalam pentranskripsian dan pendeskripsian suatu musik ada dua pendekatan yang dapat
digunakan, yaitu : 1 pendekatan yang berdasarkan apa yang kita dengarkan lalu
72
mendeskripsikannya dan menganalisa, 2 pendekatan yang berdasarkan penglihatan kita dan kemudian menulis dan mendeskripsikannya.
Demikian juga dalam analisa, dengan analisa kita akan lebih mengetahui hal-hal yang menarik dalam suatu musik. Charles Seeger 1971:23-24 mengatakan, metode
untuk transkripsi adalah metode transkripsi preskriptif dan metode transkirpsi deskriptif. Metode transkripsi preskriptif hanya digunakan untuk menuliskan sebahagian tertentu
yang menonjol dalam musik, dan tidak harus menuliskan secara lengkap tentang detail- detail yang terdapat dalam musik tersebut. Sedangkan metode transkripsi deskriptif
merupakan cara pentranskripsian yang menuliskan secara terperinci dan mendetail dalam musik tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan metode deskriptif.
Pada tahap awal penulis melakukan perekaman dan berusaha mentranskripsikan kedua repertoar gondang dengan memfokuskan pada suara sarune bolon sebagai
pembawa melodi. Penulisan melodi sarune dilakukan dengan menuliskan seluruh gondang nada lagu dari hasil rekaman. Tujuan dari penulisan keseluruhan gondang
nada lagu tersebut adalah dari panjangnya gondang akan dapat diketahui pengulangan- pengulangan bentuk frase dan motif dari gondang yang dimainkan. Untuk menentukan
hitungan dasar ketukan beat, penulis mengambil bunyi hesek yang dibunyikan dalam penyajian ensambel gondang sabangunan. Bunyi hesek tersebut sekaligus menentukan
metronon repertoar gondang. Kedua repertoar gondang yang ditranskripsi telah mempunyai pola meter tertentu, oleh karena itu untuk menentukan birama, meter dan
ritemnya tidak begitu menyulitkan penulis dalam proses pentranskripsian. Dalam menuliskan kedua repertoar gondang, penulis menggunakan sistem notasi
musik barat dengan menyertakan beberapa simbol khusus yakni dengan menggunakan
73
tanda kunci ”G” yang diberi tanda kurung ” ” yang bertujuan agar nada-nada dari melodi yang dituliskan tidak diasosiasikan persis seperti nada-nada pada notasi barat.
Selanjutnya nada asli dan nada dasar dari repertoar gondang ni Tuhan adalah nada ”D”, sedangkan nada asli dan nada dasar dari repertoar gondang tu Raja Nasiakbagi adalah
”G”, namun dalam penulisannya untuk mengefisienkan penggunaan tanda kromatis maka susunan nada-nada ditulis dalam tangga nada netral.
4.3 Transkripsi Kedua Repertoar Gondang