4.4 Analisis
Pada dasarnya dalam proses transkripsi sudah terjadi proses analisis, karena dalam proses tersebut telah dilakukan suatu pengamatan terhadap semua karakteristik
musik yang ditranskripsikan. Dalam menganalisis kedua repertoar gondang, penulis mengacu kepada beberapa karakteristik dalam menganalisa melodi yang dikemukakan
oleh Malm, yakni : 1 scale tangga nada, 2 pitch centre nada dasar, 3 range wilayah nada, 4 frekwensi of note jumlah pemakaian nada, 5 interval, 6 cadence patters
pola-pola kadens, 7 melodic form formula melodi, 8 contour konturgrafik melodi.
4.4.1 Tangga Nada
Tangga nada merupakan urutan nada-nada terendah sampai nada-nada oktaf. Untuk menentukan tangga nada yang dipakai pada kedua repertoar gondang yaitu
gondang ni Tuhan dan Gondang tu Raja Nasiakbagi, penulis berpedoman kepada pendapat yang dikemukakan Malm 1977:8 yang mengatakan bahwa cara menentukan
tangga nada dapat dilihat dari nada pokokmodal. Nada pokokmodal yang dimaksud adalah nada-nada yang dipakai dalam repertoar gondang setelah ditranskripsikan.
Selanjutnya tangga nada dikelompokkan menurut beberapa klasifikasi berdasarkan jumlah nada, yakni : diatonic dua nada, tritonic tiga nada, tetratonic empat nada,
pentatonic lima nada, heksatonic enam nada. Dalam kaitannya dengan kedua repertoar gondang yang ditranskripsi, maka keduanya termasuk ke dalam tangga nada pentatonic
lima nada. Adapun tangga nada tersebut adalah :
Gambar 1 Tangganada repertoar Gondang Ni Tuhan
79
Gambar 2 Tangganada repertoar Gondang tu Raja Nasiakbagi
Namun untuk mempermudah penulis dalam melakukan kerja analisis, maka nada asli dari sarune bolon yang ditranskripsi kemudian ditransposisi. Untuk repertoar
Gondang Ni Tuhan, nada asli dari sarune bolon diturunkan sebanyak Second Mayor, yakni dari “D” menjadi “C” yang diberi simbol 2M
t. Sedangkan untuk repertoar Gondang tu Raja Nasiakbagi nada asli dari sarune bolon dinaikkan sebanyak Kwart
Murni, yakni dari “G” menjadi “C” yang diberi simbol 4M r. Nada-nada inilah yang
selanjutnya digunakan untuk dianalisis. Dengan demikian hasil transposisi terhadap nada diatas menjadi :
Gambar 3 Tangganada repertoar Gondang Ni Tuhan setelah di transposisi
Gambar 4 Tangganada repertoar Gondang tu Raja Nasiakbagi setelah ditransposisi
4.4.2 Nada Dasar
Tonalitas atau nada dasar adalah nada yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan nada mana yang menjadi patokan dasar dalam suatu lagu dalam hal ini
80
repertoar gondang. Nettl 1964:147-149 mengatakan bahwa untuk menentukan nada dasar dari sebuah komposisi musik ada beberapa cara, yakni : 1 patokan yang paling
umum adalah melihat nada mana yang sering dipakai dan nada mana yang jarang dipakai dalam komposisi tersebut, 2 kadang-kadang nada yang harga ritmisnya besar dianggap
nada dasar walaupun jarang dipakai, 3 nada pada bagian tengah komposisi dianggap mempunyai fungsi penting dalam komposisi tersebut, 4 nada yang menduduki posisi
paling rendah dalam tangga nada atau pada posisi tepat di tengah-tengah dapat dianggap penting, 5 interval-interval yang terdapat pada nada kadang-kadang dipakai sebagai
patokan, 6 adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga bisa dipakai sebagai patokan tonalitas, 7 harus diingat bahwa ada barangkali gaya-gaya musik yang mempunyai
sistem tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-patokan diatas. Untuk mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik tampaknya adalah pengalaman
lama dan pengenalan akrab dengan gaya musik tersebut. Dengan melihat ketujuh metode diatas, maka dalam menentukan nada dasar dari
kedua repertoar gondang yang ditranskripsi, penulis memakai metode cara pertama yakni nada yang paling sering digunakan. Sehingga dapat diketahui bahwa nada dasar
dari gondang ni Tuhan adalah nada “D“ sedangkan nada dasar dari gondang tu Raja Nasiakbagi adalah nada “E “.
4.4.3 Range wilayah nada